Mohon tunggu...
Hudzaifah MaulaIzzatulhaq
Hudzaifah MaulaIzzatulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penggemar sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kota dan Multikulturalisme

31 Desember 2024   11:00 Diperbarui: 31 Desember 2024   12:51 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dewasa ini, multikulturalisme telah menjadi suatu hal yang lumrah terjadi di berbagai belahan dunia. Adanya globalisasi serta kemajuan teknologi mempercepat munculnya masyarakat multikultural.  Masyarakat multikultural dapat ditemukan di lota-kota besar yang biasa menjadi tujuan migrasi bagi berbagai macam suku bangsa. Kota menjadi tempat bertemu dan bercampurnya berbagai kebudayaan yang berbeda-beda dan memberikan tantangan baru dalam mengelola keragaman budaya dan menjamin keadilan serta kesetaraan bagi seluruh penduduknya.

Pengertian multikulturalisme

Istilah multikulturalisme seringkali terdengar untuk menjelaskan sebuah perbedaan dan keragaman. Kata multikulturalisme sendiri berasal dari kata multi yang berarti banyak (lebih dari dua) dan juga culture yang berarti budaya. Secara sederhana, masyarakat multikulturalisme berarti masyarakat yang memiliki lebih dari dua kebudayaan.

Multikulturalisme merupakan sebuah ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari kelompok kebudayaan yang beragam dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam satu kesatuan masyarakat yang modern. Menurut Bagja Waluya dalam buku Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, multikulturalisme diartikan sebagai sebuah pandangan sekaligus pengakuan bahwa suatu negara atau masyarakat adalah beragam dan majemuk. Sedangkan Furnivall berpendapat bahwa masyarakat multikultural merupakan suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu kesatuan politik.

Selain itu, multikulturalisme juga mengisyaratkan pengakuan terhadap realitas keragaman kultural yang yang mencakup keberagaman tradisional dan keberagaman bentuk-bentuk kehidupan atau subkultur. Bagian dari keragaman tradisional mencakup suku, ras, dan agama. Sedangkan keragaman bentuk-bentuk kehidupan merupakan segala hal yang berkaitan dan bermunculan di setiap tahap sejarah kehidupan masyarakat di luar keberagaman tradisional.

Kota modern yang multikultural

Indonesia sebagai negara yang terdiri dari belasan ribu pulau tentu memiliki banyak sekali keragaman budaya dan keragaman individu di dalam masyarakatnya. Hal itu membuat masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang multikultural dengan keberagaman tradisi dan budaya dalam masyarakatnya. Keberadaan masyarakat multikultural sendiri dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keadaan geografis, pengaruh budaya asing, kondisi iklim, serta terdapatnya kelompok suku bangsa yang beraneka ragam.

Di masa kini, perwujudan masyarakat multikultural dapat ditemukan dalam kehidupan kota. Banyak kota-kota di Indonesia yang bisa dikategorikan sebagai kota multikultural seperti kota Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar. Kota-kota tersebut menjadi tempat tinggal bersama bagi beragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan khasnya masing-masing. Sebut saja Jakarta yang warganya terdiri dari berbagai suku bangsa seperti Betawi, Jawa, Sunda, Tionghoa, Batak, Minang, Melayu, dan lain-lain. Contoh lainnya yaitu Surabaya yang penduduknya terdiri dari suku Jawa, Bali, Madura, Tionghoa, Arab, dan yang lainnya.

Di kota-kota itulah masyarakat dari berbagai suku berbeda saling hidup berdampingan, menjalankan kepercayaan masing-masing bersama dengan kebudayaan khas mereka. Banyak orang dari berbagai latar belakang berbeda datang ke kota-kota besar untuk mengadu nasib, mencoba mencari peruntungan yang lebih baik di kota yang mereka datangi. Globalisasi serta perkembangan teknologi yang ada saat ini memudahkan orang untuk bermigrasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Hasilnya adalah terciptanya masyarakat heterogen yang hidup berdampingan di kota, mempertemukan beragam budaya yang berbeda dan memberikan kekayaan budaya bagi warganya serta menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang berkunjung.

Tantangan yang dihadapi

Keberagaman yang ada dalam kehidupan kota tidak hanya memberikan dampak positif saja. Hal tersebut juga membawa berbagai tantangan dan permasalahan dalam kehidupan masyarakat multikultural. Diskriminasi dan eksklusi sosial merupakan salah satu yang cukup sering terjadi, terutama bagi kalangan minoritas. Tidak jarang penduduk minoritas menghadapi diskriminasi berupa keterbatasan akses ke pekerjaan, pendidikan, dan layanan publik. Hal ini memperburuk ketimpangan dan memperbesar jurang antara kelompok mayoritas dan minoritas.

Diskriminasi juga dapat melahrikan konflik dan ketegangan antar komunitas. Hal ini bisa muncul akibat kurangnya pemahaman antar kelompok dan jika tidak ditangani dengan baik, maka dapat menimbulkan kekerasan hingga kerusuhan antar etnis. Peristiwa Poso 1998 dan Sampit 2001 merupakan beberapa contoh kelam kerusuhan antar etnis yang pernah terjadi di Indonesia.

Selain itu, isu lain yang juga bisa muncul adalah gentrifikasi, dimana komunitas budaya lokal seringkali terusir dari wilayah yang sebelumnya merupakan pusat identitas mereka. Hal ini juga bisa terjadi di wilayah perkotaan, dimana etnis tertentu yang merupakan penduduk asli wilayah tersebut digantikan keberadaannya oleh kaum pendatang dengan budayanya yang baru. Hal ini jika tidak ditangani dengan bijak dapat menyebabkan pudarnya kebudayaan lokal serta memicu konflik antar kelompok serta ketidakstabilan sosial.

Solusi

Untuk menghadapi masalah-masalah tersebut maka diperlukan solusi yang tepat supaya keharmonisan masyarakat multikultural tetap terjaga. Pendidikan interkultural merupakan salah satu cara yang bisa digunakan. Dengan pendidikan ini para siswa dapat diajarkan mengenai berbagai kebudayaan dan nilai-nilai toleransi terhadap budaya yang berbeda. Hal ini dapat mencegah terjadinya prasangka buruk sejak dini. Selain itu, dialog dan komunikasi antar kelompok budaya juga dapat menjadi solusi, baik melalui komunitas, ruang publik, media massa ataupun yang lainnya. Adanya dialog ini diharapkan dapat membangun pengertian dan toleransi serta membangun interaksi yang sehat antar berbagai kelompok budaya.

Pemerintah kota juga memiliki peran untuk membantu menjaga integritas antara berbagai kelompok kebudayaan yang ada, yakni dengan mengadopsi kebijakan yang inklusif. Dengan kebijakan yang inklusif ini diharapkan semua golongan masyarakat, baik dari kalangan mayoritas maupun minoritas, dapat memiliki akses yang setara ke pendidikan, pekerjaan, dan layanan publik. Hal ini dapat membantu mengurangi ketegangan dan prasangka yang buruk antar golongan. Selain itu, kemajuan teknologi seperti media sosial juga dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan narasi-narasi positif mengenai keragaman budaya.

Kesimpulan

Dalam kehidupan masyarakat perkotaan yang memiliki geografis dan sosial yang kompleks, tantangan multikulturalisme menjadi suatu hal yang harus dihadapi. Mengelola kota multikultural merupakan tantangan besar, tetapi juga peluang untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis. Secara positif, adanya multikulturalisme dapat memperkaya kebudayaan masyarakat, meningkatkan toleransi, dan meningkatkan kolaborasi di berbagai sektor kehidupan kota. Namun perlu diingat bahwa tantangan yang dihadapi pun akan tetap ada. Maka dari itu, dibutuhkan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat dan juga pihak swasta untuk memastikan bahwa keberagaman menjadi kekuatan, bukan sumber konflik. Dengan pendekatan yang tepat, kota-kota dapat menjadi tempat di mana integrasi budaya terjadi secara alami, menciptakan masa depan yang lebih baik untuk semua pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun