Teringat perkataan Ali, anak buah kapal ketika sedang bersantai di atas kapal sore melihat matahari terbenam dari langit Labuan Bajo. Kalimat seorang anak buah kapal yang setiap hari melihat birunya langit dan laut. Sederhana namun membekas di ingatan saya, "Berbuat baik pada orang lain secara tidak langsung menaikan kualitas diri agar kita bahagia, menghubungkan ke orang-orang baik lain." Seperti dia yang selalu mengantarkan kebahagiaan orang-orang untuk mengunjungi Tanah Komodo.
Kadang saya malu kalau ingin terus berkeluh kesah. Melihat Ali dalam garis senyuman lebar mengaktifkan area yang sama di otak seolah-olah kita ikut merasakan kebahagiannya juga. Bukan tidak boleh mengeluh, namun kadang berkeluh kesah bukanlah jalan keluar. Hanya untuk melegakan hati sesaat. Apalagi dalam situasi pandemi dan bulan Ramadan seperti ini, kerap kali kita memiliki keluhan yang sama mengenai rezeki.
Hapus Keluh Kesah
Sesekali saya membaca isi pesan grup di Whatsapp, secepat itu juga saya langsung menghapus tanpa membaca pesan. Baik itu di dalam grup blogger maupun grup fotografi. Seperti tidak ada kebahagiaan ketika membaca setiap pesan yang masuk. Kadang ketika mendengar orang mengeluh, ternyata ada pula orang yang memiliki kisah hidup lebih sulit dari orang yang keluh kesah pertama kali. Artinya, kesulitan kita masih ada yang lebih sulit.
Setiap sektor industri tentu terkena dampak covid-19, salah satunya bagi jasa fotografer. Aturan yang melarang pesta pernikahan, mau tidak mau mengharuskan beberapa pekerjaan yang seharusnya ramai dikerjakan menjelang bulan suci Ramadan terpaksa dibatalkan. Mendapatkan rupiah seperti sebuah harapan yang semakin jauh.
Sebagai kepala keluarga, harus menafkahi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Sebagai yang belum berkeluarga pun juga sama harus ada menanggung orang tua. Kita memang tidak berada di kapal yang sama namun gelombang petir yang sama. Berdiam diri di rumah saja kadang membuat tidak produktif. Otak seolah tidak diajak untuk berpikir secara kreatif untuk melakukan sesuatu.
Antarkan Kebahagiaan
Di masa seperti ini hal yang masih dapat kita lakukan adalah saling support dan berbuat baik. Saya sering bertanya ke diri sendiri, sekiranya apa hal yang bisa saya lakukan selama masa pandemi untuk orang lain?
Menghubungkan kebahagiaan kita dengan orang lain ternyata dapat membentuk connecting happiness. Dalam ajaran Buddha mengenal karma, kebaikan itu akan kembali pada diri sendiri. Meski ini bisa terjadi secara langsung atau tidak. Semisal seseorang mungkin ingat bahwa kita pernah menolongnya, maka ia mungkin membantu di kemudian hari.
Bertanya pada diri sendiri, sekiranya kemampuan saya di digital marketing dan fotografi dapat disumbangkan untuk hal yang bermanfaat. Tentu saya akan membantu para pelaku usaha mikro. Hal ini dikarenakan banyak usaha kecil yang merugi akibat virus corona (Covid-19). Apalagi saya berhubungan dekat dengan dunia kuliner. Beberapa usaha restoran yang saya kenal maupun tidak, coba saya hubungkan lewat akun media sosial saya. Harapannya agar ada terjadi pertemuan antara penjual dan pembeli dari market saya.
Connecting Happiness Menjangkau Hati
Langkah yang saya lakukan dengan menawarkan mempromosikannya secara gratis. Audiens saya akan langsung membaca sendiri apabila mereka membutuhkan dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Selain itu saya bersama beberapa teman fotografer lainnya berinisiatif membantu membuatkan foto produk usaha milik UMKM yang ada di Palembang. Produk UMKM nantinya akan dikirim ke rumah tanpa perlu kontak fisik. Masih banyak sekali UMKM yang menganggap digital marketing belum bermanfaat, termasuk memiliki foto produk yang menarik untuk dijual. Foto makanan yang menarik tentunya bisa membantu para pelaku bisnis usaha mikro ini untuk lebih percaya diri dalam menjual produknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H