Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Miagas Sampai Rote, J&T Express Membangun Jembatan Logistik di Era Industri 4.0

23 Desember 2019   22:36 Diperbarui: 23 Desember 2019   22:48 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paket kiriman yang langsung disortir untuk siap dikirim ke konsumen.


Bahkan di dalam logistik pun kita juga bisa merasakan transformasi tersebut. Pengerjaan pengiriman barang nyatanya tak semudah yang dipikirkan. Khususnya di Indonesia banyak faktor yang memberi pengaruh.

a) Konektivitas Maritim Indonesia

Indonesia merupakan negara kepulauan yang cukup besar. Hal ini menjadi persoalan untuk logistik di Indonesia. Perpindahan barang antar pulau memakan waktu yang cukup lama dan tarif yang besar. Dan ditambah minimnya infrastruktur membikin konektivitas maritim menjadi keadaan sulit paling utama.

b) Tarif Pengiriman

Satu waktu, saya pernah mengirimkan satu majalah pesawat ke teman di Ruteng dari Palembang. Jalur pengiriman cukup panjang. Paket dikirim dari Jakarta ke Surabaya. Lalu dari ekspedisi yang ada di Surabaya dikirim ke Bajo. Besoknya baru diantar jalur darat ke Ruteng. Ini membuat harga pengiriman bisa lebih mahal dari harga barang.

Dari model ini bisa kita lihat ada tarif pengiriman darat, lalu tarif loading barang ke kapal laut, lalu pengiriman lewat trek laut, dan nantinya di unloading lagi ke truk di Bajo. Banyaknya servis yang diterapkan, makanya membuat tarif pengiriman barang menjadi mahal.

c) Teknologi dan Informasi

Perusahaan logistik terhambat oleh belum adanya ketersediaan infrastruktur dan jaringan yang handal. Terbatasnya jangkauan jaringan pelayanan non seluler, dan masih terbiasa menerapkan metode manual (paper based system) dalam transaksi logistik.

d) Infrastruktur

Persoalan lain adalah infrastruktur yang belum memadai dari jalan yang rusak hingga minimnya pelabuhan untuk docking kapal logistik. Hal ini menambah resiko pengiriman barang ke daerah yang jauh menjadi tinggi.

Survive di Era Disrupsi 4.0

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun