Setali tiga uang dengan Tarian Gendang Beleq, kesenian budaya yang masih terjaga di Mandalika adalah Peresean. Atraksi budaya yang menjadi milik masyarakat lokal memberi nilai plus tersendiri.
Peresean adalah pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan dan berperisai kulit kerbau yang tebal dan keras.
Permainan ini dimainkan oleh dua orang yang dibekali dengan sebuah tameng serta batang rotan. Batang rotan digunakan untuk saling memukul antara kedua penampil. Bagian tubuh mana saja boleh dijadikan sasaran, kecuali bagian kemaluan.Sedangkan tameng digunakan untuk melindungi diri dari serangan lawan. Jika ada salah satu dari kedua orang ini yang lari atau terjatuh, maka ia akan dinyatakan sebagai pihak yang kalah. Pukulan mereka tak main-main. Kalau saya melihatnya sendiri bisa ngeri sendiri.
Mengukuh Janji di Atas Bukit Merese
Ada banyak keunikan lain yang tersimpan di Mandalika, sehingga disebut surga tersembunyi di Pulau Lombok.Kealamian inilah yang membuat topografi Mandalika dihadiahi oleh Tuhan dengan deretan bukit. Bahkan bisa dikatakan salah satu tempat terbaik untuk menikmati pemandangan Mandalika dari ketinggian adalah Bukit Merese.
Trekking Bukit Merese adalah tempat yang pas untuk menikmati matahari terbenam dari atas bukit akan memberikan nuansa magis yang tidak akan terlupakan. Walau perjalanan naik menuju ke atas bukit tentu penuh tantangan dan cukup membakar kalori. Namun, percayalah kalau titik paling menakjubkan di Bukit Merese ini adalah puncaknya.
Jalanan setapak berkelok menjadi teman perjalanan untuk menikmati matahari terbit dan terbenam. Kita pun juga bisa menyaksikan panorama Pantai Tanjung Aan dan Batu Payung dengan ombak menantang dan sering dijadikan untuk olahraga berselancar.
Saya membayangkan menikmati sensasi duduk di rerumputan yang tumbuh dengan subuh, bahkan bisa sampai berguling-guling di puncak Bukit Merese.
Menaikan Adrenaline di Pantai Seger