Yayasan Alkademi hadir pada tahun 2019 dengan tujuan untuk membekali talenta masa depan bangsa. Program belajar gratis dari Alkademi ini telah membantu membangun ekosistem yang mumpuni, memberi manfaat bagi lebih dari 5000 pelajar lintas usia.
Para talenta digital yang bergabung juga terbukti mampu memprakarsai banyak proyek yang begitu berdampak bagi masyarakat, mulai dari membangun website untuk mempromosikan 50 desa wisata, hingga mendukung konten media sosial untuk usaha kecil dan menengah (UMKM).
Pilar Pendidikan yang Menyenangkan
Semarak Merdeka Belajar menjadi landasan utama untuk mendorong kemandirian dan kreativitas siswa.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, Kang Helmi memadukan program yang telah dibuat bersama program Merdeka Belajar Favorit sebagai solusi yang ideal. Dalam program ini, seluruh siswa mendapatkan hak yang sama diberikan kebebasan untuk mengembangkan minat dan bakat mereka melalui pendekatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
Program pelatihan gratis bersertifikasi, berbasis project based learning dilengkapi dengan kurikulum yang relevan dan efektif yang diselenggarakan secara online oleh Alkademi Karya Bangsa dan mendapat dukungan penuh oleh Bakti Kementerian Komunikasi dan Informatika layak diacungi jempol.
Alkademi juga menyiapkan tempat khusus untuk para talenta digital ini untuk menginap dan belajar di kawasan Cisitu Bandung.
"Peserta ada yang menginap dan enggak. Tapi ada juga yang full board." Record peserta yang terjauh mereka ada yang dari Papua dan Medan," lanjut Kang Helmi.
Sistem pembelajarannya yang diterapkan terdiri dari 3 tahap yakni self learning, mentor paced learning, dan project based learning. Di Tahap 1, siswa harus bisa belajar mandiri, karena sejatinya belajar itu untuk diri sendiri. Tahap 2, siswa dituntut untuk bisa mengikuti pace dari mentornya dan teman-teman yang lain. Di tahap ini siswa selain mendapatkan mentor untuk bertanya, juga memiliki lingkungan belajar yang mendukung satu sama lain.
Terakhir, Tahap 3, sudah bisa belajar mandiri yang mana siswa dianggap sudah dapat mengikuti pace, dan bisa berbagi. Selanjutnya barulah diperkenalkan dengan project based agar bisa langsung menyesuaikan dengan tuntutan-tuntutan kebutuhan industri.
Metode pembelajaran ini membuat siswa diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi potensi diri dan minat.