Mohon tunggu...
Huda Pratama
Huda Pratama Mohon Tunggu... Petani - Pejuang Petani Muda

seorang yang hanya ingin terus berjalan dan bergerak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pasca Pandemi, Mahasiswa KKN BTV Universitas Jember Memberikan Stimulus Program Pengembangan UMKM di Desa

5 September 2021   22:17 Diperbarui: 5 September 2021   22:22 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Perkebunan Sei Bejangkar merupakan salah satu desa yang terdapat di wilayah Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis desa Perkebunan Sei Bejangkar memiliki luas wilayah 2023 hektar dengan 4 batasan wilayah. 

Sebelah utara berbatasan dengan Nagori Kp. Lalang Kabupaten Simalungun, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bangun Sari Kecamatan Datuk Tanah Datar, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sei Bejangkar Kecamatan Sei Balai, dan sebelah barat berbatasan dengan Nagori Banjar Hulu Kabupaten Simalungun. 

Berdasarkan data administrasi pemerintahan Desa Perkebunan Sei Bejangkar, jumlah penduduk yang tercatat yaitu 3.121 jiwa yang terbagi dalam 589 kartu keluarga. 

Desa Perkebunan Sei Bejangkar terbagi menjadi 2 wilayah administrasi yaitu 6 dusun di perkampungan masyarakat dan 2 dusun di masyarakat kawasan Perkebunan PT. Lonsum. Tbk. 

Wilayah perkampungan masyarakat adalah sebaran masyarakat yang menempati rumah pribadi, sedangkan masyarakat kawasan perkebunan adalah masyarakat yang menempati perumahan yang disediakan oleh perusahaan. 

Oleh karena itu, masyarakat desa yang berada dikawasan perkebunan cenderung lebih mematuhi aturan perusahaan dibandingkan pemerintah desa. 

Kondisi tersebut seolah menimbulkan "Dualisme Kepemimpinan". Kondisi tersebut menjadikan permasalahan tersendiri bagi pola pemerintahan desa.Desa Perkebunan Sei Bejangkar merupakan salah satu desa yang terdapat di wilayah Kecamatan Sei Balai Kabupaten Batu Bara Provinsi Sumatera Utara. 

Secara geografis desa Perkebunan Sei Bejangkar memiliki luas wilayah 2023 hektar dengan 4 batasan wilayah. Sebelah utara berbatasan dengan Nagori Kp. Lalang Kabupaten Simalungun, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bangun Sari Kecamatan Datuk Tanah Datar, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sei Bejangkar Kecamatan Sei Balai, dan sebelah barat berbatasan dengan Nagori Banjar Hulu Kabupaten Simalungun. 

Berdasarkan data administrasi pemerintahan Desa Perkebunan Sei Bejangkar, jumlah penduduk yang tercatat yaitu 3.121 jiwa yang terbagi dalam 589 kartu keluarga.

Desa Perkebunan Sei Bejangkar terbagi menjadi 2 wilayah administrasi yaitu 6 dusun di perkampungan masyarakat dan 2 dusun di masyarakat kawasan Perkebunan PT. Lonsum. Tbk. Wilayah perkampungan masyarakat adalah sebaran masyarakat yang menempati rumah pribadi, sedangkan masyarakat kawasan perkebunan adalah masyarakat yang menempati perumahan yang disediakan oleh perusahaan. 

Oleh karena itu, masyarakat desa yang berada dikawasan perkebunan cenderung lebih mematuhi aturan perusahaan dibandingkan pemerintah desa. Kondisi tersebut seolah menimbulkan "Dualisme Kepemimpinan". Kondisi tersebut menjadikan permasalahan tersendiri bagi pola pemerintahan desa. 

Kondisi Desa Perkebunan Sei Bejangkar didominasi oleh wilayah persawahan, karena sebanyak 35% dari total profesi masyarakat desa yaitu sebagai petani padi. 

Selain itu, sebanyak 25% masyarakat berprofesi sebagai karyawan swasta, 15% berprofesi sebagai peternak, 10% berprofesi sebagai pedagang, 6% berporfesi sebagai PNS/TNI/POLRI, 5% berprofesi sebagai tukang bangunan, dan 4% memiliki jenis profesi lainya. 

Selain tingkat ekonomi masyarakat Desa Perkebunan Sei Bejangkar juga bersumber dari pengembangan UMKN pengolahan Keripik Pisang Gosong. 

Pelaksana usaha tersebut dilakukan oleh ibu rumah tangga sebagai pendapatan tambahan rumah tangga. Saat ini tercatat terdapat 9 UMKM yang telah aktif melakukan produksi Keripik Pisang Gosong dan tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB).

Iklim usaha terhadap penjualan Keripik Pisang Gosong saat ini mengalami kendala yang cukup siginifikan. Sejak Covid 19 memasuki Indonesia, secara perlahan faktor eksternal berpengaruh pada produktifitas UMKM. 

Berbagai kebijakan pembatasan yang diberlakukan mempengaruhi distribusi, selain itu meningkatnya harga bahan baku juga tidak dapat terhindarkan. 

Seperti halnya terjadi pada UMKM Keripik Pisang Gosong, UMKM cukup merasakan meningkatnya harga bahan baku seperti pisang dan minyak goreng, dan menurunnya pendapatan masyarakat yang berakibat pada menurunnya permintaan Keripik Pisang Gosong. 

Kondisi internal usaha juga masih memiliki kekurangan seperti belum memiliki mitra tetap penjualan, belum memiliki brand, sistem pemasaran yang masih sederhana dan belum memiliki standar, dan belum adanya peran inovasi sebagai upaya perbaikan pasar. Biasanya penjualan hanya mengandalkan pelanggan yang sudah pernah memesan menghubungi kembali tanpa adanya standar penawaran yang berkelanjutan. 

Apabila pelanggan lama masih memiliki stok dan belum ada pemesanan, maka produksi juga mengalami penurunan. Dampak tersebut sangat dirasakan oleh UMKM, karena menurunya pendapatan usaha berakibat pada menurunnya pendapatan tambahan keluarga. Bahkan juga terdapat UMKM yang tidak lagi melakukan produksi akibat ketidaksanggupan menahan situasi yang ada.

Permasalahan yang dirasakan oleh UMKM harus ditanggapi secaraKondisi Desa Perkebunan Sei Bejangkar didominasi oleh wilayah persawahan, karena sebanyak 35% dari total profesi masyarakat desa yaitu sebagai petani padi. 

Selain itu, sebanyak 25% masyarakat berprofesi sebagai karyawan swasta, 15% berprofesi sebagai peternak, 10% berprofesi sebagai pedagang, 6% berporfesi sebagai PNS/TNI/POLRI, 5% berprofesi sebagai tukang bangunan, dan 4% memiliki jenis profesi lainya. 

Selain tingkat ekonomi masyarakat Desa Perkebunan Sei Bejangkar juga bersumber dari pengembangan UMKN pengolahan Keripik Pisang Gosong. 

Pelaksana usaha tersebut dilakukan oleh ibu rumah tangga sebagai pendapatan tambahan rumah tangga. Saat ini tercatat terdapat 9 UMKM yang telah aktif melakukan produksi Keripik Pisang Gosong dan tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB).

Iklim usaha terhadap penjualan Keripik Pisang Gosong saat ini mengalami kendala yang cukup siginifikan. Sejak Covid 19 memasuki Indonesia, secara perlahan faktor eksternal berpengaruh pada produktifitas UMKM. 

Berbagai kebijakan pembatasan yang diberlakukan mempengaruhi distribusi, selain itu meningkatnya harga bahan baku juga tidak dapat terhindarkan. Seperti halnya terjadi pada UMKM Keripik Pisang Gosong, UMKM cukup merasakan meningkatnya harga bahan baku seperti pisang dan minyak goreng, dan menurunnya pendapatan masyarakat yang berakibat pada menurunnya permintaan Keripik Pisang Gosong. 

Kondisi internal usaha juga masih memiliki kekurangan seperti belum memiliki mitra tetap penjualan, belum memiliki brand, sistem pemasaran yang masih sederhana dan belum memiliki standar, dan belum adanya peran inovasi sebagai upaya perbaikan pasar. 

Biasanya penjualan hanya mengandalkan pelanggan yang sudah pernah memesan menghubungi kembali tanpa adanya standar penawaran yang berkelanjutan. Apabila pelanggan lama masih memiliki stok dan belum ada pemesanan, maka produksi juga mengalami penurunan. 

Dampak tersebut sangat dirasakan oleh UMKM, karena menurunya pendapatan usaha berakibat pada menurunnya pendapatan tambahan keluarga. Bahkan juga terdapat UMKM yang tidak lagi melakukan produksi akibat ketidaksanggupan menahan situasi yang ada. 

Permasalahan yang dirasakan oleh UMKM harus ditanggapi secara serius, karena UMKM menjadi salah satu kekuatan ekonomi masyarakat dalam mewujudkan kemandirian ekonomi. 

Dalam hal ini Universitas Jember berkontribusi melalui kebijakan pendidikan sebagai wujud pembangunan iklim UMKM di Indonesia dengan mengusung program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back To Village (BTV). 

Salah satu program tematik yang diusung oleh Universitras Jember yaitu Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid 19. Seluruh mahasiswa diharuskan melakukan KKN di desa masing-masing agar dapat menumbuhkan kembali peran UMKM bagi ekonomi masyarakat desa.

Program KKN BTV tahun 2021 merupakan tahun ke tiga dilakukan. Efek pandemi Covid 19 cukup melumpuhkan berbagai sektor termasuk pendidikan dan ekonomi masyarakat. Pada satu sisi keterbatasan akibat pandemi Covid 19 memberi hambatan mobilitas. Akan tetapi, pandemi tidak hanya harus dirasakan dengan keterpurukan karena masih banyak hal yang dapat diupayakan dengan strategi yang tepat. 

Dalam hal ini Universitas Jember melihat situasi ini sebagai momentum untuk membangun desa melalui penerjunan mahasiswa KKN di berbagai desa asal di seluruh Indonesia. Harapannya setiap mahasiswa mampu mengabdikan diri sekaligus berkontribusi dalam membangun sumberdaya desa seperti UMKM yang mandiri dan berdaya saing.

Dalam menanggulangi permasalahan yang dirasakan oleh UMKM Keripik Pisang Gosong di Desa Perkebunan Sei Bejangkar, penulis telah menyusun beberapa program kerja. 

Program tersebut ditujukan meningkatkan kualitas UMKM Keripik Pisang Gosong agar dapat berdaya saing kembali di pasar dengan strategi perubahan penjualan. Program yang disusun berbasis workshop dengan judul "Mengungkap Rahasia Optimal Penjualan" agar mengembalikan orderan di masa pandemi Covid 19. 

Agenda workshop terbagi dalam tiga bagian hari yaitu Stategi Pengembangan Media dan Mitra, Teknik Copywritting dan Closing, dan Teknik Membedah Masalah dan Problem Solving.

Materi Strategi Pengembangan Media dan Mitra akan membahas mengenai cara membangun sebuah brand dan pengelolaannya, mengembangkan mitra penjualan seperti toko kuliner ataupun pola agen danserius, karena UMKM menjadi salah satu kekuatan ekonomi masyarakat dalam mewujudkan kemandirian ekonomi. 

Dalam hal ini Universitas Jember berkontribusi melalui kebijakan pendidikan sebagai wujud pembangunan iklim UMKM di Indonesia dengan mengusung program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back To Village (BTV). Salah satu program tematik yang diusung oleh Universitras Jember yaitu Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid 19. Seluruh mahasiswa diharuskan melakukan KKN di desa masing-masing agar dapat menumbuhkan kembali peran UMKM bagi ekonomi masyarakat desa.

Program KKN BTV tahun 2021 merupakan tahun ke tiga dilakukan. Efek pandemi Covid 19 cukup melumpuhkan berbagai sektor termasuk pendidikan dan ekonomi masyarakat. Pada satu sisi keterbatasan akibat pandemi Covid 19 memberi hambatan mobilitas. 

Akan tetapi, pandemi tidak hanya harus dirasakan dengan keterpurukan karena masih banyak hal yang dapat diupayakan dengan strategi yang tepat. 

Dalam hal ini Universitas Jember melihat situasi ini sebagai momentum untuk membangun desa melalui penerjunan mahasiswa KKN di berbagai desa asal di seluruh Indonesia. Harapannya setiap mahasiswa mampu mengabdikan diri sekaligus berkontribusi dalam membangun sumberdaya desa seperti UMKM yang mandiri dan berdaya saing. 

Dalam menanggulangi permasalahan yang dirasakan oleh UMKM Keripik Pisang Gosong di Desa Perkebunan Sei Bejangkar, penulis telah menyusun beberapa program kerja. Program tersebut ditujukan meningkatkan kualitas UMKM Keripik Pisang Gosong agar dapat berdaya saing kembali di pasar dengan strategi perubahan penjualan. 

Program yang disusun berbasis workshop dengan judul "Mengungkap Rahasia Optimal Penjualan" agar mengembalikan orderan di masa pandemi Covid 19. Agenda workshop terbagi dalam tiga bagian hari yaitu Stategi Pengembangan Media dan Mitra, Teknik Copywritting dan Closing, dan Teknik Membedah Masalah dan Problem Solving. 

Materi Strategi Pengembangan Media dan Mitra akan membahas mengenai cara membangun sebuah brand dan pengelolaannya, mengembangkan mitra penjualan seperti toko kuliner ataupun pola agen dan reseller, bergabung dengan komunitas kuliner ditingkat lokal dan nasional, dan bermitra dengan beberapa merchand online dibidang periklanan dan penjualan. 

Pada materi Teknik Copywritting dan Closing UMKM akan belajar mengenai riset postinganl, cara membuat caption yang menarik, membuat headline iklan, dan juga mengelola pemesanan agar terjadi repeat order. Pada materi ketiga UMKM akan membahas mengenai Teknik Membedah Masalah dan Problem Solving yang tujuannya UMKM dapat secara mandiri memetakan masalah dan menemukan strategi penyelesaian dengan efektif. Workshop tersebut dirancang dengan pendekatan pendampingan agar dapat diterapkan oleh UMKM. 

Harapannya dengan adannya workshop dan pendampingan UMKM Keripik Pisang Gosong dapat melakukan program secara keberlanjutan, kemitraan penjualan menjadi lebih luas, meningkatnya daya saing inovasi usaha produk, dan juga meningkatkan kembali permintaan usaha Keripik Pisang Gosong.reseller, bergabung dengan komunitas kuliner ditingkat lokal dan nasional, dan bermitra dengan beberapa merchand online dibidang periklanan dan penjualan. 

Pada materi Teknik Copywritting dan Closing UMKM akan belajar mengenai riset postinganl, cara membuat caption yang menarik, membuat headline iklan, dan juga mengelola pemesanan agar terjadi repeat order. 

Pada materi ketiga UMKM akan membahas mengenai Teknik Membedah Masalah dan Problem Solving yang tujuannya UMKM dapat secara mandiri memetakan masalah dan menemukan strategi penyelesaian dengan efektif. Workshop tersebut dirancang dengan pendekatan pendampingan agar dapat diterapkan oleh UMKM. 

Harapannya dengan adannya workshop dan pendampingan UMKM Keripik Pisang Gosong dapat melakukan program secara keberlanjutan, kemitraan penjualan menjadi lebih luas, meningkatnya daya saing inovasi usaha produk, dan juga meningkatkan kembali permintaan usaha Keripik Pisang Gosong.

okrpi
okrpi

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back To Village III di Desa Perkebuann Sei Bejangkar, Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara digambarkan dalam Business Model Canvas dan Road Map Program Kerja yang telah penulis susun. (Huda Pratama / Kelompok 10 / Desa Perkebunan Sei Bejangkar / Dr.Nita Kuswardhani, S.T.P., M.Eng.).

Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back To Village III di Desa Perkebuann Sei Bejangkar, Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara digambarkan dalam Business Model Canvas dan Road Map Program Kerja yang telah penulis susun. (Huda Pratama / Kelompok 10 / Desa Perkebunan Sei Bejangkar / Dr.Nita Kuswardhani, S.T.P., M.Eng.).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun