Beberapa kali saya menjumpai restoran yang menjual makanan dengan daftar menu ala kadarnya lalu menganggap tidak mencantumkan harga adalah wajar.
Pertama, kita tidak tahu konsumen yang datang ke restoran memiliki level ekonomi di tingkat mana. Di tengah persaingan tempat makan setiap harinya selalu ada restoran baru.Â
Konsumen menjadi memilih mana restoran yang tepat. Sehingga restoran pun bisa berkompetitif dimulai dengan penampilan buku menu agar bisa memikat konsumen datang.
Apalagi bagi orang yang pertama kali datang, belum tahu seperti apa bentuk makanannya. Sedangkan waiter tidak punya kemampuan buat menjelaskan makanan.
Mempunyai daftar menu yang proper dengan foto makanan yang bisa menggugah selera dan visual mata sangat dibutuhkan untuk persaingan bisnis saat ini.
Kemudian, dengan tidak menampilkan harga menu makanan bisa membuat konsumen menjadi malas. Permasalahannya, bukan berarti konsumen tidak mampu bayar, namun apakah nantinya makanan yang hadir itu layak untuk dibayar sesuai harganya?
Konsumen merasa seperti ditipu oleh penjual. Saya pernah punya pengalaman makan pindang ikan di sebuah gubuk reot. Karena tidak ada harga dalam menu makanan, saya lantas memesan seporsi pindang ikan gabus.Â
Kagetnya saat ingin bayar ternyata harga pindangnya di atas harga rata-rata penjual pindang lainnya yakni 90 ribu rupiah.
Pengalaman lima tahun itu membuat saya trauma. Sampai kapanpun saya tak sudi kembali ke gubuk reot tersebut, kecuali ditraktir eh!
2. Restoran Tidak Bersih, Peralatan Makan yang Kotor