Kami turun ke tepian sungai lalu mulai naik satu per satu ke dalam speed boat. Saat mesin sudah di nyalakan, rombongan anak-anak sungai itu membantu mendorong kapal kami tepat di sungai. Mereka yang masih telanjang, menutupin kelaminnya dengan satu tangan, dan tangan yang lain membantu mendorong kapal. Ini satu pengalaman yang menarik, saya dapat berinteraksi langsung dengan mereka.
Naik speed boat siang itu seperti saya sedang naik di atas kuda. Speed boat yang melaju bukan berjalan tenang melainkan tubuh kita akan dibawa bergoncang-goncang. Saran saya kalau naik speed boat, carilah posisi belakang. Kalau duduk di depan, kamu harus siap jadi perisai buat teman di belakang. Guyuran air sungai pertama kali dimulai dari depan dan juga tekanan angin yang paling kencang juga dari depan. Sementara yang duduk di tengah akan lebih berasa goncangan kapal. Tapi kalau kamu duduk di belakang, kamu bakalan melewatkan sensasi seru yang saya sebutkan tadi. Jadi, silahkan pilih sendiri.
Explore and Explore
Di dalam pulau terdapat sebuah rumah sembahyang, sayangnya kami tidak bisa masuk karena di kunci. Kemudian ada sebuah pagoda seperti di cerita Kera Sakti dan sekali lagi kami tidak bisa masuk ke dalam karena dikunci oleh pengelola. Terakhir, ada sebuah pohon yang diberi nama pohon cinta. Mitos berkata kalau menulis nama di pohon tersebut kamu akan langgeng sama pasangan, atau bisa juga meminta jodoh. Pernah saya menulis kalau ada teman yang melakukan double date di pulau dan “menantang” menulis nama pasangan masing-masing, terakhir tepat satu minggu kemudian mereka putus. Entah benar atau bukan, tapi kami lebih melihat jangan merusak alam dengan mencoret-coret di batang pohon.