Mungkin membangunkan sahur merupakan budaya yang sudah ada lama di Indonesia. Sampai sekarang saya masih mencari relevansi membangunkan orang sahur dengan cara bunyi-bunyian keras atau menggunakan speaker masjid yang mana tidak semua warga itu beragama muslim.Â
Kami sebagai non muslim kadang memiliki keterbatasan untuk mengemukakan pendapat ketika hidup berdekatan dengan kawasan muslim. Ingin menyampaikan aspirasi khawatir salah paham. Sehingga memilih untuk memaklumi atau kalau tidak dinikmati saja sebagai "kekhasan" Ramadan.
Tradisi membangunkan sahur di Indonesia itu unik. Gerombolan anak-anak dan orang muda akan sukarela membuat keributan. Pukul 02.00 atau 03.00 dini hari sudah ada keributan yang membuat tidak nyaman.
Bahkan menurut yang saya baca pengaruh membangunkan orang sahur menggunakan petasan itu datang dari budaya Tiongkok yang terbiasa dengan petasan. Benarkah demikian? Walaupun saya juga rindu dengan suasana seperti itu, namun akan lebih baik jika diluruskan saja. Apabila ingin membunyikan lewat speaker masjid coba musik yang enak didengar, bukan anak-anak yang belum fasih membaca.
Saya rasa zaman maju seperti ini, orang sudah berpikiran maju dan mengerti toleransi. Bisa dipastikan hampir semua orang ada handphone, biasanya sebelum mau tidur kita akan memasang alarm di handphone sebagai tanda agar waktu tidur kita tidak kebablasan. Andai pun bablas sudah dipastikan orang tersebut bertanggung jawab dengan dirinya.
Membangunkan Sahur Dengan Cara Romantis
Biasanya malam harinya sudah mempersiapkan menu makanan. Apalagi saat ini sudah ada kompor gas yang mempercepat proses masak santap sahur. Orang-orang selesai sahur makan akan melakukan ibadah subuh dan mempersiapkan kerja. Maka menurut teman saya yang menjalankan puasa setuju bahwa sekarang bukan zamannya lagi membangunkan orang dengan suara-suara berisik.Â
Perlu disadari bahwa kita hidup dengan berbagai macam ritme, siklus atau jadwal kegiatan kita masing-masing. Sehingga diharapkan ada kesadaran yang sama mengentai cara seperti apa yang pas.
Lantas, apa hubungan sama teman saya yang akan menikah sebelum Ramadan?
Bulan puasa akan menjadi bulan biasa bagi orang yang belum menikah. Rutinitas dilakukan sendiri seperti sahur, puasa, berbuka, hingga teraweh dijalani seorang diri. Tentu akan berbeda dengan orang yang baru saja menikah. Hal yang sulit dipisahkan oleh pengantin baru adalah sahur dan buka puasa sudah ada yang menemani. Bagi pria, sahur dan buka puasa sudah ada yang menyiapkan. Berbuka puasa dan sahur berdua tentu terasa lebih menyenangkan. Selain itu akan membuat motivasi puasa menjadi lebih bersemangat.