Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Setop Melambungkan Konten Negatif Menjadi Terkenal

17 Mei 2020   12:33 Diperbarui: 18 Mei 2020   16:09 1378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IK (sumber : kompas.com)

Bagi brand atau orang yang ingin mengajak kerjasama dengan influencer, tentunya harus melihat track record influencer tersebut. Apakah cocok dengan pasar, luwes dan lainnya. 

Sehingga perlu ada riset kecil sebelum memutuskan mengajak kerjasama. Beberapa waktu lalu saya pernah memberi tips memilih influencer yang cocok untuk brand. Bisa dibaca kembali ya.

Dari total 1,6 juta pengikutnya. Ada sekitar 85% mayoritas pengikutnya adalah perempuan. Tentu saja hal yang wajar karena produk kecantikan adalah salah satu niche yang paling diminati. Sedangkan sisanya adalah pengikut pria yang kadang mengikuti akun perempuan oleh karena melihat paras atau hanya sekedar ikut-ikutan saja.

Hal yang menarik untuk kita lanjutkan pembahasan ini adalah rentang usia pengikut IK yang mayoritas usia 18-24. Usia yang menurut riset adalah masa transisi dari remaja ke dewasa. Untuk saat ini mereka yang berusia rentang 18-24 tahun masuk dalam kelompok generasi Z, yakni generasi lanjutan dari generasi milenial. Apalagi kalau yang berusia 24 tahun boleh dikatakan penanda sudah dewasa dan sedang meniti karier. Dan juga memiliki kemampuan belanja.

Kita Pernah Ceroboh

Kita tidak bisa menjamin bahwa dari total pengikut IK, bahwa ada 1% persen saja yang fanatik lalu mengikuti apa yang kita sarankan. Apa dampaknya ke dunia medis di rumah sakit? 

Banyak orang yang mengalami dampak dari pandemi ini. Ada keluarga yang tidak bisa melihat keluarganya hingga akhir hayat. Ada pula anak yang terpisah dari ayahnya karena ayahnya berada di gugus depan.

Saya sadar kalau pernyataannya di channel Youtube Gritte walau tanpa potongan adalah pernyataan apa adanya. Coba saja panggil pakar mimik wajah, maka bisa dilihat secara jelas bagaimana mimik IK secara sadar dan tanpa sensor.

Bahasa tubuh seseorang tidak bisa dibohongi bukan? Koreksi saya kalau saya salah dalam analisa. Lalu, apa jadinya kalau dari 1% pengikutnya tadi mengikuti apa yang dikatakan they so called influencer ini? Untuk tidak menggunakan masker, mencuci tangan atau bahkan mengikuti kerumunan saat McD Sarinah tutup, IK dan suaminya pun di sana.

Bisa tambah penuh isi rumah sakit dan semakin menajam kurva. Namun, mungkin ini hanya kekhawatiran saya saja. Di tengah wabah virus korona yang sudah menewaskan ratusan ribu manusia, tetap ada manusia lain yang menunjukkan keberaniannya seperti IK. Bravo!

Saya mengakui memang tidak mudah menjadi konten kreator. Saya pun harus memikirkan membuat konten apa setiap harinya untuk pengikut saya di Instagram @deddyhuang. Sebab, uang yang didapat memang dari konten. 

Pernah tidak kita berbuat salah dalam membuat konten? tentu pernah sebagai konten kreator juga manusia yang punya rasa khilaf. Hal yang tak boleh dilupakan bagi mereka yang mengaku sebagai influencer adalah setiap inci tindak tanduk kita menjadi sorotan orang lain. Adalah bijak ketika konten kreator juga memiliki rasa empati dan memikirkan dampak dari setiap konten yang dibuat.

Take it for Granted

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun