Suatu hari di bulan April kubela sukma terkulai lemah, harapan bertumbuh untuknya, ingin bersama selamanya, luka derita kian menghujan, menaburkan rasa menyiksa, hingga jari memastikan air mataku terbendung untuknya.
Kemuliaan bisa bertemu dengan dirinya, berbunga-bunga dalam kalbu, kulatunkan sajak yang kemari untuk citranya yang indah , harmoni mengantar intan yang agung, menghaturkan sela ceria, maha cahya merias di taman berseri nan mewangi, hati seperti fajar, hangat menembus jendela.
Tuhan kasihanilah malaikat rusukku, jika ini merebus dosa dan kurang, kuyakini ada mimpi mengingat jelita yang bermekaran pada kasih, semoga rahmat mentari bersiram pada fitri. Hangat tubuh dan jatung berdetak seolah mengabulkan bagai pelangi hapus hujan pertanda tangis duka...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H