Suara azan bukan hal asing di telinga saya. Hampir setiap lima waktu saya mendengar lantunan indah nan merdu azan berkumandang sejak kecil. Saya bisa melihat dari dekat orang-orang sedang mengambil air wudhu untuk menyucikan diri sebelum sholat. Serta melihat saat mereka bangkit dari sujud setelah mencium sajadah. Ada desir mengalir melihat pemandangan tersebut.Â
Rumah pertama saya tinggal persis di samping masjid. Saya tidak tahu apa alasan ayah saya mengontrak rumah persis di samping masjid. Tinggal dan berada di lingkungan mayoritas orang muslim membuat saya banyak belajar mengenai perbedaan dan toleransi.
Saya jadi bernostalgia dengan rumah masa kecil saya sewaktu menulis cerita ini. Tiga puluh tahun tinggal di kawasan muslim justru membuat saya belajar tentang perbedaan itu indah. Teman-teman bermain saya tentu saja tetangga saya yang mayoritas muslim. Saya sudah menganggap mereka adalah saudara, begitupun mereka terhadap saya.
Ramadan Itu IndahÂ
Banyak pertanyaan-pertanyaan menarik tentang bagaimana tinggal dan berbaur di lingkungan muslim bagi nonmuslim? Pertanyaan itu selalu ditanyakan ketika mereka tahu kawasan tempat tinggal saya di kawasan mayoritas muslim.
Apakah saya tidak terganggu dengan suara azan? Apalagi sewaktu subuh?
Jelas tidak. Justru lantunan suara azan yang merdu membuat saya tidur lebih tenang. Jujur, tidak ada terbesit dalam pikiran saya tentang hal tersebut mengganggu tidur.
Saya seperti berada di kawasan yang aman karena setiap 5 waktu kawasan rumah saya selalu ramai dikunjungi oleh orang yang ingin beribadah. Saya termasuk orang pagi, senang untuk bangun lebih awal. Bahkan kagum dengan mereka yang meluangkan waktu untuk menjalankan kewajiban.
Lingkungan kerja saya lebih banyak mayoritas orang muslim. Saya telah terbiasa dengan masjid. Saat mereka sedang sholat, saya biasakan akan duduk di pelataran masjid untuk menunggu mereka selesai ibadah sambil menikmati indahnya ukiran di kubah. Saya senang mendengar tiap bunyi "Aaamiin" ibarat ada sepucuk doa indah yang berharap dapat terkabul.
Beberapa hari lalu, saya sedang makan bersama Mbak Tika. Saya bilang ke dia kalau saya rindu Ramadan. Rindu suasana Ramadan yang syahdu selama satu bulan penuh.