Mohon tunggu...
Hugo Denilo
Hugo Denilo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

HMI Siap Mengawal Bangsa

9 Oktober 2018   12:11 Diperbarui: 9 Oktober 2018   12:29 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa adalah seseorang yang sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, baik di universitas, institut maupun di akademi. Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan.

Mengapa tidak? Peran mahasiswa sangat penting dalam suatu negara, karena salah satu untuk melihat kualitas dari sebuah negara bisa dilihat dari tingkat kualitas pendidikan dari negara tersebut.

Mahasiswa dan organisasi merupakan kedua hal yang tidak dapat dipisahkan. Organisasi merupakan tempat bagi mahasiswa untuk belajar mengenal demokrasi. Organisasi juga bisa sebagai tempat belajar menjadi seorang pemimpin dan menjadi anggota. Namun bagi beberapa orang, mengikuti suatu organisasi pada saat menjadi mahasiswa akan banyak membuang waktu belajar demikepentingan organisasi.

Mendengar kata organisasi mahasiswa, hal yang pertama muncul di benak saya adalah kejadiaan pada tahun 1998 yaitu pada saat mahasiswa melakukan pergerakan untuk menurunkan pemerintahan Soeharto pada saat itu. Mahasiswa yang aktif dalam suatu organisasi disebut sebagai mahasiswa aktivis.

Dalam suatu organisasi pasti memiliki pemimpin dan anggota-anggota yang tentunya memiliki pemikaran yang berbeda satu sama lain. Menjadi aktivis merupakan cikal bakal untuk menjadi seorang pembicara yang mempunyai penilaian kritis dan tentunya memiliki anggota/pengikut, sehingga bisa dimanfaatkan setelah menyelesaikan jenjang kuliah.

Mempunyai pengalaman sebagai aktivis tentu akan mengajarkan cara menyampaikan pendapat dimuka umum baik secara formal maupun informal, tergantung pada situasi.

Maraknya aksi unjuk rasa dibeberapa daerah di Indonesia, biasanya diikuti oleh beberapa mahasiswa dengan mengatasnamakan satu organisasi mahasiswa. Maraknya demonstrasi mahasiswa ini menandakan bahwa bangsa Indonesia memiliki beberapa permasalahan baik di bidang politik, ekonomi, hukum maupun sosial budaya.

Namun tidak sedikit aksi dari organisasi mahasiswa itu melakukan unjuk rasa dengan cara anarkis seperti merusak bangunan pemerintah ataupun melukasi pihak aparat yang sedang bertugas untuk mengamankan aksi tersebut. Organisasi mahasiswa sangat identik dengan aksi unjuk rasa, melihat sifat kritik yang dimiliki oleh mahasiswa itu sendiri.

Namun tidak semua organisasi mahasiswa dapat diidentikkan dengan aksi unjuk rasa dan kekerasan. Tiap-tiap organisasi mahasiswa tentu memiliki pemimpin dan cara memimpin yang berbeda-beda sehingga beberapa organisasi mahasiswa ada yang pro dan kontra terhadap suatu permasalahan yang sedang terjadi di Indonesia.

Tidak sedikit organisasi mahasiswa yang saat ini pro terhadap pemerintah dan kontra terhadap pemerintah. Hal terjadi karena perbedaan infromasi yang didapatkan organisasi dan cara menyerap informasi yang berbeda-beda.

Seharusnya organisasi mahasiswa menjadi organisasi yang dapat bekerja sama dengan pemerintah dan memberikan saran serta masukan secara baik yang mendukung perubahan kearah yang lebih baik. Namun pada kenyataannya organisasi mahasiswa pada saat ini belum satu suara meskipun sudah ada Badan Eksekuti Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI).

Peranan dari organisasi mahasiswa sangat penting jika setiap orang yang menjadi anggota dari organisasi tersebut terpilih berdasarkan kompetensi yang dimiliki. Dengan memiliki modal nilai akademik dan moral tentu akan menciptakan organisasi mahasiswa yang disegani oleh pemerintah dan tentunya setiap masukan pasti didengarkan.

Namun pada kenyataannya ada beberapa organisasi mahasiswa yang anggotanya berkelakuan seperti preman, karena hanya bisa mengkritik tanpa memberikan solusi. Salah satu organisasi besar mahasiswa yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sudah berdiri sejak tahun 1947 atas prakarsa Lafran Pane bersama 14 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Islam (sekarang UII).

Organisasi yang sudah berjalan sejak lama dan tentunya telah memiliki banyak pengalaman dalam masa perjalannya sampai sekarang. HMI telah memberikan banyak kontribusi bagi pemerintahan dari dulu sampai sekarang ini. Tidak hanya demikian, HMI juga memiliki pandangan yang berbeda tentang pemerintahan Indonesia meskipun terkadang terjadi pro dan kontra namun pada akhirnya tetap beriringan dengan pemerintah.

Seperti halnya kebijakan pemerintah tentang konsep revolusi mental yang disampaikan pada 5 Oktober 2018 lalu. Presiden membacakan sembilan tuntutan rakyat indonesia di Istana Bogor. Tuntutan tersebut merupakan saran dan kritik berdasarkan kajian HMI terkait kondisi bangsa dan negara saat ini.

HMI sangat sepakat dengan konsep revolusi mental yang dicetuskan Presiden Joko Widodo dan menginginkan akan terciptanya pembangunan karakter nasional. HMI berjanji akan selalu mengawal demokrasi di Republik ini.

Tidak pandang bulu, tidak lagi melihat kepentingan A atau B, tapi melihat demi kepentingan bangsa untuk bersama-sama menjalankan estafet republik agar Indonesia dapat merayakan kemenangan emas di tahun 2045 sebagaimana perkataan Jihad (Ketua Umum Pengurus Besar HMI). Organisasi mahasiswa seperti inilah yang dibutuhkan oleh bangsa saat ini.

*Oleh : Hugo

Pemerhati Politik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun