Mohon tunggu...
Deddy Huang
Deddy Huang Mohon Tunggu... Freelancer - Digital Marketing Enthusiast | Blogger | Food and Product Photographer

Memiliki minat di bidang digital marketing, traveling, dan kuliner. Selain itu dia juga menekuni bidang fotografi sebagai fotografer produk dan makanan. Saya juga menulis di https://www.deddyhuang.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Enough) Insomnia

23 Mei 2010   09:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:02 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

I never thought that Id fall in love, love, love, love
But it grew from a simple crush, crush, crush, crush
Being without you girl, I was all messed up, up, up, up
When you walked out, said that youd had enough-nough-nough-nough

SSssseeesttt….

Pertemuan antara batang korek api dengan penyulutnya telah dinyalakan. Awalnya titik api ini kecil, aku mengaguminya atau aku menyukainya? Tiap berjumpa dengannya dia selalu berhasil mengaduk-aduk perasaanku menjadi perasaan yang asem tapi manis.

Cukup… teman-temanku selalu berusaha menggodaku bersama dia. Entah dari mana mereka bisa mendapat sinyalku kalau aku sedang punya perasaan dengan dia. Tiap malam aku selalu terjaga hanya untuk memastikan : hey apa yang sedang kau pikirkan.

Been a fool, girl I know
Didnt expect this is how things would go
Maybe in time, youll change your mind
Now looking back i wish i could rewind

Semoga saja sikapku tadi tidak menunjukkan suatu kegirangan yang berlebihan hingga membuat mukaku memerah. Hanya karena dia duduk bersebelahan denganku. Memang aku tidak berharap lebih untuk memilikinya, tapi aku berharap dapat menjadi temannya, dimulai dari obrolan ringan.

Hai… sedang ngapaian? Ohh balik kemana?

Sepertinya masih belum dapat aku berdekatan dengan dia, walau terkadang aku merasa dia juga punya perasaan yang sama seperti aku. Dia sosok yang alim, pembawaannya selalu ceria. Fisiknya aku tidak terlalu perhatikan karena cukup dua sifat yang menonjol itu sudah menambahkan rasa terhadapnya. Aku bukan mencari fisik yang akan dijodohkan dengan diriku, melainkan aku ingin mempertemukan sifatku dengan sifatnya hingga terdengar bunyi klik.

Because i cant sleep til you’re next to me
No i cant live without you no more
Oh i stay up til you’re next to me
Til this house feels like it did before

Diam-diam aku telah menjadi sesuatu yang hanya aku dan Malaikat yang tahu. Tapi bolehkah aku berharap lebih? Karena tidurku selalu terjaga karena terus menerus memikirkan dia. Setiap mengingat dia, otakku bereaksi untuk tersenyum. Ah, apa kini dia sudah beralih menjadi kapsul obat yang perlu aku konsumsi setiap harinya agar diriku selalu tersenyum?

Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah
Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun