Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Video Ramadan Lebaran Pilihan

Rahasia Sedapnya Masakan Ibu di Rumah

3 Mei 2020   09:39 Diperbarui: 3 Mei 2020   09:41 1322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memasukkan bahan-bahan masakan ke dalam panci (sumber : deddyhuang.com)

Entah dari mana, saya sering mendengar ungkapan, "seenak-enaknya masakan di restoran yang dimasak chef terkenal sekalipun, masakan ibu di rumah tetap lebih nikmat." Walau ibu hanya bisa memasak seadanya saja agar anak-anaknya tidak dalam perut kosong dan kelaparan.

Setiap ibu di rumah sudah pusing memikirkan bagaimana mengurus rumah tangga, mulai dari membersihkan, mengatur dan menjaga anaknya. Kadang tanpa kita sadari otak mereka berpikir dua hingga tiga kali lebih cepat. Bukti kasih sayang mereka itu kadang memang menjengkelkan lewat hal-hal kecil oleh karena rasa khawatir. Misalnya, menanyakan kita apakah sudah makan atau belum.

Ibu saya itu orang lama yang mungkin saja sama seperti ibu-ibu kalian di rumah. Dia tak pandai dalam hal memasak. Boleh dikatakan baru bisa masak karena situasi mengharuskan demikian. 

Kemampuan masak yang sederhana saja, namun bagaimana masakan dia bisa keluar dan kami makan dengan kenyang. Kadang saat saya makan masakan ibu, dia suka tanya enak nggak masakan hari ini?

Metode Masak Sesuka Hati

Alat masak di dapur rumah kami sangat sederhana. Ibu hanya menggunakan satu panci multifungsi yang bisa bikin Chef Arnold menangis. Belum lagi teknik memasak yang bisa saja urutannya tidak sesuai. 

Satu panci yang dipakai untuk merebus, menggoreng, menumis, serta juga bisa memasak nasi di dalamnya. Kami tidak punya sutil, apa itu sutil kata ibu saya. Dia hanya menggunakan sendok makan saja untuk menggoreng. Membolak balik masakannya hanya dengan insting seorang ibu.

Alat masak sederhana di rumah (sumber : deddyhuang.com)
Alat masak sederhana di rumah (sumber : deddyhuang.com)
Tidak ada bumbu-bumbu istimewa dalam masakan ibu saya. Bahan rempah putih, merah dan kuning pun menggunakan takaran secukupnya saja. Hanya saja ibu lebih suka menyimpan bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit, cabe dan lengkuas. Katanya bahan-bahan ini masih bisa diolah untuk makan. 

Apa yang menurutnya pas dan cocok itu yang ibu masukkan ke dalam masakannya. Bukan seperti ibu-ibu masa kini yang tinggal mengeluarkan ponsel lalu mencari resep lewat internet. Hasil masakan balik lagi ke saya menjadi orang yang mencicipi dan memakan habis masakan ibu.

Ada satu menu andalan ibu yang dibanggakan selain memasakan aneka masakan menggunakan bahan telur. Menu andalan yang menurutnya sehat untuk dimakan yaitu Pindang Ikan Patin, sebab banyak menggunakan bumbu-bumbu rempah. Apalagi saat pandemi ini memang ibu lebih banyak memasak masakan berbahan rempah.

Memasukkan bahan-bahan masakan ke dalam panci (sumber : deddyhuang.com)
Memasukkan bahan-bahan masakan ke dalam panci (sumber : deddyhuang.com)
Saya selalu melihat dari jauh ke area dapur sewaktu ibu sedang memasak. Ibu saya masih ada pandangan kalau laki-laki tidak boleh masuk dapur, seperti menyalahi kodrat. Padahal laki-laki zaman sekarang juga pandai masak. Namun begitulah, ibu saya orang lama dengan pemikirannya.
Bahan-bahan yang perlu dipersiapkan untuk membuat pindang:
  1. Ikan patin 1 kg, cuci bersih, potong-potong sesuai selera. Taburi gambar secukupnya saja lalu sisihkan.
  2. Daun jeruk secukupnya
  3. Daun salam secukupnya
  4. Sereh digeprek secukupnya
  5. Kunyit di blender secukupnya
  6. Tomat diiris secukupnya
  7. Cabe merah dan hijau secukupnya
  8. Bawang merah dan putih dihaluskan secukupnya

Cara membuatnya:

  1. Tumis bumbu halus sampai wangi, masukan daun jeruk, daun salam dan sereh.
  2. Masukan ikan patin, aduk-aduk hingga agak setengah matang.
  3. Beri air secukupnya. Tutup panci biarkan uap panas terkumpul didalamnya. Tunggu sampai ikannya matang.
  4. Masukan haluskan cabe merah dan hijau, dan tomat.
  5. Beri garam secukupnya.
  6. Sajikan selagi hangat.

Apa masih ada bahan-bahan yang terlewat? Entahlah saya hanya melihat itu saja ketika ibu memasak Pindang Ikan Patin. 

Sekilas Tentang Pindang Palembang

Seperti yang diketahui, pindang merupakan makanan khas Sumatera Selatan. Di Palembang, kata pindang merujuk pada kuah yang pedas, asam, gurih dan segar. Ada banyak jenis pindang yang kita ketahui mulai dari pindang ikan patin, udang, kerupuk, tulang dan iga. Apapun jenis lauknya tetap sama, namun ciri khas tetap melekat pada jenis kuah.

Memasak pindang ikan patin ala rumahan (sumber : deddyhuang.com)
Memasak pindang ikan patin ala rumahan (sumber : deddyhuang.com)
Pindang ikan sudah siap disantap (sumber : deddyhuang.com)
Pindang ikan sudah siap disantap (sumber : deddyhuang.com)
Kuah pindang sendiri ada banyak jenis sesuai daerah-daerah pelosok yang ada di Sumatera Selatan. Beberapa ciri ini yang membuat keragaman citarasa kuliner nusantara bahwa pindang memang makanan yang menyehatkan sekaligus mudah dijumpai. 

Namun, hadirnya pindang saat ini memang sudah lebih banyak mengalami modifikasi oleh si pembuat. Salah satunya ibu saya yang memasak sesuai seleranya. 

Hal ini tidak salah, sebab di beberapa restoran yang menjual menu pindang juga melakukan modifikasi bahan dan rasa agar sesuai dengan lidah orang Palembang.

Ini Rahasia Masakan Ibu Tak Banyak diketahui Orang


Boleh jadi masakan ibu kita di rumah kemampuan masak biasa-biasa saja, namun menurut saya masakan ibu di rumah tetap sulit tergantikan karena bumbu-bumbu secukupnya itu tadi juga ditambahkan dengan bumbu cinta dan kasih sayang. 

Sekarang kita tahu jawabannya, bahwa masakan ibu semata-mata bukan soal rasa dan penampilan. Ada suasana hatinya ketika masak yang mampu membangkitkan selera makan dan membuat kita selalu rindu untuk kembali ke rumah dan menyantap masakan ibu.

Kalau kamu, lebih pilih masakan ibu atau Chef Arnold?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Video Ramadan Lebaran Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun