Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Romansa Kota Sejarah, Macao

27 Desember 2017   09:16 Diperbarui: 27 Desember 2017   20:53 1746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dragon Fortune (foto : dok pribadi)

Terasa kencang saat kedua tangan saling mengepal sambil berucap dalam hati agar cuaca bisa lebih tenang. Kedua mata pun ikut mengawasi situasi luar jendela. Sama sekali gelap, penglihatan saya hanya dibalas beberapa kali kilatan petir yang menjadi jawaban kondisi penerbangan saya malam itu dari Kuala Lumpur ke Macao.

Turbulensi pesawat termasuk salah satu bagian yang menegangkan dalam hidup saya, apalagi bagi saya yang baru pertama kali punya pengalaman backpacker ke luar negeri. Perjalanan ke Macao sudah saya rencanakan satu tahun sebelumnya bersama teman lainnya. Tiap bulan saya sisihkan sekitar 10 persen dari hasil kerja per bulan agar memiliki perjalanan cap paspor pertama kali.

Memang, dalam banyak kesempatan, Macao ditampilkan sebagai pusat perjudian di Asia, bahkan disebut-sebut sebagai Las Vegas nya Asia. Sebenarnya, Macao menawarkan banyak pesona lain dan sangat layak dijadikan destinasi liburan.

Fakta berkata, Macao hingga kini masih menyisakan aroma Portugis di setiap sudutnya. Masyarakat lokal berdarah campuran yang cantik dan tampan, dan tentunya bangunan peninggalan kolonial yang masih terawat baik, terutama di sekitar kota tua Senado Square.

Macao, Sejuta Pesona Germelap

Suasana bandara Macao International Airport tidak terlalu ramai malam itu, kami berinisiatif keluar bandara dan melihat ada shuttle bus dari hotel-hotel mewah yang ada di Macao. Selamat datang di Macao, kota megah penuh gemerlap. Sepanjang perjalanan saya di dalam bus, saya hanyut terpukau dengan bangunan tinggi dan kerlap-kerlip lampu warna-warni.

Saya tidak pernah mengira bisa menginjakkan kaki ke kota yang tengah dalam pembangunan kota dan akan lebih indah lagi 10 tahun mendatang. Macao seperti perpaduan kota bersejarah kelas dunia dan teknologi serta pengetahuan yang akan memanjakan kita. Sistem transportasi yang sudah sangat mendukung, kita bisa memanfaatkan bus antar hotel yang telah disediakan. Gratis.

Kami tiba di kawasan Cotai, turun di sebuah hotel berarsitektur Eropa. Tanpa sadar salah satu teman saya menyenggol tangan saya yang sedang terkesima melihat animasi 3D mapping yang menyorot tembok dinding Hotel Venetian. Kami pun bergegas mencari transportasi gratis untuk menuju Senado Square, pusat kota Macao sekaligus tempat kami bermalam.

Hati sudah tak sabar menantikan esok pagi untuk memulai petualangan menemukan jejak Portugis di Macao. Ada banyak aktivitas yang ingin saya kejar selama di Macao. Kebanyakan orang datang ke Macao untuk berkunjung ke berbagai kasino yang tersebar di sana, namun saya lebih menyukai blusukan ke beberapa tempat bersejarah.

Tersesat di Labirin Senado Square

Di saat orang masih berselimut hangat, kami segera keluar dari hotel tepat pukul 6 pagi menuju Senado Square, pusat kota Macao yang masih memiliki bangunan-bangunan bersejarah sisa Portugis. Jalanan beraspal dengan lorong-lorong kecil yang menghubungkan ke jalan lain membuat kita seolah diajak untuk menelusuri bangunan melihat satu per satu.



Diselimuti oleh bangunan khas Portugis, saat menyusuri lorong-lorong di bagian kota tua Macao. Saya jadi membayangkan bagaimana sibuknya orang Macao dan Portugis saat dulu aktifitas di Museu do Macao, Mount Fortress, St Dominic's Church, dan The General Post Office Building. 

Bagi yang tertarik belanja, terdapat pusat perbelanjaan Senado yang memiliki banyak varian tempat belanja. Maka tak heran mengapa Senado Square ini masuk dalam daftar warisan dunia UNESCO karena merupakan bagian dari sejarah kota Macao.

Menghirup Udara Segar di Reruntuhan Katedral St. Paul


Kita tidak akan bosan selama menelusuri sepanjang Senado Square, sebab pada satu titik kita akan bertemu dengan ikon kota Macao yaitu reruntuhan katedral St. Paul. Bangunan ini merupakan sisa runtuhan yang menyisakan bangunan depan dan tangga batu yang besar sebuah gereja terbesar di Macao. Tampak dari sisa runtuhan depan, terdapat beberapa patung yang masih tersisa di atas.

Menurut info, reruntuhan bangunan ini dibangun pada tahun 1580, kemudian gereja ini mengalami kebakaran pada tahun 1595 dan 1601 kemudian dilakukan rekonstruksi. Namun, angin topan melanda kota Macao tahun 1835 kemudian terbakar kembali hingga lenyap sudah sejarah gereja terbesar di Macao.

Udara di sekitar reruntuhan gereja sangat segar sebab banyak perpohonan hijau. Datanglah lebih pagi sebab kita akan bertemu dengan para lansia yang sedang melakukan olahraga pagi dan senam Tai Chi. Saya senang bisa menyapa para lansia tersebut dan mendapatkan pandangan dari orang lokal.

Menelusuri Kawasan Kota Tua Coloane Village

Coloane Village (foto : cnn.com)
Coloane Village (foto : cnn.com)
Berada di Macao, kita akan lebih sering mendengar orang lokal berbahasa Kanton. Dari obrolan bersama seorang kakek, kami pun bergegas menuju kawasan kota tua di Coloane Village. Cuaca masih sangat bersahabat untuk berjalan kaki. Bagi kita yang senang menikmati arsitektur bangunan tua, terdapat sebuah daerah "perkampungan" di mana suasana warisan budaya Kanton dan Portugis sangat kental. Kita akan dimanjakan dengan bangunan-bangunan perkampungan peninggalan Portugis yang masih sangat terawat, bersih, dan sangat bersahabat.

Kita bisa berjalan kaki di tepi Coloane Village, sambil mengabadikan keindahan gereja-gereja peninggalan Portugis yang memiliki arsitektur serta tata kota khas Eropa di dalam kamera.

Berjumpa "Kai-Kai" di Macao Giant Panda Pavillion

Macao Giant Panda Pavillion (foto : Tripadvisor)
Macao Giant Panda Pavillion (foto : Tripadvisor)
Di balik kemilau bangunan hotel-hotel mewah di Macao, tersimpan satu ruangan berisikan panda-panda lucu nan menggemaskan. Macao Giant Panda Pavillon dibangun di bekas kebun binatang, sehingga terbuka bagi pengunjung yang inin melihat habitat panda secara langsung. 

Kita bisa berjumpa dengan "Kai-Kai" apabila dia sedang aktif bermain di pohon bambu yang menjadi kesukaannya. Bukan hanya panda, di taman ini pun terdapat beberapa spesies monyet, burung merak, dan jenis-jenis burung eksotis lainnya.

Melihat Teknologi Masa Depan Macao

Dipisahkan oleh jembatan yang menghubungkan kawasan Cotai dan Macao maka saya seolah melihat kecanggihan masa depan. Kaki saya diajak untuk terus berjalan melihat kemewahan pertunjukan yang disuguhkan. 

Bak hamparan menyilaukan selama menikmati hiburan di Macao. Tatanan penyajian yang teratur dan menjadi tontonan yang menghibur.

Dragon Fortune (foto : dok pribadi)
Dragon Fortune (foto : dok pribadi)
Mulut tak kuasa berdecak kagum saat menyaksikan seekor naga muncul dalam kabut tebal dan mencapai ketinggi 28 kaki. Animasi kepala dengan mata yang bersinar serta asap yang mengepul dari lubang hidungnya. Lalu, bunga teratai indah mekar dengan diameter hingga 12 kaki muncul. Pertunjukan naga ini melambangkan daya hidup, kemujuran, serta kesejahteraan. 

Penggabungan seni pahat tradisional, pencahayaan modern dan efek audio dalam sebuah pertunjukkan yang dramatis bagi puluhan pasang mata.

Saya sungguh beruntung bisa melihat pertunjukkan Dragon of Fortune di Hotel Wynn yang berlangsung tiap satu jam sekali selama 4 menit. Selanjutnya, saya melihat sebuah pohon tinggi dengan dedaunan yang lebat terbuat dari daun kungan berlapis emas. 

Ada sensasi yang berbeda saat memasuki Wynn, Pohon Kemakmuran menggambarkan astrologi Cina dan Barat, yang terus naik pada bagian akhir dari setiap pertunjukkan dan bertransformasi dalam warna-warna empat musim.

Selain dua pertunjukkan tersebut, masih ada pertunjukkan lainnya yang akan memanjakan mata kita saat berada di City of Dreams. Kita dapat melihat penampilan acara berbasis air yang memukau. Sesuai dengan nama tempatnya bahwa Macao dapat membawa kita ke suatu masa depan.

Goyang Lidah Icip Kuliner Tradisional

Seperti menemukan harta karun tersembunyi saat keliling Macao dan menemukan ragam kuliner enak. Saya mengamati di tiap restoran memiliki menu masakan yang merupakan kombinasi dari masakan Portugis dan Cina.

Seafood Rice (foto : Diandra Caesarlita)
Seafood Rice (foto : Diandra Caesarlita)
Salah satu makanan otentik kuliner Macao khas Portugis yang bisa dicoba adalah Seafood Rice. Penampilannya yang seperti gulai tersebut mempunyai kejutan saat menyendok ke bagian dalamnya. Campuran nasi, berbagai macam seafood seperti udang, kerang, dan cumi ini disajikan berkuah dalam mangkuk yang cukup besar. Rasa gurih dan sedikit asam begitu terasa sejak suapan pertama ketika menyantap kuliner ini.

Seradura (foto : Diandra Caesarlita)
Seradura (foto : Diandra Caesarlita)
Portugues Eggtart (foto : Diandra Caesarlita)
Portugues Eggtart (foto : Diandra Caesarlita)
Macao juga memiliki hidangan dessert yang menjadi salah satu bukti pengaruh kuliner Portugis di Macao. Tentunya saya ikut mencari Seradura dan Portugues Eggtart yang cukup populer. 

Seradura merupakan cream cheese dan biskuit susu yang bertekstur sangat creamy namun juga ringan dan lumer di dalam mulut. Sedangkan eggtart merupakan kue khas Portugis yang diadaptasi oleh penduduk Macao. Penampilan kue terkesan tidak ada yang istimewa, namun saat gigitan pertama, dalam mulut kita akan merasakan campuran telur dan karamel yang pas serta bagian dalam kue begitu lembut.

Hidden Gem Sebuah Kota Sejarah

Bukan hanya kasino yang menjadi tumpuan perekonomian orang-orang setempat, walau mereka punya pilihan untuk larut dari pagi hingga malam mempertaruhkan harta mereka di atas meja kasino. 

Namun, dari obrolan saya bersama seorang penjaga kasino saat sedang menunggu bus. Bagaimana hidup di Macao, jajahan Portugis yang amat kecil di ambang pintu benua Tiongkok? 

Tidakkah kalian merasa bahwa kita tinggal dalam zaman lampau yang amat terbelakang, sedang di sekeliling sejarah baru manusia mengalir dengan amat cepat?

Taman di St. Paul (foto : dok pribadi)
Taman di St. Paul (foto : dok pribadi)
Patung sepasang kekasih (foto : dok pribadi)
Patung sepasang kekasih (foto : dok pribadi)
Masyarakat Macao sudah jauh lebih terbuka dan berpikir maju ke depan. Yakin akan kemajuan Macao, tentunya bukan tanpa alasan. Macao juga meliputi dua pulau disebut Coloane dan Taipa, yang sekarang dihubungkan oleh pulau buatan yang disebut Cotai. 

Tiga pulau ini saling terhubung ke daratan utama Macao oleh tiga jembatan megah serta berbatasan dengan Provinsi Guangdong. Saat ini pengembangan Pulau Taipa lebih dikhususkan untuk hotel dan kasino besar. Maka 10 tahun mendatang, Macao akan menjadi salah satu destinasi menarik bagi orang yang ingin melihat masa depan dan sejarah.

Saya jadi teringat saat sedang berjalan kaki bertanya alamat menelusuri lorong-lorong pertokoan sekitar Senado Square. Saya berjumpa dengan seorang lansia lalu berkomunikasi dengan bahasa mandarin yang terbatas. Dari obrolan kami, saya menangkap tentang masyarakat lokal yang begitu menikmati hari tua di sebuah negara persemakmuran Portugis.


Macao memang telah lama menjadi tempat kontras hadir berdampingan: hidup bersama, tak saling menghancurkan, malah saling mendukung. Potret keindahan bangunan serta perpaduan budaya dan kuliner. Seperti sepasang patung yang berdiri di seberang reruntuhan St. Paul. Romantis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun