Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Cara Asyik Menjaga Stabilitas Keuangan dengan Kulu Kilir Palembang

1 Agustus 2019   23:28 Diperbarui: 1 Agustus 2019   23:42 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemandangan warga lokal sekitar pinggir Sungai Musi (dok : deddyhuang.com)

Tanpa ragu kusesap kopi dari biji Robusta lokal yang ada di Sumsel. Biji kopi Sumsel terasa sedap sebab tak akan dipanen sebelum berwarna merah.

Saya tidak sendirian, ada Joni yang ikut menemani. Kami baru saja membawa peserta food walking tour. Usaha yang kami rintis di bidang jasa pariwisata ini tak terasa sudah berjalan tujuh minggu.  Sebagai bagian dari budaya, kuliner mampu menjadi perekat hubungan  pecinta kuliner. Ide kami sederhana. Mengenalkan Palembang lewat sejarah, budaya, khususnya kuliner di benak anak-anak muda termasuk orang asli Palembang. Usaha ini kami namakan Palembang Food Tours sebagai operator tur tematik yang menyuguhkan pengalaman kuliner langsung untuk peserta di Kota Palembang.

MENGUBAH WACANA MENJADI AKSI

Awalnya Joni mengajak saya diskusi membuat jasa operator tur tematik di Palembang. Tur tematik yang mempermudah wisatawan saat datang ke suatu kota bisa mendapat arahan yang jelas sekaligus teman jalan. Bermodal dengan pengalaman kami berdua di bidang pariwisata, akhirnya kami sepakat merintis. Ada asa yang kami jaga bagaimana memberikan sentuhan yang berbeda untuk penggiat pariwisata di kota sendiri.


Mengenalkan kuliner Palembang bukan hanya tentang menu, cara makan tetapi juga sejarah tempat yang dikunjungi adalah tujuan utama kami. Semua orang tahu bahwa kuliner Palembang adalah pempek. Hampir mudah menemukan tempat makan pempek di Palembang. Namun, Palembang ternyata bukan hanya pempek melainkan masih ada kuliner khas lainnya yang sudah terpinggirkan karena tergerus waktu. Satu per satu tempat kuliner khas yang kami tahu memiliki cerita dan keunikan makanan mulai dikumpulkan.

Memberikan brief singkat sebelum walking tour (dok : deddyhuang.com)
Memberikan brief singkat sebelum walking tour (dok : deddyhuang.com)

Dalam agenda, kami mengenalkan titik 0 KM Palembang, kemudian berjalan kaki masuk ke sebuah pasar tradisional di Palembang yang memiliki akulturasi budaya Cina, Arab, dan Palembang. Pasar tradisional memiliki peran sebagai pondasi dasar ekonomi kerakyatan, sehingga sayang untuk dilewatkan. Tur tematik kami ini membawa nuansa masyarakat dari Ilir ke Ulu kota Palembang. Dalam grup kecil, kami menikmati rijsttafel kuliner Palembang agar akrab satu sama lain.

SUDUT PANDANG BARU

Kami banyak belajar setiap minggu dari bisnis baru ini. Terutama mulai dari berkoordinasi dengan tempat makan karena kami harus memastikan makanan yang dipesan sesuai dengan jumlah peserta. Makanan yang kami pesan di tempat rumah makan tidak ada yang kami kurangi bahkan termasuk harga makanan. Saat menyaksikan binar mata  peserta ketika melihat makanan dan tempat yang belum pernah mereka datangi, terbit rasa haru dalam benak saya.

Keseruan kami berjalan melihat hal-hal baru dengan sudut pandang baru (dok : deddyhuang.com)
Keseruan kami berjalan melihat hal-hal baru dengan sudut pandang baru (dok : deddyhuang.com)

Beberapa tempat makan yang kami ajak merupakan permata yang tersembunyi dan memiliki potensi besar namun sedikit orang ketahui. Mulai dari mengenalkan tempat makan mi ayam yang sudah dirintis 40 tahun yang lalu.  Tempat makan ini tersembunyi di antara pertokoan. Sayang kalau tak ada yang mengenal tempat ini punya hidangan yang nikmat. Kemudian, kami mengajak ke salah satu pasar tradisional yang menjual bahan makanan segar dan terjamin kualitasnya. Saya sempat terkejut saat salah satu peserta mengaku belum pernah melihat cara pemotongan ikan. Menyaksikan pedagang memotong dan membersihkan ikan tentu menjadi pengalaman baru untuknya.


Kami juga mengenalkan tradisi minum kopi dari budaya Melayu lewat kopitiam. Mengajak mereka untuk mencoba pengalaman baru minum kopi dengan suasana bangunan tua, di antara lalu lalang orang lokal di pasar. Suguhan kopi menggunakan kopi lokal Sumsel. Selepas menikmati minum kopi kami melanjutkan perjalanan dengan melihat pemandangan Jembatan Ampera dari sudut berbeda yaitu sekelompok orang berprofesi sebagai kuli panggul serta kumpulan perahu motor yang mengantar masyarakat Palembang yang tinggal di pinggir sungai.

Bagi orang yang sibuk dengan rutinitas tentunya melihat pemandangan seperti ini bukanlah hal biasa. Seorang peserta tur, Davie, bertanya kenapa ada orang mengangkat barang-barang berat. Sebagai anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar, dia mendapat wawasan baru mengenai profesi orang bekerja. Seketika rasa lelah kami sekejap hilang merasakan dampak positif dari kegiatan yang kami lakukan untuk pariwisata Palembang.

IKUT MENDUKUNG STABILITAS KEUANGAN


Mengajak ke pasar tradisional, salah satu upaya memperkuat perekonomian rakyat (dok : deddyhuang.com)
Mengajak ke pasar tradisional, salah satu upaya memperkuat perekonomian rakyat (dok : deddyhuang.com)
Pembangunan kepariwisataan punya peranan penting dalam meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mendorong pemerataan kesempatan berusaha, dan berkontribusi penerimaan devisa. Bahkan pariwisata juga juga berperan mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Boleh dikatakan pariwisata saat ini menjadi industri pendukung yang sangat potensial dalam memperbaiki ekonomi dan dapat meningkatkan kemandirian daya saing daerah.


Berdasarkan laporan World Travel and Tourism Council (WTTC) tahun 2017 sumbangan pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dunia mencapai 10 persen. Sementara itu, penerimaan dari kunjungan wisatawan internasional menyumbang tujuh persen total ekspor barang dan jasa dunia atau 30 persen dari total ekspor jasa dunia. Nilai ekonomi pariwisata kadang tidak dapat diukur secara nyata dalam bentuk nominal dan seringkali terkesan hanya berhubungan dengan para pelaku pariwisata. Namun, sesungguhnya nilai ekonominya tidak hanya dinikmati satu sektor saja.


Datang sebagai tamu, pulang sebagai keluarga (dok : deddyhuang.com)
Datang sebagai tamu, pulang sebagai keluarga (dok : deddyhuang.com)
Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang mengatur, mengawasi, dan melindungi untuk industri keuangan yang sehat.  Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi yang memungkinkan sistem keuangan nasional berfungsi secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap guncangan internal dan eksternal sehingga alokasi sumber pendanaan atau pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.


MENGENALKAN KULINER PALEMBANG KE MASYARAKAT


Rumah Kopi Sumsel, usaha binaan Bank Indonesia lokasinya dekat Jembatan Ampera
Rumah Kopi Sumsel, usaha binaan Bank Indonesia lokasinya dekat Jembatan Ampera
Suatu senja, saya duduk di kedai kopi lokal binaan Bank Indonesia. Saya berjumpa dengan Mas Harry Widodo selaku Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan. Mas Harry terlihat antusias sekali ketika berbicara mengenai pariwisata.


"Untuk daerah Palembang dan sekitarnya, kalau sisi pertumbuhan ekonomi, kita masih relative median di semester satu dan tumbuh 5,8 kemudian kemarin Inflasi memang naik sedikit sebelumnya menjadi sekitar 0,55 tapi masih relatif masih rendah dari 4 tahun terakhir," sahutnya menjawab mengenai kondisi perekonomian di Palembang.

Setiap tahun, performa pariwisata menanjak, saat beberapa komoditas lain, seperti minyak, gas, batu bara, serta kelapa sawit terus merosot. Sektor pariwisata diharapkan menjadi salah satu alternatif, di samping industri manufaktur, untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Bentuk wisata yang berpotensi dikembangkan di Palembang adalah dari Sungai Musi yaitu "Must See Musi". Obrolan kami memiliki frekuensi yang sama dengan Palembang Food Tours yang mana kami juga ikut memanfaatkan Sungai Musi seperti mengajak peserta untuk berjalan kaki di atas Jembatan Ampera serta naik perahu getek dari para tukang kapal untuk mengantar kami menyeberang.


Melihat sudut pandang baru (dok : deddyhuang.com)
Melihat sudut pandang baru (dok : deddyhuang.com)
Bisnis yang sedang kami kembangkan memberi kontribusi tercipta konsumsi wisatawan. Hal itu menjadi pendorong pengembangan sarana dan prasarana dari pemilik tempat makan. Pelaku usaha tempat makan yang kami kunjungi perlahan ikut meningkatkan kualitas produk, layanan, dan pengelolaan demi kenyamanan. Prioritas tersebut dan peran serta pelaku usaha pariwisata diharapkan mampu mendongkrak perekonomian, khususnya sektor perpelancongan. Gambaran ini menjadi utuh dengan Bank Indonesia apa yang kami bangun di Palembang Food Tours.

GERAKAN SADAR WISATA DEMI KESTABILAN SISTEM KEUANGAN BANK INDONESIA

Membantu pemilik usaha kapal dan mendongkrak popularitas Sungai Musi (dok : deddyhuang.com)
Membantu pemilik usaha kapal dan mendongkrak popularitas Sungai Musi (dok : deddyhuang.com)
Indonesia pernah mengalami masa emas perkembangan pariwisata tahun 1995 dengan penghasil devisa terbesar sekitar 15 miliar dollar AS saat ekspor kayu, tekstil, dan migas turun. Sumatera Selatan dengan iklim masyarakat mayoritas dari perkebunan dan pertambangan, juga mengalami ekonomi turun. Terkait pariwisata di Sumatera Selatan khususnya kota Palembang belum begitu maksimal dikelola. Baru ada beberapa pelaku usaha yang sudah mulai sadar pentingnya pariwisata seperti Kampung Tuan Kentang yang merupakan kampung penghasil kain jumputan khas Palembang.

Melihat potensi yang masih ada, kami mencoba mengumpulkan permata-permata pariwisata tersebut. Mulai dari tempat makan tersembunyi hingga makanan khas Palembang yang terpinggirkan karena tak banyak penjual yang membuatnya hingga generasi sekarang tidak tahu, seperti Gelenak, makanan dengan cita rasa kenyal dan manis ditambah banyak elemen rempah-rempah saat mencicipinya. Adalah Syekh Baraqbah yang menjual makanan sepuh hampir punah ini, dia sangat menyambut kedatangan kami ke kedainya untuk mendengarkan cerita sejarah Palembang tempo lampau.

Mengobrol dengan Syekh Baraqbah, pemilik kedai sarapan pagi (dok : deddyhuang.com)
Mengobrol dengan Syekh Baraqbah, pemilik kedai sarapan pagi (dok : deddyhuang.com)
Secercah harapan, dengan upaya ini kami bisa turut berperan mendorong pengembangan industri kreatif Pariwisata khususnya Palembang yang berkualitas, membuka lapangan kerja, bahkan juga memperkenalkan Palembang dan budayanya pada masyarakat internasional. Kami sendiri juga berpikir mencari regenerasi local guide yang akhirnya membuka lapangan pekerjaan baru untuk anak-anak muda di pariwisata.


Mohon doa agar projek Palembang Food Tours ini terus melancong menemani para pemburu kuliner dari dalam atau luar kota Palembang seperti slogan kami, "Perut Kenyang, Hati Senang!" Datang sebagai tamu, pulang sebagai keluarga.

Salam,

@deddyhuang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun