Mohon tunggu...
hudandardiri
hudandardiri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Nah I'd Win....

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Gadget berdampak pada Pola Hidup?

24 November 2024   12:16 Diperbarui: 26 November 2024   07:15 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah pesatnya kemajuan teknologi, gadget menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Banyak aktivitas,yang kini bergantung pada perangkat elektronik seperti ponsel, tablet, dan laptop.

Penggunaan gadget memang memberikan banyak manfaat, seperti memudahkan komunikasi dan menunjang pekerjaan dan lainnya. Namun, di balik manfaatnya, penggunaan gadget yang tidak terkendali memunculkan berbagai masalah, terutama dalam pola hidup masyarakat. Kurangnya aktivitas fisik, gangguan tidur, hingga berkurangnya interaksi sosial nyata adalah beberapa dampak negatif dari penggunaan gadget yang berlebih.

Kita sering melihat anak-anak lebih asyik bermain game di ponsel daripada bermain di luar bersama teman-teman sebaya. Orang dewasa pun sering terjebak dalam aktivitas daring hingga lupa memperhatikan waktu. Permasalahan ini menjadi topik yang sering diperbincangkan, dan saya rasa kita harus  mencari solusi atas hal itu.

Gadget terhadap aktivitas sehari-hari

Dikutip dari detik.com masyarakat Indonesia menggunakan gadget lebih dari 6 jam per hari. Pola ini tidak hanya mengubah cara kita bekerja, belajar, dan aktifitas lainnya. Tetapi juga membawa pengaruh negatif terhadap kesehatan fisik dan mental.

Dikutip dari kompas.id , Ketua Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) Damayanti Rusli Sjarif menyampaikan, obesitas terjadi karena asupan kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih banyak dari kalori yang dikeluarkan. “Selain karena kalori dari karbohidrat dan lemak yang berlebih, kebanyakan karena anak memang kurang gerak,” ujarnya kepada  Kompas di Jakarta, Rabu (23/1/2019). Anak yang sudah mengenal gadget biasanya lebih sering menghabiskan waktunya didepan layar, hal ini dapat menyebabkan berkurangnya aktivitas fisik yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan dengan munculnya penyakit seperti obesitas.

Cahaya biru dari layar handphone juga dapat menekan produksi hormon melatonin, yang berakibat otak mengira kondisi masih di siang hari, sehingga dapat menyebabkan gangguan tidur seperti insomnia.

Posisi duduk yang salah saat bermain gadget juga dapat menyebabkan sakit leher, bahu kaku, dan bahkan skoliosis. Selain itu, terlalu lama menatap layar gadget dapat menyebabkan mata kering, mata lelah, dan bahkan gangguan penglihatan jangka panjang.

Gadget juga dapat memengaruhi pola interaksi sosial. Meskipun memungkinkan komunikasi jarak jauh, gadget sering membuat seseorang terisolasi secara emosional dari lingkungannya. Misalnya, orang yang terlalu fokus pada ponselnya saat berkumpul dengan keluarga atau teman, cenderung kehilangan momen berharga dalam kehidupan nyata.

Untuk mengatasi masalah ini, perlunya kesadaran bersama dengan mengambil langkah nyata, sebagai berikut :

1. Kita perlu membatasi screen time harian, misalnya dengan memanfaatkan fitur pengingat waktu pada perangkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun