Berbagai macam jawaban ini semuanya tidak ada yang benar dan salah.
Kita mengasah intuisi dan firasat untuk keputusan kita saat memilih menu makanan. Entah itu mencari tempat makan, apa yang harus dipesan dalam menu, atau ingin mencari tempat duduk
Saat kita dengan orang lain, kita lebih fokus dengan kebersamaan. Sementara itu, saat makan sendirian, kita akan lebih menikmati makanannya. Hal ini tentunya jika kita telah memilih tempat makan yang nyaman dengan atmosfir yang bagus.
Duduk seorang diri di restoran kini bukan lagi memalukan tetapi jadi tren. Ada jumlah pengunjung restoran seorang diri lebih meningkat. Namun, sayangnya saya masih menjumpai restoran yang tidak menyediakan tempat meja dan kursi untuk tamu sendirian, mereka lebih memilih tamu dalam jumlah kapasitas lebih dari empat orang.
Makanya, kadang cukup disayangkan juga apabila ada restoran yang tidak menyediakan tempat meja untuk duduk satu atau dua orang.
Kenapa penyebabnya? Padahal orang yang duduk sendiri cenderung lebih cepat untuk makan. Ketimbang orang tamu yang datang bergerombol.
Apa yang saya lakukan ketika saya sedang makan seorang diri di restoran? Saya biasanya melakukan pengamatan pada saat menikmati makanan di restoran. Fokus saya pada pengalaman yang menikmati makanan apakah sebanding dengan uang yang saya keluarkan.
Pengamatan ini bagi saya cukup penting karena secara tidak langsung saya perlahan mengasah sensor indera khususnya lidah.
Pengalaman menilai suatu restoran tersebut mulai dari etika pelayan resto dalam memberi sambutan, menjelaskan menu makanan, kecepatan waktu dalam penyajian, suhu makanan saat datang ke meja, hingga aroma dan rasa makanan.Â
Selesai dari situ baru saya amati bagaimana interior tempat makan. Sehingga untuk pengamatan ini memang tidak memerlukan waktu yang cukup lama apabila seorang diri.