Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengungkap Daya Tarik Kekayaan Alam dan Budaya Lewat Konferensi Internasional "Heritage of Toba"

20 Oktober 2021   14:44 Diperbarui: 20 Oktober 2021   14:46 71907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konferensi Internasional "Heritage of Toba" (sumber : deddyhuang.com)

Sebagai salah satu destinasi super prioritas dan juga bagian dari UNESCO Geopark Global yang telah ditetapkan pada 2 Juli 2020 dapat semakin mendunia, Danau Toba memang memiliki kekayaan alam dan budaya yang menarik.

Balik dari Danau Toba setelah mengikuti konferensi internasional yang merupakan kolaborasi antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan Kompas pada 13 Oktober 2021 membuat saya mencari apa yang dapat dijual oleh Danau Toba.

Isi kepala saya seakan ingin meledak segera menulis apa saja yang saya rasakan sewaktu mengikuti perjalanan Heritage of Toba ini.

Kembali Datang ke TB Silalahi

Pintu gerbang TB Silalahi Center (sumber : deddyhuang.com)
Pintu gerbang TB Silalahi Center (sumber : deddyhuang.com)

TB Silalahi Center pagi itu terlihat ramai, saya bersama peserta yang memenangkan kompetisi menulis kemarin hadir dalam konferensi internasional ini.

Ini kali kedua saya menginjakkan kaki di Danau Toba. Ada perasaan senang karena bisa kembali lagi. Halaman belakang TB Silalahi telah dipenuhi oleh tamu-tamu undangan beserta booth-booth UMKM yang menawarkan produk mereka.

Udara dingin menyelimuti ruangan, saya menikmati sekali memandangi langit biru dari TB Silalahi yang mendukung acara kami pagi hari itu.

Area belakang museum TB Silalahi (sumber : deddyhuang.com)
Area belakang museum TB Silalahi (sumber : deddyhuang.com)

Roti Ketawa (sumber : deddyhuang.com)
Roti Ketawa (sumber : deddyhuang.com)
Halaman TB Silalahi sendiri sudah membuat saya tidak sabar untuk segera menjelajahi isi dalam museum.

Ada roti selai pandan dan roti ketawa untuk dinikmati sambil mengikuti konferensi internasional pagi ini. Saya duduk di barisan belakang karena barisan depan sudah pasti tamu utama.

Gigitan pertama roti selain pandan betul-betul membuat saya merasa sah sudah datang ke Toba kembali.

Kekayaan kebudayaan di kawasan Danau Toba, mulai dari musik, kain tradisional, hingga alam mempunyai daya tarik pariwisata yang menarik. Apalagi Toba juga punya kekayaan geologi dan keragaman hayati.

Nilai Jual Danau Toba

Ibu Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf (sumber : deddyhuang.com)
Ibu Rizki Handayani, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kemenparekraf (sumber : deddyhuang.com)

Konferensi internasional Heritage of Toba dilakukan secara online dan offline. Menghadirkan berbagai pembicara yang terbagi ke dalam dua sesi.

Sejumlah pemberi sambutan dalam acara ini sepakat kalau Danau Toba merupakan situs warisan budaya yang diakui UNESCO, yang indah pemandangan alamnya, dan juga indah budaya masyarakatnya.

Kata sambutan dari Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Ibu Rizki Handayani, menjelaskan konferensi internasional ini dilakukan untuk mendiskusikan dan mencari berbagai solusi bagaimana kedepannya kita bisa mempertahankan dan menguatkan produk wisata yang ada di Toba.

Tentunya dengan mengedepankan kearifan lokal dan pelestarian lingkungan. Sehingga wisatawan tidak hanya datang untuk berwisata tapi juga memberikan kontribusi dalam pemanfaatan lingkungan, berkontribusi terhadap pengembangan, dan konservasi budaya.

Beralih ke Wisata Tematik

"Wisatawan saat ini membutuhkan experience ketika berkunjung. Untuk itu, diharapkan biro perjalanan juga dapat membuat paket-paket wisata tematik ini," tutur Rizki Handayani.

Mendengar paket wisata tematik membuat angin segar di telinga karena memang sekarang sudah waktunya untuk menggerakkan wisata tematik, supaya segmentasinya lebih jelas.

Bisa saja ada yang datang ke tempat wisata ingin menikmati kuliner saja atau hanya ingin melihat Danau Toba saja. Namun ketika dibuatkan bentuk tematik dan juga experience si wisatawan akan membuat jumlah waktu bermalam lebih lama.

Menurut info Ibu Rizki Handayani, jalur wisata tematik atau travel pattern Kaldera Toba sendiri telah dirampungkan pada tahun 2020 dengan mengusung tiga tema yaitu eco culture, eco nature, dan eco science.

1. Jalur Eco Culture
Jalur eco nature melingkupi Air Terjun Sipiso Piso, Lisa Andi Leo's Organic Coffee, Pusuk Buhit Mountain, Taman Wisata Kera Sibaganding, dan Taman Eden 100 Tobasa.

2. Jalur Eco Nature
Jalur eco culture meliputi Lumban Suhi Suhi Toruan, Istana Makam Raja Sisingamangaraja, Sentra Ulos Desa Meat, Museum Batak TB Silalahi, Makam Tua Raja Sidabutar, dan Museum Huta Bolon Simanindo.

3. Jalur Eco Science
Jalur eco science terbagi empat subjalur yang masing-masing memiliki jalurnya sendiri. Subjalur itu adalah Kaldera Porsea, Kaldera Haranggaol, Kaldera Sibandang, dan Pulau Samosir.

Dan pada 2022 akan dilanjutkan dengan pembuatan storytelling, interpretasi, serta pelaksanaan uji trail pada tiga tema tersebut.

Danau Toba diakui UNESCO

Danau Toba saat ini telah ditetapkan oleh Presiden sebagai destinasi pariwisata super prioritas.

Bahkan saat sidang dewan eksekutif United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) ke-209 mengakui Kaldera Toba masuk dalam UNESCO Global Geopark (UGG).

Selain itu yang membuat saya kagum adalah hadirnya berbagai agama, suku dan ras dengan budaya yang berbeda-beda tetapi memiliki satu keunikan tersendiri.

Mendengar sesi diskusi dari pemateri pada konferensi internasional ini. Jika dikaitkan dengan pariwisata yang hari ini berada di masa Covid-19 tentunya kita semua ingin pariwisata pun bisa segera bangkit.

Tantangan Hospitality dan Sumber Daya Manusia

Sumatera Utara ini diberi "hadiah" dari Tuhan dengan keindahan alam alami seperti Danau Toba.

Pariwisata sulit bangkit jika tidak didukung oleh sumber daya manusia setempat yang sama-sama peduli. Bagaimana warga setempat memahami hospitality mulai dari tempat makan, wisata dan penginapan untuk menerima wisatawan lokal.

Pada sesi pertama diisi oleh Ahli Geologi ITB, Indyo Pratomo; Ahli Ekowisata, Prof. Harini Muntasib; dan Aktivis Lingkungan, Annette Horschmann.

Sesi pertama ini lebih menceritakan tentang Kaldera Toba: Menyambung Peradaban Zaman dan Kolaborasi Budaya, Masyarakat dan Pariwisata Toba, dibahas potensi besar Danau Toba sebagai UGG karena memiliki tiga unsur yakni geodiversity, biodiversity, culturaldiversity serta sebagai destinasi wisata super prioritas.

Narasumber sesi kedua (sumber : deddyhuang.com)
Narasumber sesi kedua (sumber : deddyhuang.com)

Sementara pada sesi kedua diisi oleh Fashion Designer, Athan Siahaan; Praktisi Kuliner Indonesia, Santhi Seraf; Ahli Budaya Batak Universitas Hawaii AS, Prof. Uli Kozok; dan Musisi, Viky Sianipar.

Sesi kedua ini lebih menarik karena bercerita dari sudut culture.

Kalau dilihat dari sudut culture. Danau Toba bukan hanya soal keindahan alam saja. Melainkan soal makanan, pun punya daya tarik. Toba punya keunikan, kalau selama ini yang membuat pedas adalah cabai, di Toba kita memiliki andaliman yang belum begitu banyak dikenal oleh orang luas.

Inilah yang dibawakan oleh Mbak Santhi Serad ketika berbicara soal Andaliman yang bisa dijual oleh Danau Toba.

Bahkan dalam membuat musik,, sosok Viky Sianipar merasa kalau kawasan Danau Toba menjadi sumber inspirasi.

Pameran UMKM

Pandemi Covid-19 ini memang berdampak ke semua sektor termasuk pariwisata dan UMKM.

Senangnya pada konferensi ini juga terdapat pameran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) produk kreatif Toba.


Sambal Andaliman (sumber : deddyhuang.com)
Sambal Andaliman (sumber : deddyhuang.com)

Produk-produk yang ditawarkan mulai dari kreasi tas, topi, kain, makanan ringan, sambal andaliman hingga kopi dari berbagai brand UMKM.

Mulai dari kuliner ada Coffe Toba Habinsaran, Dear Kopi Siantar, Kopi Sinerfy, Teh Serai, Mauas Madu, Blessing Cake Tarutung, Brams Tambunan Kuliner, dan Sambal Andalima. Lalu fesyen dan kuliner ada Sabina Collection, Rehani Tenun Batun Official, Oliviahandmade, Batikra Batak, Dame Ulos, dan Fashion Shoes Handycraft.

Saya sendiri membeli beberapa produk fesyen etnik untuk dibawa pulang.

Penutup

Sebuah konferensi layaknya pertemuan untuk menjadi show case atas pencapaian-pencapaian yang tinggi dalam sebuah komunitas.

Melalui Konferensi Internasional Danau Toba ini tentunya saya berharap semua ide-ide yang dilontarkan bukan hanya menjadi wacana. Serta jikalau ingin dilakukan perubahan diharapkan jangan sampai merubah tatanan alami yang telah ada.

Kalian tentu tidak ingin ada bangunan-bangunan tanpa esensi kemudian di cat warna-warni ketika datang ke Danau Toba bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun