Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Positif Bermedia Sosial

17 Maret 2019   10:18 Diperbarui: 17 Maret 2019   13:34 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sudah lama tidak berjumpa teman KOMPAL. (foto : dok posma)

Tiba-tiba bikcik Tika mention saya di grup agar saya ikut meramaikan kegiatan KOMPAL (Kompasianer Palembang) bulan ini. Dalam hati, idih nih orang.. Apa-apaan langsung masukin nama tanpa saya setuju.

Saya jawab, nanti... mau cek kalender jalan-jalan dulu. Ternyata benar, minggu ini saya ada jadwal "jalan-jalan" dan biasanya weekend baru balik. Cuma, rasanya di KOMPAL sayang sekali ditolak apalagi untuk acara kebersamaan. Akhirnya, tiket pesawat saya reschedule dan pulang lebih cepat demi agenda KOMPAL pada 16 Maret 2019.

Ini acara kedua di tahun 2019 dari KOMPAL. Setelah bulan lalu mengadakan acara mengenalkan kartu pos ke anak-anak bersama Yayan dan Playdate Palembang. Bulan ini giliran saya, dokter Posma, Mang Du, dan Nindy yang kolaborasi bersama Universitas IBA Palembang. Tema diskusi yang ringan seputar positif media sosial.

Bertempat di aula Universitas IBA Palembang, sekitar 100 mahasiswa muda, kritis, dan aktif berkumpul. Kampus yang memiliki arsitektur klasik kepunyaan Ida dan Bayumi, salah satu orang terpandang di Palembang.

Saya sendiri sudah sering bermain di kampus penuh pohon rindang. Sambil berdecak, andai si pemilik tergerak untuk membuat kampus ini lebih nyaman karena dari bangunan sudah bagus.

Acara kami melewati rangkaian formal yang kontras dengan milenial saat ini. Dibuka oleh Dr. Ir. Karlin Agustina, M.Si sebagai rektor yang memberikan kami figura sertifikat sebagai tanda terima kasih yang manis.

Diskusi pun Dimulai

Peserta diskusi (foto : KOMPAL)
Peserta diskusi (foto : KOMPAL)
Menjadi orang pertama yang berbicara di depan banyak orang bukan hal yang mudah. Banyak karakter baru yang saya lihat. Generasi muda yang masih panjang umur dan karier mereka, namun ketika mereka salah dalam bersikap, kita tidak akan tahu bagaimana hasilnya. Media sosial yang mereka gunakan tanpa sadar menyimpan jejak digital yang bisa saja merugikan diri sendiri.

Kita semua punya kebebasan dalam membagikan berita. Namun, ketika memberikan informasi tersebut apakah sudah disaring terlebih dahulu? Sebab kita tidak tahu kondisi aslinya seperti apa.

Sebelum mempercayai informasi tersebut ada baiknya dicari tahu terlebih dahulu. Saya sendiri juga mulai mengontrol ketika ingin memberikan suatu informasi atau gambar. Apakah gambar atau berita itu baik untuk saya, orang lain, dan lingkungan.

Semoga mereka mendapat inspirasi (foto : KOMPAL)
Semoga mereka mendapat inspirasi (foto : KOMPAL)
Dok Posma lagi memperagakan sesuatu (foto : Bimo)
Dok Posma lagi memperagakan sesuatu (foto : Bimo)
Mang Dues yang baru balik dari Sarolangun langsung ke TKP (foto : Bimo)
Mang Dues yang baru balik dari Sarolangun langsung ke TKP (foto : Bimo)
Nindy dan Bikcik Kartika. Dua advokat yang legit ilmunya. (foto : Bimo)
Nindy dan Bikcik Kartika. Dua advokat yang legit ilmunya. (foto : Bimo)
Saat ini, para headhunter perusahaan akan mengecek media sosial para calon karyawan. Bersihkah dari hate speech atau hal yang dirasa merugikan. Media sosial kita dapat menjadi citra ketika orang lain melihat. Saya pun mengajak untuk mulai mengurangi memberikan komentar-komentar yang bersifat menjatuhkan, sebab tidak ada manfaat. 

Terlebih audiens sore itu adalah anak-anak mahasiswa yang nantinya mereka akan masuk ke dunia kerja. Sesi saya tidak lama karena juga berbagi dengan tiga teman saya. Mulai dari dokter Posma yang berbagi mengenai seputar profesi sebagai dokter. Bagaimana beliau memberikan konten positif lewat tulisan.

Lalu, Mang Du yang mulai menyentil dunia pekerjaan dan dia pun sepakat kalau dalam merekrut karyawan baru, maka media sosial menjadi hal utama yang dilihat. Tak lupa sosok Nindy yang berpendapat mengenai bahayanya ketika komentar atau perilaku seseorang terhadap orang lain bisa membuat dampak psikis.

Beberapa peserta mulai melemparkan kami botol aqua, eh, pertanyaan mengenai topik diskusi. Walau pun ada yang melenceng tetap harus kita luruskan bagai besi yang bengkok. 

Kapasitas kami termasuk saya mungkin belum seberapa, namun kami yakin dengan kontribusi seperti ini setidaknya akan ada tunas-tunas muda yang sekarang jadi lebih bijak selama online. Bahwa media sosial bukanlah menjadi tempat melampiaskan kekesalan melainkan menjadi jejak digital yang bisa diwariskan.

Terima kasih Universitas IBA yang sudah menyediakan tempat untuk kami berkumpul sekaligus berbagi. Sebab kami yakin, ketika kami menjadi bagian dari komunitas tersebut maka hidup kami lebih berasa bermanfaat.

Ditunggu ya di acara KOMPAL berikutnya. Kalau kalian belum bisa ikut kemarin, masih ada selanjutnya. 

Kompasianer Palembang
Kompasianer Palembang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun