Pandemi covid-19 ini membuat semua orang bekerja keras dua kali lipat dari biasanya. Khususnya untuk pekerja non formal yang terdampak langsung. Seperti Ira, seorang kawan, ibu rumah tangga. Ira orang tua tunggal berputra satu ini baru merintis berjualan kue rumahan sejak akhir 2019.
Sejak suaminya meninggal dunia, Ira mengurus anaknya sendiri, Fauzan, usia 10 tahun. Sebelum wabah covid-19, Ira menitipkan kue-kue buatannya ke sekolah sang anak.
***
Putar Otak Atasi Kehidupan Normal Baru
Subuh Ira bangun menyiapkan adonan kue. Lalu, menyiapkan keperluan sarapan pagi anaknya. Hasil penjualan cukup membantu membiayai kebutuhan mereka berdua. Namun, sejak himbauan Jokowi agar masyarakat bekerja dan belajar di rumah membuat sekolah ditutup.
Ira sempat bertanya bagaimana kiat berjualan online untuk tetap bertahan hidup sehari-hari. Uang sekolah putranya harus tetap dibayar walau mendapat keringanan.
Adaptasi kehidupan baru ini dialami oleh setiap lapisan masyarakat. Mulai orang dewasa hingga anak-anak ikut menanggung akibat pandemik. Sebagian besar aktivitas kini beralih menggunakan sistem daring (dalam jaringan) atau online. Mulai urusan pekerjaan hingga sekolah. Mulai rapat hingga rumpi.
Pandemi membawa pembelajaran baru kegiatan dunia daring sebagai bentuk adaptasi. Seperti Ira yang saya bekali kemampuan memotret produk kue agar tampak menarik. Setidaknya dari rumah pun Ira tetap bisa produktif membuat dan berjualan kue.
Kolaborasi Penting Guru dan Orangtua
Kita mau tak mau dibiasakan menggunakan sistem daring untuk sejumlah aktivitas. Termasuk untuk keperluan belajar mengajar oleh sekolah.
Ira pun berperan mendampingi anaknya belajar dari rumah selama kegiatan di gedung sekolah ditutup. Belajar lewat jaringan internet dari rumah kini adalah aktivitas rutin para siswa walau tidak bertatap muka langsung dengan guru.
Peran orangtua selama pandemi cukup berat. Karena selain tetap bekerja juga dituntut menjadi "pengganti" guru sekolah di rumah khususnya untuk siswa SD.
Bagi anak-anak, belajar di sekolah lebih menyenangkan karena bisa berinteraksi langsung dengan teman dan guru. Sedangkan belajar dari rumah, interaksi dilakukan daring. Distraksinya pun berbeda dengan aktivitas di sekolah yang lebih fokus ke belajar mengajar. Suasana sekolah tentu berbeda dengan suasana rumah.