Para mentor Alkademi menerapkan metode pengajaran yang berbeda-beda tergantung pada tingkat pendidikan siswa. Misalnya, untuk siswa SMK (SMK Coding), metode pengajaran yang sering digunakan adalah dengan menggunakan quiz game dan pemberian hadiah. Hal ini bertujuan untuk membuat pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan bagi siswa.
Sementara itu, pada tingkat yang lebih tinggi, seperti tingkat persiapan masuk perguruan tinggi (UMPTN dan sejenisnya), para peserta sudah melalui tahap 1 pembelajaran mandiri (self learning). Pada tahap 2, mentor Alkademi memberikan perhatian khusus kepada peserta yang mungkin kurang vokal dalam kelas. Mentor tidak hanya fokus pada pertanyaan tentang materi, tetapi juga aktif dalam berinteraksi dan berbincang dengan peserta. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang inklusif, di mana peserta merasa didengarkan dan mendapatkan dukungan dalam proses pembelajaran mereka.
Dengan menggunakan pendekatan ini, Alkademi berusaha untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih beragam, responsif, dan mengakomodasi kebutuhan siswa dari berbagai tingkat pendidikan. Dengan berinteraksi secara aktif dan mengadopsi metode pengajaran yang sesuai, para mentor Alkademi berharap dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman yang lebih baik, meningkatkan motivasi, dan merangsang partisipasi aktif dalam proses belajar mereka.
Mendampingi Siswa Menuju Indonesia Terampil Digital
Pendidikan holistik menjadi praktik baik dalam Merdeka Belajar yang ideal. Pendidikan tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga pada pengembangan sosial, emosional, dan karakter siswa.
Mengajarkan nilai-nilai moral, etika, dan keterampilan sosial penting untuk membentuk individu yang berkualitas.
Untuk mewujudkan Program Merdeka Belajar Favorit dan praktik baik dalam Merdeka Belajar yang ideal, beberapa langkah dapat diambil. Pertama, diperlukan dukungan penuh dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas untuk mempromosikan dan menerapkan Program Merdeka Belajar. Kebijakan yang mendukung fleksibilitas kurikulum, pengembangan profesionalisme guru, dan alokasi sumber daya yang memadai harus diterapkan.
Kedua, pendidikan holistik harus menjadi fokus utama dalam sistem pendidikan. Selain pengajaran akademik, peningkatan kualitas guru, pembelajaran yang inklusif, dan pendekatan berbasis karakter harus diperhatikan.