Mohon tunggu...
Hudoyo
Hudoyo Mohon Tunggu... Guru - SMA Negeri 1 Wanadadi, Banjarnegara

Menyukai dengan hal-hal baru yang berbau teknologi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Alasan secara Ekonomi dan Sosial Mengapa Indonesia Lebih Memilih Mengimpor dari pada Memproduksi Sendiri

28 Desember 2023   06:55 Diperbarui: 28 Desember 2023   06:57 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, sebagai negara berkembang dengan ekonomi yang dinamis, telah menjadi salah satu pemain utama dalam perdagangan internasional. Meskipun memiliki potensi besar dalam sumber daya alam dan manusia, Indonesia cenderung lebih suka mengimpor barang daripada memproduksinya sendiri. Tulisan ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis alasan ekonomi dan sosial di balik kecenderungan ini.

Ketergantungan pada Sumber Daya Alam:

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, seperti minyak, gas alam, dan pertambangan. Namun, ketergantungan pada ekspor sumber daya alam tersebut dapat menghambat upaya untuk diversifikasi ekonomi. Kebijakan pemerintah yang mendukung ekspor sumber daya alam mungkin menjadi faktor utama mengapa impor lebih disukai daripada pengembangan industri dalam negeri.

Kondisi Infrastruktur:

Tidaknya infrastruktur yang memadai seringkali menjadi kendala utama dalam memulai dan menjalankan bisnis di Indonesia. Ketidakpastian dalam pasokan energi, transportasi yang tidak efisien, dan birokrasi yang rumit dapat mendorong perusahaan untuk lebih memilih mengimpor barang daripada memproduksinya sendiri.

Biaya Produksi dan Keseimbangan Ekonomi:

Biaya produksi yang tinggi, termasuk biaya tenaga kerja, dapat membuat produksi dalam negeri menjadi kurang kompetitif dibandingkan dengan impor. Selain itu, kebijakan ekonomi yang mendukung pasar terbuka dan persaingan global dapat memotivasi perusahaan untuk mengimpor barang yang lebih murah daripada memproduksinya secara lokal.

Fokus Pada Industri Layanannya:

Pertumbuhan sektor jasa, seperti teknologi informasi, telekomunikasi, dan pariwisata, dapat menggeser fokus dari sektor industri. Perusahaan mungkin lebih cenderung untuk berinvestasi dalam industri jasa yang lebih menguntungkan daripada memulai produksi barang.

Ketidakpastian Regulasi dan Kebijakan Pemerintah:

Perubahan-perubahan dalam regulasi dan kebijakan pemerintah dapat menciptakan ketidakpastian bagi pelaku bisnis. Ini dapat membuat perusahaan enggan untuk menginvestasikan sumber daya mereka dalam produksi lokal, karena risiko perubahan kebijakan yang dapat mempengaruhi operasional mereka.

Kesadaran Merek dan Preferensi Konsumen:

Masyarakat Indonesia seringkali lebih mengidentifikasi diri mereka dengan merek dan produk luar negeri, yang dianggap memiliki kualitas dan status yang lebih tinggi. Hal ini dapat mendorong permintaan untuk barang impor daripada produk lokal.

Dalam mengatasi kecenderungan untuk lebih suka mengimpor daripada memproduksi sendiri, Indonesia perlu mengadopsi kebijakan yang mendukung pengembangan industri dalam negeri, meningkatkan infrastruktur, dan menciptakan lingkungan bisnis yang stabil. Dengan demikian, Indonesia dapat mengoptimalkan potensinya sebagai negara yang mampu memproduksi dan bersaing di pasar global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun