Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Nikmatnya Ikan Belida Kini Tinggal Kenangan

7 September 2021   21:37 Diperbarui: 10 September 2021   16:00 49740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pempek ikan Belida yang biasa saya santap (sumber : deddyhuang.com)

Siang tadi saya berencana untuk datang ke sebuah kedai pempek cukup legend di kota Palembang. Kedai pempek yang selalu saya rekomendasikan ke orang-orang kalau datang ke Palembang wajib untuk dikunjungi karena mereka harus mencicipi pempek dari ikan belida.

Gurihnya ikan belida memang berbeda dengan bahan ikan lainnya. Ikan belida selama ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan utama membuat pempek sejak lama. Namun, kini ada empat jenis ikan belida yang dilindungi sesuai keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (Kepmen KP) Nomor 1 tahun 2021.

Keempat jenis ikan belida yang kini dilindungi itu adalah Belida Sumatera (Chitala hypselonotus), Belida Lopis (Chitala lopis) Belida Borneo (Chitala chitala), dan Belida Jawa (Notopterus notopterus).

Spesies ikan tawar ini banyak ditemukan di perairan Indonesia. Namun, menurut info ikan ini memang agak sulit untuk dibudidayakan. Seingga ikan belida termasuk ikan bernilai ekonomis tinggi yang bisa dijadikan komoditas bisnis.

Tak lengkap memang kalau datang ke Palembang, kalian tidak menyantap sajian pempek. Memang para pedagang pempek jarang menggunakan ikan belida dikarenakan harga ikan yang sudah mahal akan menyebabkan harga beli pun juga tinggi.

Kalau saya ke pasar tradisional, saya suka melihat ikan belida dalam ukuran jumbo besar. Para penjual tak sungkan untuk menawarkan ikan belida dikarenakan memang ikan ini sulit didapat.

Secara umum ikan belida bentuknya memanjang dengan bentuk mirip pisah. Siripnya yang khas ini membuat bentuk ikannya cantik.

Harga ikan belida per kilo bisa mencapai 150 - 200 ribu per kilo. Sehingga orang bilang ikan belida termasuk ikan Sultan. Karena mahalnya harga ikan ini, orang pun menggunakan ikan jenis lainnya untuk membuat makanan dari olahan ikan.

Bagi orang Palembang, perubahan bahan baku pempek bukan yang pertama kali terjadi. Awalnya pempek menggunakan ikan tengkeleso (Scleropages formosus). 

Namun karena keberadaannya yang terus menyusut, lambat laun bahan baku diganti dengan ikan belida. Saat ikan belida kembali langka, bahan baku pempek juga berubah menjadi ikan tenggiri, gabus, dan kakap.

Pempek ikan Belida yang biasa saya santap (sumber : deddyhuang.com)
Pempek ikan Belida yang biasa saya santap (sumber : deddyhuang.com)

Karena ingin mencicipi untuk terakhir kalinya, maka tadi datanglah saya ke kedai pempek yang memang saya kenal menggunakan ikan belida dalam pempeknya sehingga harga pempeknya cukup tinggi yaitu 14 ribu per biji.

Namun, begitu saya datang ke sana ternyata penjualnya mengatakan bahwa sudah tidak menggunakan ikan belida lagi melainkan menggunakan ikan putak yang dikenal sebagai anakan ikan belida.

Tentu saja ada perbedaan gurih daging ikan putak dan belida. Saya merasakan seperti bentuk kekecewaan tapi untunglah saya sudah pernah merasakan gurih dan manisnya ikan belida yang menambah kamus sensori lidah saya.

Ikan putak sendiri menjadi opsi pilihan karena warna ikannya juga bersih putih. Kekejalan pempek juga pas. Namun memang tidak seperti ikan belida yang dibuat oleh kedai pempek tersebut, walau tidak direbus kembali aroma dan rasanya tetap sama.

Memang benar, kenikmatan belida itu kini hanya tinggal kenangan. Terima kasih karena saya udah pernah mencicipi kuliner nikmat yang tiada tandingannya ini.

Pesan terakhir, ingat ya makan pempek jangan digoreng! Apalagi pempek keritingnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun