Halaman TB Silalahi sendiri sudah membuat saya tidak sabar untuk segera menjelajahi isi dalam museum.
Ada roti selai pandan dan roti ketawa untuk dinikmati sambil mengikuti konferensi internasional pagi ini. Saya duduk di barisan belakang karena barisan depan sudah pasti tamu utama.
Gigitan pertama roti selain pandan betul-betul membuat saya merasa sah sudah datang ke Toba kembali.
Kekayaan kebudayaan di kawasan Danau Toba, mulai dari musik, kain tradisional, hingga alam mempunyai daya tarik pariwisata yang menarik. Apalagi Toba juga punya kekayaan geologi dan keragaman hayati.
Nilai Jual Danau Toba
Konferensi internasional Heritage of Toba dilakukan secara online dan offline. Menghadirkan berbagai pembicara yang terbagi ke dalam dua sesi.
Sejumlah pemberi sambutan dalam acara ini sepakat kalau Danau Toba merupakan situs warisan budaya yang diakui UNESCO, yang indah pemandangan alamnya, dan juga indah budaya masyarakatnya.
Kata sambutan dari Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Ibu Rizki Handayani, menjelaskan konferensi internasional ini dilakukan untuk mendiskusikan dan mencari berbagai solusi bagaimana kedepannya kita bisa mempertahankan dan menguatkan produk wisata yang ada di Toba.
Tentunya dengan mengedepankan kearifan lokal dan pelestarian lingkungan. Sehingga wisatawan tidak hanya datang untuk berwisata tapi juga memberikan kontribusi dalam pemanfaatan lingkungan, berkontribusi terhadap pengembangan, dan konservasi budaya.
Beralih ke Wisata Tematik
"Wisatawan saat ini membutuhkan experience ketika berkunjung. Untuk itu, diharapkan biro perjalanan juga dapat membuat paket-paket wisata tematik ini," tutur Rizki Handayani.
Mendengar paket wisata tematik membuat angin segar di telinga karena memang sekarang sudah waktunya untuk menggerakkan wisata tematik, supaya segmentasinya lebih jelas.