Suatu ketika ada yang bertanya, "Bagaimana caranya bisa jatuh cinta sama makanan?"
Nikmati saja rasanya. Rasakan setiap bumbu-bumbu yang disesap. Jangan menolak kalau memang ada rasa sulit kamu ungkap.
Niscaya kamu bisa jatuh cinta dengan makanan tersebut.
***
Rasa cinta lah yang bisa membuat saya mau berjalan 10 kilometer, menyebrangi Sungai Musi, menerobos kemacetan dan panas terik matahari. Demi sepiring Nasi Kapau Terminal.
Rasa itu ada namun tidak terlihat. Dia tertutupi oleh halte terminal Plaju. Titik temu tempat orang-orang Ulu berjumpa kalau sedang datang ke kota.
Halte ini tidak begitu ramai di saat siang. Lalu lintas warga hanya sibuk disaat pagi karena dekat dengan bangunan pasar.
Dengan menggunakan ojek online, saya pun masuk ke dalam bangunan beratap batu. Tempatnya memang cocok untuk orang-orang yang baru saja turun dari bus lalu merasakan perut yang lapar.
Ruangan terbuka besar. Ada banyak angin yang masuk ke dalam.
Nasi Kapau Terminal
Di Nasi Kapau Terminal, deretan menu masakannya disusun dengan wadah tanah liat. Ada ikan bakar, telur crispy, ayam bakar, gulai jengkol, hingga tambusu. Deretan menu makanan yang sebenarnya bisa kamu pesan semua, tapi rasanya apa kamu sanggup menghabiskan semua makanan enak ini?
Dapur untuk memasak sengaja dibuka sehingga pembeli bisa melihat langsung. Seolah tak ada resep rahasia dalam memasak gulai kapau terenak dari tempat ini.
Tahukah kamu kalau yang membedakan nasi kapau dan nasi padang adalah pada kuah gulai.
Meskipun mirip, nasi kapau tetap memiliki ciri khas tersendiri dibanding nasi padang. Nasi kapau sejatinya terdiri dari menu yang lebih lengkap. Hidangan nasi hangat dan sambal merah yang nikmat.
Nikmatnya Sepiring Nasi Perkedel
Kamu cuma punya uang 10 ribu? Tenang, di Nasi Kapau Terminal ini bisa bikin kamu kenyang.
Saya pun memesan nasi perkedel lengkap dengan kuah gulai kapau yang gurih dan warnanya menarik. Kuahnya berwarna oranye kekuningan dengan jejak minyak terlihat di permukaannya.
Perkedelnya empuk dan tebal. Isian tekstur didalamnya juga lembut.
Mau lebih nikmat dan cinta lagi? Makanlah dengan tangan. Tipsnya semua lauk dan sambal diaduk jadi satu. Perpaduan rasa gurih dan pedas dijamin ingin menambah terus.
Selepas menuntaskan rasa lapar, saat ingin membayar. Saya mengeluarkan selembar uang 10 ribu. Ternyata dikembalikan koin 500 rupiah sebagai ongkos pulang.
Inilah yang saya bilang ada rasa makin cinta sama menu-menu makanan di tempat sini. Harga merakyat, namun tetap rasional. Di mana lagi kalau bukan di Nasi Kapau Terminal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H