Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Sebagai Nonmuslim, Bolehkah Saya Ikut Rindu Ramadan?

15 Mei 2018   23:07 Diperbarui: 17 Mei 2018   22:47 6503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan Kareem (sumber : pixabay.com)

Suasana yang membuat saya rindu adalah para tetangga muslim di dekat rumah saya mereka sudah mulai berbenah rumah mereka. Lingkungan rumah saya penuh dengan alunan musik nasyid setiap sore. Itu yang menjadikan saya gemar duduk di teras untuk menikmati senja sambil mendengarkan musik nasyid.

5 Persiapan Ramadan Bagi Nonmuslim

Rindu Ramadan (sumber : pixabay.com)
Rindu Ramadan (sumber : pixabay.com)
Sebagai nonmuslim saya sadar penuh dengan bulan Ramadan. Teman-teman muslim saya harus berpuasa selama 30 hari dari waktunya matahari terbit hingga matahari terbenam. Nilai kebaikan Ramadan sejatinya ialah pengalaman spiritual, tentang segala hal yang bermanfaat. Apalagi bagi nonmuslim seperti saya yang ikut antusias menyambut bulan Ramadan.

Selama bulan Ramadan, saya ikut belajar mempersiapkan diri bahkan sesekali saya ikut belajar berpuasa untuk ikut merasakan pengalaman teman-teman saya yang berpuasa. Sebab selama satu bulan akan saya ikut belajar :

  1. Melihat situasi saat ingin makan dan minum di depan teman-teman yang sedang berpuasa. Walaupun hal ini tidak menjadi masalah bagi teman-teman muslim, bahkan teman kerja saya pun memahami ketika saya izin untuk makan. Toleransi adalah kuncinya.
  2. Mengerti apabila berpuasa itu melelahkan fisik. Saat ada tugas kerja saya akan menanyakan terlebih dahulu atau setidaknya saya tidak memberikan teman-teman saya pekerjaan yang terlalu menguras tenaga.
  3. Salah satu efek berpuasa adalah bau mulut. Tidak makan dan minum satu hari penuh bisa menyebabkan nafas kurang sedap. Saya memahami hal tersebut, sehingga tidak menjadi masalah bagi terkadang teman-teman saya agak sedikit lebih jauh ketika kita sedang berdikusi.
  4. Mendekati waktu berbuka puasa, biasanya saya akan ikut menemani teman-teman muslim mencari jajanan di Pasar Bedug. Biasanya banyak bermunculan penjual jajanan dadakan yang berjualan untuk menu buka puasa. Hal yang saya rindukan adalah menemukan ragit, makanan khas Palembang yang hanya ada saat bulan Ramadan.
  5. Hal yang paling saya nantikan saat Ramadan adalah buka bersama dengan teman-teman muslim. Tentunya akan menjadi kebahagian sederhana bisa ikut berbuka puasa bersama dengan mereka. Seperti berbagi rasa menahan lapar seharian kemudian membuka dengan yang manis. Rasa kekeluargaan jauh lebih erat.

Indonesia adalah multikultural. Kita tidak hidup hanya dengan satu agama saja. Apalagi dalam situasi saat ini yang berpotensi memecah belah umat beragama di Indonesia. Bulan Ramadan menjadi satu kerinduan saya untuk bisa balik lagi ke maknanya bulan Ramadan. Momen bersama juga untuk memperbaiki perilaku. Dari lubuk hati saya paling dalam, saya rindu Ramadan tahun ini.

Ngomong-ngomong, jadwal undangan buka bersama saya masih kosong lho. Ya kali aja ada yang mau ajakin buka bersama. Ha-ha-ha.

Selamat datang Ramadan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun