Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Inspirasi Keberagaman Lewat Film "Cahaya dari Timur"

13 April 2020   11:50 Diperbarui: 13 April 2020   11:47 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Cahaya dari Timur Beta Maluku (image : beritamalukuonline.com)

Hanya saja gengsi Rafi tinggi sehingga dia mundur untuk menjadi asisten Sani dengan alasan ialah yang berhak menjadi pelatih karena berhasil membawa SSB Tulehu.

Konflik pun tak berhenti sampai disitu, Sani harus menyatukan konflik antara anak-anak SSB Tulehu Putra dan SSB Paso yang berasal dari latar belakang agama berbeda. Selain itu juga berhadapan dengan anak-anak Jakarta yang pernah mengalahkan mereka sebelumnya.

Sani sempat turun motivasi karena merasa apa yang ia kerjakan sia-sia. Sampai akhirnya Sufyan Lestaluhu yang diperankan oleh Glenn Fredly memberikan motivasi yang sangat tinggi kepada Sani. Hadirnya peran Sufyan sangat penting dalam karakter Sani.

Alhasil, Sani bersama tim Malukunya berhasil memenangkan kompetisi PSSI U-15 setelah mengalahkan wakil DKI Jakarta di partai final lewat drama adu penalti. Dalam pertandingan, siaran langsung sempat berhenti. Di sinilah magis terjadi yang membuat masyarakat Maluku cemas untuk mendengar pertandingan.

Scene film terus berlanjut. Pertandingan masih tetap bisa didengar dengan cara telepon. Lewat masjid dan gereja, mereka menyuarakan situasi pertandingan adu penalti. Terlihat beberapa umat muslim pun bergabung ke gereja untuk ikut mendengar.

Sani mengingatkan kembali tujuan anak-anak Maluku datang ke Jakarta adalah karena bukan mereka islam, kristen, Tulehu ataupun Paso melainkan mereka adalah Beta Maluku.

Film ini kental dengan pesan keberagaman. Suatu euforia kemenangan dapat meredam konflik yang terjadi. Suasana antar etnis agama pun kembali hangat.

Berlatar syuting di Ambon, Tulehu membuat film ini dikemas dengan manis. Saya suka sekali dan layak direkomendasikan buat kalian. Apalagi di dalam film ini pun diajarkan mengenai Pela Gandong, ale rasa beta pun rasa. Sekarang, tak seorang pun tak mengenal Tulehu, tempat lahirnya pemain sepak bola berbakat dari Maluku. Meski terdengar klise, sepak bola mungkin jadi jalan keluar sebagai hiburan dan pembelajaran pribadi.

Seperti apa Tulehu? Simak di tulisan saya selanjutnya.

Kompal (dok : kompal)
Kompal (dok : kompal)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun