Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

"Sahur on The Road" Baik Kalau Tertib

4 Juni 2018   13:42 Diperbarui: 4 Juni 2018   13:58 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : pixabay.com

Mendengar nama Sahur on The Road bukan kali pertama kali bagi saya. Kegiatan Sahur on The Road (SOTR) sepertinya menjadi tradisi di Ramadan. Tiap saya menyetel berita di televisi, berita-berita mengenai SOTR biasanya dari kalangan artis dengar latar riuh gerombolan motor dan mobil. Ya walaupun tidak harus dari kalangan artis juga, sih. Tapi sosok pencitraan di berita kan seperti itu?


Saya bukan pelaku, juga belum pernah mengikuti kegiatan SOTR. Bisa jadi pandangan saya tidak luas seperti kalian. Namun, saya tahu di luar sana ada kelompok orang-orang yang peduli untuk melakukan SOTR. Berita-berita yang saya dapat SOTR lebih banyak kontra karena kegiatan yang harusnya menjadi amal untuk membagikan makanan sahur bagi orang-orang ternyata tidak berjalan semestinya.


Pandangan-pandangan ini akhirnya menimbulkan pemberitaan negatif mengenai Sahur on The Road. Bahkan di beberapa kota besar oleh pemerintah daerah membuat aturan khusus dengan melarang kegiatan SOTR. Saya pikir apakah sampai seekstrim begitu ya?


Polemik Sahur on The Road


Setelah membaca lewat media online, hal ini terjadi karena kegiatan SOTR sering memicu aksi-aksi kriminalitas seperti tawuran. Tidak luput juga meningkatkan resiko kecelakaan lalu-lintas. Saya yang membaca berita mengenai SOTR merasa resah karena bisa jadi tidak nyaman dengan suara-suara bising. Kegiatan yang harusnya berjalan syahdu menjadi rusak oleh anak-anak muda atau komunitas. Tak sedikit juga ajang Sahur on The Road ini dijadikan tempat politik bagi orang-orang berkepentingan untuk menjaring suara. Bisa dilihat dari label stiker kotak makanan akan ada stiker bersponsor.


Sikap-sikap negatif mengenai Sahur on The Road ini yang harus ditindak tegas. Namun, bukan berarti menghilangkan nilai asli untuk beramal, membagikan makanan bagi orang yang membutuhkan. Sahur on The Road seyogyanya dapat berjalan dengan damai. Bukan menjadi ajang pamer kendaraan atau kebut-kebutan di jalanan pada dini hari. Ada banyak pihak yang harus ikut mengiring misalnya dari pihak aparat. Sehingga ada kerjasama yang telah terjalin.


Cari Kegiatan Lain Selain Sahur on The Road


Sahur on The Road sebagai sarana menebar kebaikan bukan suatu hal bisa dilarang begitu saja. Makna baik yang saya sendiri sepaham yaitu menebar kebaikan. Memiliki niat baik untuk memberi makan fakir (orang miskin) makan masa kita larang?


Beramal bisa dilakukan dimana saja. Hanya saja diperlukan kejelasan mengenai tempat, orang, dan tujuan. Apabila ketiganya selaras maka Sahur on The Road tidak dipandang sebelah mata. Barangkali saat ingin melakukan Sahur on The Road bisa mencari kegiatan positif yang dapat bermanfaat serta membuat suasana jadi kondusif, seperti:


Sahur bareng anak panti


Kalian bisa membuat acara untuk sahur bersama anak-anak yatim piatu di rumah singgah. Tinggal pilih rumah singgah yang menurut kalian layak untuk dibantu. Ada teman saya yang membentuk komunitas untuk mengadakan acara di rumah singgah, tujuan mereka selain memberikan bantuan secara materi juga memberikan penghiburan. Mereka biasanya akan membuat acara dengan tujuan edukatif.

 

Sahur bareng teman-teman

 

Hal ini sederhana, sama seperti kalian buka puasa bersama. Kalian bisa mengajak teman-teman atau kerabat untuk sahur bersama yang bisa kalian lakukan misal di masjid. Kalian bisa sholat berjamaah sekaligus mendengar ceramah pagi.

Ikut membantu petugas kebersihan


Di balik bersihnya ruas jalan, ada orang-orang yang bekerja senantiasa untuk membersihkan sampah di jalan. Menurut saya para petugas kebersihan ini adalah orang penting yang jarang dilirik oleh banyak fungsi dan tugasnya. Memberikan mereka menu sahur tentu saja menambah amal sekaligus kalian bisa ikut menjaga kebersihan jalan.


Pandangan saya sebagai orang yang tidak menjalankan puasa, Sahur on The Road ini ada baiknya diganti dengan Buka on The Road yang lebih jelas manfaat dari sisi tempat dan orangnya. Umumnya akan banyak kegiatan yang bisa dilakukan saat berbuka puasa. Saat membagikan makanan bisa dilakukan seperti pengajian dan sebagainya. Selain itu juga tidak mengganggu warga lain apabila merasa bising dengan suara kendaraan terlalu banyak.


Kalau kalian lebih suka sahur on the road atau buka on the road?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun