Saya pun akhirnya ikut menjadi seorang toleran ketika mereka hendak melaksanakan ibadah. Dengan memberikan waktu dan ruang agar mereka bisa lebih khusyuk.
3. Menjadi momen tentang empati, respek dan kebersamaan
Lambat laun kita akan sadar bahwa Ramadan lebih dari sekedar menahan haus dan lapar. Saya belajar bahwa momen ini pun dituntut untuk kita dapat menjaga sikap dan tutur kata. Momen untuk merebut tempat berbuka dan bersilaturahmi dengan kawan lama inilah menjadi keseruan Ramadan.
Saya pun juga menghindari makan di restoran saat jam buka puasa. Tujuannya agar para muslim bisa mendapatkan tempat untuk memecahkan puasa mereka. Biasanya restoran atau tempat makan sudah ramai dari pukul 5 sore.
Bulan Ramadan Penuh Berkah
Bulan Ramadan bulan yang menenangkan, saat melihat banyak orang beribadah dan berdoa ada rasa hati jadi tenang dan senang. Mencari amalan di bulan puasa sebenarnya gampang, apalagi bagi saya seorang non muslim. Cukup tolerasi dan respek bisa memberikan amalan tersendiri.
Berpuasa secara sepenuhnya, bukan hanya menahan lapar dahaga dan yang membatalkan puasa, tapi juga menjaga perkataan, perbuatan, memperbanyak amal, ibadah, zikir, berbuat baik kepada orang lain, benar-benar siap serta niat sepenuhnya untuk beribadah menggapai keridhoannya.
Saya pun jadi bisa menikmati suasana yang tidak bisa didapatkan di bulan lain sepanjang tahun selain bulan Ramadan.
Selamat berpuasa bagi teman-teman onlineku. Semoga puasa kalian berkah dan lancar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H