Tak sulit memang teknik pengerokan badan. Namun, tidak semua orang yang memang memiliki tangan terampil untuk suatu seni kerokan. Kenapa saya katakan kerokan adalah seni, karena ketika kita kerok maka ada pola, tekanan hingga alur agar kita tidak sembarang kerok.
Almarhum nenek saya dulunya lebih menyukai menggunakan minyak goreng dicampur bawang merah yang sudah digeprek. Hangatnya bawang merah dipercaya bisa meresap ke dalam badan.Â
Baluran minyak ini memang tidak boleh terlalu banyak, bisa khilaf masuk ke dalam penggorengan nantinya. Di samping aroma bawang merah yang kuat dan menyengat, saya menggantinya dengan minyak kayu putih yang lebih menenangkan aromanya.
Berikut langkah-langkah kerokan yang biasanya saya lakukan:
- Siapkan koin yang tidak terlalu tajam. Bisa gunakan uang koin, sendok, atau tutup balsem.
- Beberapa minyak bisa digunakan seperti minyak zaitun atau kayu putih.
- Arah kerokan mulai dari atas ke kiri, tepatnya di sendi-sendi dekat tulang.
- Hindari juga mengerok pada bagian tulang yang bisa membahayakan kesehatan kita.
- Selesai kerokan, usapkan semua bagian punggung dengan minyak kayu putih agar badan lebih hangat.
- Dilarang untuk mandi sebelum warna merah pada kerokan hilang.
- Minum ramuan jahe atau obat herbal tolak angin.
Apabila saat kerokan terasa kesat, tinggal oleskan minyak kembali. Saat badan sedang tidak sehat, dijamin satu kali kerokan total sudah membuat warna merah di belakang punggung. Sebagai orang yang menyukai kerokan, warna merah membara ini diyakini masuk angin akan hilang. Semakin merah maka angin semakin banyak, kalau belum berwarna merah tandanya bukan masuk angin.
Penelitian Kerokan
Sekalipun metode kerokan ini terkenal di Indonesia diyakini ampuh untuk mengusir masuk angin. Bertolak belakang dalam ilmu kedokteran sendiri tidak mengenal yang namanya sakit masuk angin. Istilah kerokan tidak dikenal di dunia medis.Â
Beberapa artikel kesehatan memberikan penjelasan bahwa kerokan yang dilakukan secara keliru dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Efek merah membara dikarenakan pori-pori terbuka sehingga aliran darah terbuka lebar.
Dengan melakukan kerokan ternyata hampir sama dengan melakukan pemijatan secara tradisional. Saat kita melakukan proses kerokan, gesekan yang ditimbulkan oleh benda tumpul dan kulit akan menghasilkan panas dan membuat pembuluh darah melebar.Â
Aliran darah yang sudah terbuka akan menjadi lebih lancar dan distribusi oksigen ke bagian-bagian tubuh menjadi lebih baik terutama pada bagian-bagian yang dikerok.Â
Efek dari warna membara sewaktu dikerok menyebabkan timbulnya rasa hangat dan rasa pegal-pegal jadi berkurang bahkan menghilang. Boleh percaya atau tidak, namun rasa ini yang saya rasakan bahkan mungkin oleh kalian.