Di tengah pesatnya kemajuan teknologi, gadget menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Banyak aktivitas,yang kini bergantung pada perangkat elektronik seperti ponsel, tablet, dan laptop. Penggunaan gadget memang memberikan banyak manfaat, seperti memudahkan komunikasi dan menunjang pekerjaan dan lainnya. Namun, di balik manfaatnya, penggunaan gadget yang tidak terkendali memunculkan berbagai masalah, terutama dalam pola hidup masyarakat. Kurangnya aktivitas fisik, gangguan tidur, hingga berkurangnya interaksi sosial nyata adalah beberapa dampak negatif dari penggunaan gadget yang berlebih. Kita sering melihat anak-anak lebih asyik bermain game di ponsel daripada bermain di luar bersama teman-teman sebaya. Orang dewasa pun sering terjebak dalam aktivitas daring hingga lupa memperhatikan waktu. Permasalahan ini menjadi topik yang sering diperbincangkan, dan saya rasa kita harus  mencari solusi atas hal itu.
Gadget terhadap aktivitas sehari-hari
Dikutip dari detik.com masyarakat Indonesia menggunakan gadget lebih dari 6 jam per hari. Pola ini tidak hanya mengubah cara kita bekerja, belajar, dan aktifitas lainnya. Tetapi juga membawa pengaruh negatif terhadap kesehatan fisik dan mental, sebagai contoh anak-anak yang terlalu lama bermain game sering kali mengabaikan aktivitas fisik, yang akibatnya dapat menyebabkan obesitas. Cahaya biru dari layar handphone dapat menekan produksi hormon melatonin yang akibatnya otak mengira ini masih disiang hari, sehingga menyebabkan gangguan tidur (insomnia). Posisi duduk yang salah saat bermain gadget dapat menyebabkan sakit leher, bahu kaku, dan bahkan skoliosis. Selain itu, terlalu lama menatap layar gadget dapat menyebabkan mata kering, mata lelah, dan bahkan gangguan penglihatan jangka panjang.
Gadget juga memengaruhi pola interaksi sosial. Meskipun memungkinkan komunikasi jarak jauh, gadget sering membuat seseorang terisolasi secara emosional dari lingkungannya. Misalnya, orang yang terlalu fokus pada ponselnya saat berkumpul dengan keluarga atau teman cenderung kehilangan momen berharga dalam kehidupan nyata.
Untuk mengatasi masalah ini, perlunya mengambil langkah nyata. Pertama, masyarakat perlu membatasi screen time harian, misalnya dengan memanfaatkan fitur pengingat waktu pada perangkat. Kedua, institusi pendidikan dan pemerintah dapat mengedukasi pentingnya keseimbangan antara teknologi dan aktivitas fisik melalui program literasi digital. Ketiga, orang tua berperan penting dalam menerapkan kebiasaan positif, seperti mengganti waktu bermain gadget dengan kegiatan fisik, kreativitas, dan kegiatan bermanfaat lainnya.
Gadget adalah alat yang diciptakan untuk mempermudah hidup manusia, tetapi penggunaannya yang berlebihan justru dapat menjadi bumerang. Dengan pengelolaan yang tepat, kita dapat menikmati manfaat teknologi tanpa harus mengorbankan kesehatan fisik, mental, dan hubungan sosial. Mari jadikan gadget sebagai alat bantu, bukan pengendali pola hidup kita. Dengan langkah kecil, seperti membatasi penggunaan dan mengutamakan aktivitas yang bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H