Salah satu fundamental perekonomian Indonesia untuk ikut mendorong pemerintah dalam membantun struktur ekonomi dengan melihat keberadaan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).
Di tengah tantangan ekonomi saat ini, kita semua harus memilih mana pilihan paling rasional. Kemarin saya menghadiri pembukaan warung makan, saya berjumpa dengan pemilik warung makan.
Sambil menikmati hidangan makanannya, kami bercerita yang topiknya tidak jauh dari kondisi saat ini di bisnis food and beverage.
Saya bilang untuk saat ini memang perlu menyiapkan UMKM atau wirausaha yang melek digital karena pandemi Covid-19 memaksa para pelaku usaha beradaptasi pada era digitalisasi.
Pelaku UMKM atau wirausaha dituntut menguasai ketrampilan bisnis dalam dunia digital.
UMKM di tengah arus globalisasi dan tingginya persaingan pastinya harus membuat tiap pemilik bisnis harus mampu mengadapai tantangan global, seperti meningkatkan inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta perluasan area pemasaran.
Hal ini perlu dilakukan untuk menambah nilai jual UMKM itu sendiri, utamanya agar dapat bersaing dengan produk-produk asing dan lokal yang kian membanjiri sentra industri dan manufaktur di Indonesia.
Apalagi mengingat UMKM adalah sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia.
Ada empat indikator yang dapat diterapkan bagi UMKM agar bisa tetap bersaing dengan sesama kompetitor yang ada saat ini. Indikator ini setidaknya memberikan gambaran bagi para pelaku UMKM untuk cross check kembali strategi.
1. Menawarkan Solusi
Bisnis yang ada harusnya menawarkan solusi terhadap permasalahan yang ada di lapangan. Memang tidak mudah untuk menemukan solusi dari permasalahan yang ada, namun ketika kita sudah menemukan solusi maka bisnis tersebut bisa berjalan.
Contohnya, selama PPKM ini masyarakat terbentuk pola melakukan aktivitas seperti bekerja atau berbelaja dari rumah.
UMKM bisa memberikan solusi bisnisnya agar dapat menjangkau ke rumah pembeli dengan jemput bola. Cara ini pastinya akan membuat pembeli jauh lebih nyaman, apalagi ditambah dengan lincahnya customer service.
2. Didukung Inovasi Fitur
Pemilik UMKM memang harus terus belajar menggali inovasi. Jangan pernah merasa puas dengan fitur-fitur yang telah dimiliki saat ini.
Hal ini disebabkan tidak mudah membuat konsumen jadi loyal saat ini di tengah persaingan sekarang. Kita bisa merasakan kalau ada satu toko bisa memberikan harga murah saja tidak cukup, tiba-tiba pembeli akan pindah ke toko sebelah karena memberikan layanan gratis antar.
Fitur-fitur yang telah dimiliki bisa ditinjau kembali apakah perlu mengalami pembaruan atau ditingkatkan.
3. Konsumen Bukan Sebatas Pengguna
Setiap konsumen sekarang memiliki keinginan yang berbeda-beda. Jika dulu konsumen membeli sebuah produk karena memang butuh.
Hari ini konsumen bukan hanya sebatas pengguna produk. Jadi fokus menjual produk sudah ketinggalan jaman jika tidak dibarengi dengan memberikan pengalaman personalisasi ke konsumen sesuai kebutuhan.
Misalnya, bagi small business baju saat mengemas pakaian bisa memberikan kartu ucapan dengan menyebutkan nama pembeli. Hal ini kecil tapi berkesan bagi pembeli.
4. Aktifikan Omnichannel Marketing
Secara definisi, omnichannel merupakan model bisnis lintas channel yang mengutamakan pengalaman pelanggan. Pelanggan dari perusahaan yang mempraktikkan omni channel dapat berbelanja dengan menggunakan berbagai channel sekaligus baik online maupun offline.
Pelaku UMKM dapat mengintegrasi / mengontrol semua bagian di dalam bisnis ke dalam satu sistem, tidak usah masuk ke dalam berbagai marketplace lagi.
Misalnya ada pemilik toko online produk perlengkapan baju memiliki sebuah akun Instagram yang diisi dengan foto-foto produk yang dijual di tokonya. Tidak ketinggalan, pemilik toko online tersebut menghubungkan antara akun instagram dengan toko onlinenya. Nantinya, saat ada pembeli dia bisa langsung terhubung ke akun toko.
Integrasi kegiatan marketing online dan offline. Atau channel apapun yg kita punya untuk memberikan pengalaman konsumen. Sehingga bisa meningkatkan brand awarness.
Salah satu cara agar UMKM tetap bisa eksis menjalani bisnisnya adalah dengan mengedukasinya untuk lebih melek digital. Sebab, tak dapat dipungkiri efek dari wabah tersebut membuat sejumlah aktivitas sosial menjadi terbatas.
Dengan mereka melakukan transformasi digital, maka nantinya pasarnya pun akan lebih luas. Sehingga, bisa dipastikan pemasukannya juga mengalami pertambahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H