Tadi malam setelah melihat tayangan stories Adel, teman saya yang memamerkan kiriman kue bulan dari koleganya. Dia bertanya memang kue bulan ini sebagai simbol apa?
Saya langsung menjawab sebagai simbol mengingat kisah cinta Dek Chang E dan Cu Pat Kay.
Dia langsung tertawa.
Cerita Legenda Perayaan Kue Bulan
Tentu kalian masih ingat cerita film Kera Sakti yang singgah pada masa kecil kita. Saya sendiri tak pernah melewatkan setiap tayangan film Kera Sakti.
Cerita legenda ini bermula dari pangilma Hou Yi berhasil menghilangkan kekeringan yang terjadi di bumi dengan memanah 9 dari 10 matahari.
Karena kehebatan tersebut, Hou Yi diberi hadiah sebotol minuman keabadian oleh Penguasa Langit. Minuman tersebut bisa diminum olehnya dan istrinya, Chang Er, akan mereka bisa berdampingan selamanya.
Tapi hal yang buruk terjadi karena Chang Er menenggak 1 boto tersebut hingga habis. Badannya terjatuh ke lantai dan mulai terasa ringan hingga akhirnya terbang ke langit. Saat pergi, Chang Er sempat menggenggam kandang kelinci peliharaannya.
Chang Er terdampar di bulan bersama kelincinya dan berubah menjadi Dewi Bulan. Konon, sampai sekarang, kita masih bisa melihat kelinci tersebut saat purnama tiba.
Untuk mengobati kerinduan, Hou Yi duduk minum teh dan menyantap kue bulan sambil memandangi purnama di setiap hari ke-15 bulan 8. Dari mitologi inilah, kue bulan dan Festival Pertengahan Musim Gugur jadi hal istimewa.
Tradisi Perayaan Kue Bulan
Bagi orang etnis Cina, perayaan hari bulan adalah menjadi bentuk kasih sayang karena pada malam perayaan bulan akan bulat penuh. Cantik sekali.
Kue bulan menjadi simbol kasih sayang. Disajikan pada tanggal 15 bulan 8 menurut tanggalan tradisional Cina. Di waktu malam hari ketika sedang berkumpul dengan keluarga sambil menikmati indahnya malam, melihat indahnya bulan, dan saling berbagi potongan kue bulan.
Ciri khas kue bulan terdiri dari pasta kacang merah, biji teratai, atau telur kuning asin yang melambangkan purnama.
Namun para penjual memodifikasi dengan rasa-rasa yang lebih bervariasi. Hasil inovasi gaya pembuatan kue bulan diikuti sesuai minat di pasaran.
Kue bulan ini rasanya manis dengan tekstur sedikit berminyak menyerupai kue pia khas Indonesia.
Harga kue bulan ini di pasaran cukup mahal. Harga yang mahal ini diikuti karena permintaan orang yang banyak sedangkan proses pembuatannya pun terbilang juga cukup rumit.
Tradisi menikmati kue bulan juga dipercaya mendatangkan rejeki melipah setahun sekali bagi para pembuat kue bulan di seluruh dunia. Karena, kue yang satu ini termasuk sulit untuk dibuat.
Namun, ada satu trik untuk bisa menikmati kue bulan dengan harga murah, yaitu beli lah setelah lewat dari perayaan.
Umumnya penjual harus menghabiskan jualannya agar makanan tidak rusak dengan memberikan promo harga. Disitulah saya biasanya membeli kue bulan untuk dinikmati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H