Mohon tunggu...
Hubbi MaulanaHafidz
Hubbi MaulanaHafidz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

From zero to hero

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kualitas Pertanian dalam Mendukung Ketahanan Pangan (Food Security) di Indonesia

4 Juli 2021   15:31 Diperbarui: 4 Juli 2021   15:36 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong pemulia varietas tanaman unggulan terus hadir dalam meningkatan kualitas produksi pertanian di Tanah Air. Hasil penelitian, oleh Kementan, akan diupayakan untuk dilindungi negara. Syahrul berpendapat bahwa pertanian memegang peranan inti yang sangat penting. Ia juga menyatakan, pangan yang baik dan sehat juga ke depannya dapat mengintervensi guna menghasilkan orang-orang dengan tingkat intelektualitas yang tinggi. Salah satu cara meningkatkan kualitas produksi pertanian yakni dengan peningkatan jumlah pemilik sertifikat hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT). Hingga saat ini, sebanyak 752 permohonan dan menerbitkan sertifikat hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) untuk 472 varietas telah diajukan.

Dari data diatas saya berpendapat memang kualitas Pertanian sangat penting demi menjamin ketahanan pangan yang ada di Indonesia ini. Banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah agar kualitas produksi pertanian terus meningkat, agar Masyarakat di negara Indonesia tidak kekurangan akan hal pokok mereka. Tapi menurut saya pemerintah belum berhasil dalam mencapai target yang mereka inginkan. 

Kenapa bisa seperti itu ?

Bagaimana tidak banyak hal yang digaungkan oleh pemerintah demi terciptanya kualitas Pertanian yang baik malah menjadikan itu mempersulit petani lokal. Dimana saya yang berada di desa dan mayoritas berpekerjaan sebagai petani termasuk keluarga saya mendapatkan kesulitan. Yang saya maksudkan kesulitan disini yaitu dalam hal akses maupun perawatan. Sekarang petani dipersulit dengan yang adanya pembagian pupuk berdasarkan luas lahan mereka yang tertera pada surat tanah pertanian mereka. Memang itu bisa membantu pemerintah agar lebih efektif lagi dalam mengetahui siapa pemilik tanah sebenernya dan berapa luas tanahnya agar tidak timbul masalah baru seperti apa yang sudah tertera pada paragraf awal. Tapi itu semua menyulitkan sebagian petani, dimana petani yang mungkin usianya sudah tua dan bingung untuk mengurus hal ini mereka tidak akan menerima pupuk dan tidak akan bisa melanjutkan pertanian mereka. Memang benar mereka bisa membeli pupuk non subsidi yang dikeluarkan oleh pemerintah tapi itu harganya mahal bagi para petani yang mencapai hampir 300k. Dan banyak juga petani di desa yang tidak tahu jika tidak diberitahu akan pembagian pupuk ini yang melalui.penyetoran surat tanah pertanian mereka. 

Pemerintah mungkin kurang memperhatikan kualitas pertanian desa

Kebanyakan petani berasal dari desa bukan? Ya memang benar karena di kota lahan untuk pertanian mulai sangat jarang ditemukan karena pembangunan infrastruktur untuk mendukung kemajuan negara. Banyak petani di desa yang kurang perhatian akan pemerintah, mereka ketika dilanda hama yang begitu menyeramkan pemerintah belum punya solusi yang jitu. Hama tersebut ialah tikus. Akhir" ini yang terjadi di lahan pertanian desa banyak yang terkena hama ini, meskipun sudah diberikan racun yang katanya bisa memberikan efek jera kepada tikus tapi hal tersebut tidak terbukti, memang banyak yang mati terkena racun tersebut tapi mereka bertambah lebih banyak dan banyak.

Segala cara sudah dilakukan oleh petani seperti memasang plastik dipinggir" lahan mereka yang diharapkan tikus tidak dapat lewat karena licin malah tikus tersebut naik pada pohon pinggir lahan kemudian terjun ke temgah, dan ketika pohon tersebut di tebang plastik tadi dilubangi. Begitupun jika ada ular, memang ular memakan tikus tapi ular hanya makan seminggu sekali dan itu hanya 1 tikus.

Segala cara sudah dilakukan dan pada akhirnya cara yang sangat berbahaya mereka lakukan yakni dengan memasang setrum pada lahan pertanian mereka. Memang cara itu bisa dibilang senjata makan tuan dan.pemerintah sudah melarang akan penggunaan setrum karena sudah banyak korban jiwa. Tapi cara itu mungkin sedikit lebih efektif bagi petani kalau dilakukan secara konsisten. Ini terbukti dengan Kakek saya yang tiap malam pergi ke sawah untuk membasmi hama tikus dengan setrum dan itu sedikit membantu dalam ketika panen raya. Dan ketika pemerintah tidak lebih fokus lagi untuk memperhatikan hal ini mungkin kualitas Pertanian yang nantinya bisa menjaga dan memberikan ketahanan bagi masyarakat di Indonesia akan berkurang dan petani akan kehilangan semangat untuk memberikan kualitas pertanian terbaik merka, karena banyak padi yang sudah dipanen terlebih dahulu dihabiskan oleh hama tikus.

Memang pemerintah sudah banyak mengembangkan metode dan teknologi seperti Program vokasing dan sertifikasi yang disiapkan pemerintah guna membekali sumber daya manusia agar siap dalam menghadapi modernisasi pertanian, Aplikasi kalender tanam atau KATAM. Apliksi ini mempermudah petani untuk mengetahui waktu tanam, penggunaan pupuk yang baik atau yang direkomendasikan untuk lahan yang digarap. Bahkan petani juga dapat mengetahui varietas apa yang cocok dan bisa ditanam. Hal ini tentu saja dapat meminimalis kemungkinan gagal panen. Tapi saya harapkan pemerintah bisa fokus lagi akan masalah masalah kecil yang nantinya bisa menjadi besar. 

Generasi muda mulai turun tangan 

"Belum lagi siswa yang belajar di politeknik pertanian yang mungkin kini jumlahnya meningkat sepuluh kali lipat atau lebih. Peminatnya tiap tahun terus bertambah. Edukasi dan aplikasi praktis teknologi pertaniannya juga diperhatikan Kementan dengan dibukanya politeknik enjinering beberapa waktu yang lalu. Dari situ nampak Kementan ingin melihat adanya peningkatan jenjang pendidikan SDM pertanian kita ke depan," kata Luthfi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun