Mohon tunggu...
Kristoper Simanjuntak
Kristoper Simanjuntak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar/Mahasiswa/STT Trinity Parapat

Saya Kristoper Simanjuntak, seorang pelajar yang belajar untuk menayangkan Artikel-artikel yang menarik dan bermanfaat bagi pembaca tulisan saya......

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

APAKAH ANDA TERMASUK LGBT?

13 September 2023   21:15 Diperbarui: 25 September 2023   14:32 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prespektif Etika Kristen mengenai LGBTQ .

            Orientasi seksual adalah ketertarikan seseorang kepada jenis kelamin tertentu, yang dilandasi oleh emosi, seksualitas, atau cinta. Cinta dapat membawa seseorang kepada rasa nyaman yang berlebih. Penyimpangan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor herediter adalah bagian dari faktor internal, berupa ketidakseimbangan hormon-hormon seksual. Magnus Hischeld memperkenalkan teori “gay gene” itu pada tahun 1899 Dia menegaskan bahwa homoseksual adalah bawaan lahir, dan menyerukan persamaan hukum untuk semua kaum homoseksual. Namun, teori tersebut mulai kehilangan populeritas ketika di tahun 1999 Prof. George Rice dari Universitas Western Ontario Kanada mengatakan bahwa tidak ada Gen X yang dikatakan mendasari perilaku homoseksual. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa kalaupun faktor genetis itu ada, dampaknya sangat lemah, sehingga tidak signifikan. Saya menyetujui pandangan Prof. George Rice tersebut sebab beberapa kasus tidak dapat dijelaskan dengan teori tersebut. Meski demikian, saya tetap meyakini bahwa penyimpangan seksual dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.

            Pertama, faktor internal. Pengalaman atau trauma di masa anak-anak seperti diperlakukan dengan kasar oleh orang tuanya sehingga seorang anak menganggap semua pria dan wanita pasti bersikap kasar, menimbulkan kebencian pada si anak terhadap semua orang. Seorang menjadi lesbian misalnya, karena memiliki pengalaman atau trauma pada masa  kanak-kanak akibat kekerasan yang dilakukan oleh sosok pria dekat di dalam hidupnya, misalnya ayah kandung, paman, atau saudara laki-lakinya. Kekerasan fisik, mental, atau seksual itu membuat gadis itu membenci semua pria. Hal sebaliknya bisa terjadi pada seorang pria dan mendorongnya menjadi seorang gay.

Kedua, faktor eksternal. Pergaulan dan Lingkungan Kebiasaan, pergaulan dan lingkungan menjadi faktor terbesar menyumbang kepada kekacauan seksual ini yang mana salah seorang anggota keluarga tidak menunjukkan kasih sayang dan sikap orang tua yang merasakan penjelasan tentang seks adalah suatu yang tabu. Firman Tuhan mengatakan bahwa pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik. Akibat dari pergaulan yang buruk dan kesalahan dalam memilih teman itu juga mampu mengubah orientasi seksual seseorang. Bukan hanya pergaulan saja yang mampu membuat seseorang berbelok dan menyimpang orientasi seksualnya. Perkembangan teknologi juga membuat anak-anak sekarang semakin mudah mengakses konten-konten yang berbau homoseksual, seperti “BoysLove” (drama percintaan antara pria dan pria) serta masih banyak lagi yang lainnya.

            Maka dari itu penyimpangan orientasi seksual semakin kerap didapati dan bahkan sudah semakin banyak yang mempopulerkan hubungan yang tidak sehat tersebut ke media sosial, seakan-akan itu hal yang wajar. Lalu bagaimana prespektif Alkitab mengenai kebobrokan etika dan moral tersebut?

            John Stott , dalam bukunya, Issues Facing Christian Today (1984) secara mendalam dan luas memberi tanggapannya tentang kaum homoseksualitas. Dia memulai dengan memberi petuah untuk tidak menjadikan diri sendiri sebagai hakim dan mengutuki orang-orang yang terjebak dalam dosa homoseksualitas. Kita juga adalah pendosa, sehingga tidak layak membenarkan diri dan mengutuki orang lain. Bila kita melihat kembali kepada prespektif Alkitab tentang hal tersebut maka ada 4 larangan yang begitu tegas melarang hal tersebut LGBT. Dalam Alkitab, ada 4 bagian ayat yang memberi pengajaran tentang LGBT: (1) Kisah Sodom (Kej 19:1-13), dengan mana wajar disejajarkan kisah Gibea yang amat mirip dengan itu (Hak 19); (2) Nas-nas Imamat (Im 18:22 dan 20:13) yang secara eksplisit melarang 'tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan'; (3) Lukisan yang diberikan rasul Paulus tentang kemerosotan masyarakat kafir pada zamannya (Rom 1:18-32); dan (4) Dua daftar Paulus dari pendosapendosa, setiap daftar memuat satu hunjukan kepada praktik homoseksual (1 Kor 6:9-10 dan  1 Tim 1:8-10). Dengan melihat hal-hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dosa homoseksual sangatlah keji di mata TUHAN, dan larangan Homoseksualitas adalah moral, dan bukan sekedar seremonial. Hanya karena larangan hukum taurat terhadap homoseksualitas disebutkan dalam Kitab Imamat tidak berarti bahwa ini merupakan bagian dari hukum seremonial yang telah berlalu. Jika demikian maka kekerasan seksual, seperti pemerkosaan, inses dan sifat kebinatangan secara moral juga tidak salah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun