Skroot... skroot.... sroott..
Entah sudah berapa puluh lembar tisu yang saya gunakan pagi ini untuk membersihkan pilek yang membandel. Sampai sekarang saya belum tahu penyebab pilek yang tak kunjung usai ini.
"Makanya jangan keseringan begadang!" seru ibuku dari balik dapur.
Dalam jargon iklan, dialog film, hingga kehidupan nyata sering kita mendengar kalimat "ibu tahu yang terbaik".
Ibu Selalu Tahu yang Terbaik
Sepertinya, penekanan suara ibuku ini sulit buat dibantah oleh anaknya. Pandemi ini memang membuat saya secara tidak langsung menjadi tulang punggung keluarga. Harus berpikir dua kali cara agar kami di rumah pun bisa bertahan hidup.
Memang ada hal-hal yang mana seorang ibu tahu persis situasi dan kondisi yang sedang dialami anaknya. Karena seorang ibu juga pernah menjadi anak.
Tanpa disadari, saya menurut saja dengan seruan ibuku. Saya memang kurang istirahat belakangan ini menyelesaikan beberapa proyek. Sebelum puasa, saya harus menyelesaikan proyek foto makanan, dan mengisi kelas-kelas singkat webinar. Malamnya harinya, saya masih harus melanjutkan untuk menulis artikel di blog.
Apalagi kata ibu sekarang kalau saya tidur mulai ngorok karena kecapekan.
Ibuku sadar bahwa menjadi ibu tunggal dengan membesarkan 2 orang anak bukan perkara mudah.
Tak Lelah Mengurus Anak dan Rumah
Tadi pagi cuaca sedang tak bersahabat. Hujan yang lumayan panjang dari sahur membuat ibu saya gelisah. Dia tahu hari ini saya akan bertemu sama calon klien. Entah apa yang membuat dia berinisiatif berdoa di depan pintu memohon agar hujan dapat segera reda.
Ajaib dalam 10 menit, rintik hujan yang deras itu pun mulai berkurang. Saya tak pernah meragukan doa baik dari orang tua, terlebih ibu yang mengiringi kesuksesan anak-anaknya.