Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

3 Persiapan Mudik Online, The New Normal Siapkah?

16 Mei 2020   11:30 Diperbarui: 16 Mei 2020   11:29 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beragam prediksi pakar mengenai pandemi virus korona. Ada yang bilang selesai lebaran, ada yang bilang akan tetap ada sampai vaksin ditemukan. Namun, hari tetap kita lewati bersama bukan?

Menjelang lebaran, mungkin minggu-minggu ini adalah waktu yang paling dinantikan oleh banyak orang selain THR tentunya, yakni balik kampung.

Bagi saya yang tidak punya kampung halaman, tentu saya tidak memahami beratnya perjuangan anak rantau. Saya mungkin salah satu anak Sumatera yang darahnya tidak mengalir darah merantau, padahal konon katanya anak Sumatera itu jiwanya perantau.

Mudik merupakan tradisi khas yang ada di negeri ini setiap jelang lebaran. Walau capek badan, namun akan lunas terbayar ketika bisa berjumpa dengan sanak keluarga di kampung halaman. Mencicipi masakan khas lebaran dan nyekar makam orang tua.

Cuma bagaimana mau mudik kalau saja pemerintah melarang masyarakat mudik ke kampung halaman.

Eh sebentar, kita samakan persepsi dulu mudik dan balik kampung ini memiliki makna yang sama kan? Atau berbeda? Ya, anggap sama saja ya biar tidak panjang perdebatan ini. Kasihan nanti Uda Ivan Lanin.

Ketika tangan tidak bisa menjangkau secara langsung. Wajah bertemu wajah, kulit bersentuhan dengan kulit. Bahkan aroma wangi sulit tercium, ternyata masih ada hal yang bisa kita lakukan ketika angan dan karsa tidak bisa gapai untuk mudik. Melalui teknologi online ternyata bisa membuat interaksi manusia menjadi lebih mudah meskipun terpisah jarak yang jauh.

Kalau biasanya sungkem dilakukan langsung di hadapan orang tua maka tahun ini sungkemnya via aplikasi dulu. Suka tidak suka teknologi akhirnya masuk dalam kehidupan kita. Orang-orang yang tadinya membenci teknologi, pernah berkata sama saya, "Jelas beda dong bertemu langsung sama lewat telepon. Kamu itu nggak tahu rasanya kangen."

Sekarang mau bilang apa? Tetap perlu adaptasi sama "The New Normal" bukan?

Beberapa persiapan berikut ini bisa kamu coba ketika hendak melakukan mudik online saat Hari Raya.

1. Manfaatkan ponsel

Ponsel adalah benda penting untuk kita tetap betah di rumah. Bagi sebagian orang ketinggalan dompet lebih baik daripada ketinggalan ponsel. Oleh karena di dalam ponsel mereka masih bisa tetap berbelanja karena cashless. Selain itu juga bisa terus terhubung lewat jejaringan chat atau aplikasi media sosial lainnya.

Namun, tidak semua orang memiliki ponsel dengan teknologi canggih. Contohnya ibu saya masih setia menggunakan ponsel fitur dan lebih senang untuk bertelepon langsung dengan teman-temannya dari rumah. Gampang kan?

2. Memesan Barang Online

Mudik juga memiliki ciri khas yaitu berbelanja kebutuhan ramadan. Biasanya kita akan membawakan hadiah untuk orang terdekat ataupun keluarga. Namun karena kita tidak bisa bertatap muka langsung, ternyata ada cara lain yakni dengan kita berbelanja barang online kemudian mengirimkan langsung ke alamat orang yang ingin kita kirim. Cara ini tentu bisa mengobati keinginan kita untuk berbagi. Masa pandemi ini memang membuat kita jadi belanja dari rumah saja.

Bahkan, ibu saya sendiri sekarang jadi senang berbelanja online walau lewat saya. Misalnya membeli ikan dan ayam potong di pasar. Dia tinggal telepon si penjual, kemudian meminta saya mengambilnya lewat aplikasi ojol untuk mengambil pesanan. Praktis bukan?

3. Memanfaatkan Aplikasi Chatting

Ada sebagian orang senang berkomunikasi lewat teks, namun tak sedikit pula yang senang berkomunikasi dengan gambar atau video. Ada kepuasan tersendiri ketika melihat orangnya langsung. Kita bisa melihat mimik wajah bahkan gestur tubuh. Makanya kita bisa memanfaatkan beberapa aplikasi chatting yang juga menyediakan layanan video call.

Video call dirasa ampuh untuk mengobati rasa kangen, namun pastikan kalau jaringan koneksi internet kita stabil dan kencang. Cuma nanti kita kena sindir lagi bahwa internet cepat untuk apa?

Jangan lupa ketika kamu ingin mudik online, selalu siapkan kue kering di rumah ya. Biar makin mantap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun