Hari demi hari lama tak kulihat pada melati.
Detik demi detik lama tak kupetik pada mawar.
Dari kursi-kursi,
Terheran-heran kemanakah diriku.
Dari Ukir bediri.
Menangis-nangis kemanakah diriku.
Sungai sedia air mata.
Beringin sedia payung.
Jembatan sedia pelukan.
Rumput sedia bayang-bayang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HOhh taman merindukan aku.
Lama ku tak berpijak pada dirinya.
Kekuatanku terkulai tapi luruh.
Kelak kupeluk untuk dirinya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!