Buat kamu yang bukan orang Palembang, apa cara makan pempekmu sudah benar belum?
Sebagai orang asli Palembang, agak tergelitik memang melihat cara penyajian pempek dengan cara yang kurang tepat yang dilakukan oleh orang luar Palembang.
Meski berasal dari Palembang, makanan yang terbuat dari olahan ikan tenggiri ini tampaknya telah menjadi kuliner yang akrab di lidah banyak orang. Kecuali, untuk orang yang tidak terbiasa dengan aroma ikan. Saya cuma mau bilang, kasihan.
Pempek umumnya disajikan dengan cuko, kuah pedas berwarna hitam pekat. Kuah hitam ini terbuat dari asam jawa, cabe rawit, bawang putih dan gula batok. Jika ingin mendapatkan tekstur asin gurih bisa tambahkan tongcai di dalamnya.
Penyajian yang saya jumpai, pempek yang sudah digoreng lalu dipotong-potong, dan masih hangat diletakkan di piring, ditaburi potongan timun, dikasih mie, dan dituangi cuko.
Terlihat simpel dan normal ya?
Percayalah, kalau kamu makan pempek dengan cara seperti di atas waktu di Palembang. Maka, kamu akan ditertawakan.
Kalau kata kami : "apo-apoan kamu!"
Ini persepsi yang keliru. Pertama, tidak semua jenis pempek Palembang itu melalui proses digoreng. Cara ini bisa menyebabkan bagi penikmat pemula akan gagal dari segi rasa, bentuk, hingga tekstur dari peyajian yang salah.
Bagi kami orang Palembang akan bilang : is this a joke?
Memang ada pempek yang digoreng, misalnya untuk jenis pempek adaan berbentuk bulat. Alasannya bahan pempek ini menggunakan campuran santan, kemudian pempek kulit yang menggunakan kulit ikan hitam yang diolah kembali.