Mohon tunggu...
Huda Ahmed
Huda Ahmed Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

membaca dan bermain bola

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Ahlaqul Karimah

22 Desember 2023   19:19 Diperbarui: 22 Desember 2023   19:21 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai mahasiswa aktif di Institut Agama Islam Al-Qodiri Kami Nurul Huda ( NIM:2021096011923) Merasa Mempunyai kewajiban untuk menyampaikan terkait pendidikan akhlaqul karimah.

Manusia diturunkan ke muka bumi oleh Allah SWT bertujuan untuk menjadi khilafah yang menjaga dan mengoptimalkan seluruh potensi terpendam alam semesta. Allah tidak serta merta menjadikan manusia khilafah, Ia membekali manusia dengan sesuatu bernama akal, sebuah anugrah yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya.

Untuk memanfaatkan potensi yang bernama akal manusia ditutntut untuk melalui sebuah proses kehidupan bernama pendidikan. Pendidikan menjadi titik tolak berkembang atau mundurnya peradaban pada sebuah masyarakat. Tidak sedikit sistem pendidikan menempatkan unsur-unsur keberadaan sebagai tolak ukur keberhasilan seseorang.

Proses pendidikan macam ini memungkinkan terciptanya sebuah peradaban yang hedonis, materialis, dan individualis. Pendidikan adalah sebuah proses mencipta sebuah perubahan terhadap peradaban manusia, dengan tujuan mengarahkannya pada satu titik penting dan menentukan pada seseorang atau masyarakat.

 Sebuah perbaikan, baik secara individu maupun masyarakat pasti melalui sebuah proses bernama pendidikan. Pendidikan bagi umat manusia merupakan sesuatu yang sangat berharga, sesuatu yang dapat mengubah seorang anak yang awalnya tidak mengetahui apapun menjadi cerdik dan pandai (Ali Qaimi, 2002).

Dalam dunia pendidikan Islam, Imam Al-Ghazali salah satu tokoh yang banyak menaruh perhatian terhadap pendidikan. Al-Ghazali dalam pemikirannya tentang pendidikan lebih mengutamakan pendidikan moral dan pengembangan budi pekerti terhadap anak sejak usia dini, hal tersebut dimaksud untuk mencapai kesempurnaan akhlak.

Al-Ghazali merumuskan kesempurnaan akhlak sebagai proses membentuk manusia sempurna (Insan Kamil) sebuah usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah secara terus-menerus dengan cara menggali dan mengembangkan potensi manusia untuk menjalankan tugas-tugas keduniawian sebaik-baiknya, suci jiwanya dari sifatsifat tercera, dan mengoptimalkan potensi-potensi utama manusia sehingga menjadi manusi yang manusia.

 Imam Al-Ghazali berpendapat, akhlak merupakan suatu sifat yang sudah ada dalam diri manusia kemudian timbul melalui perbuatan-perbuatan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran (Wahyudin, 2009: 114).

Akhlak merupakan potensi akal manusia yang dapat menentukan batas-batas antara baik dan buruk ataupun layak dan tidak layak menyangkut tingkah laku manusia yang meliputi perbutan dan perkataan manusia.

 Pendidikan di dunia Islam mengalami kemunduran beberapa waktu ke belakang, hal ini dipicu oleh kurangnya teladan baik, pudarnya nilai-nilai yang dibawa oleh semangat keislaman, dan ketidak lengkapan aspek terjadinya krisis social dan krisis budaya.

Ditambah lagi krisis pendidikan sedang menghadapi beragam masalah, mulai masalah social, politik, ekonomi dan budaya. Meskipun belakangan ini prestasi akademik peserta didik mengalami peningkatan, namun kemunduran terjadi di sisi lain yang tak kalah penting.

Kemunduran terjadi pada bidang moral dan budi pekerti peserta didik, hal ini dicerminkan oleh tingginya kasus tawuran antar pelajar, merebaknya pergaulan bebas di usia dini, serta factor lainnya. Fakta dan realitas di atas menunjukkan pentingnya pendidikan moral dan penanaman budi pekerti sejak usia dini. Pendidikan moral dan budi pekerti dimaksudkan untuk membangun karakter anak sejak usia dini, agar terbentuknya karakter yang kuat dan benar. Pendidikan yang memfokuskan pada pembangunan karakter sejatinya berupaya membangkitkan potensi kecerdasan manusia, baik kecerdasan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan kecerdasan psikomotorik (keterampilan).

Pendidikan yang bermaksud untuk membangun karakter anak sejak usia dini, tidak hanya harus terwujud di ruang sekolah, namun harus pula diwujudkan oleh lingkungan keluarga bahkan lingkungan bermain sang anak.

Dengan demikian penulis mempunyai  kesimpulan bahwasanya pendidikan akhlaqul karimah sangat penting di terapkan di segala lini terlebih pada usia dini, agar dapat membentuk karakter yang manusiawi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun