Mohon tunggu...
Gina RoudotulJannah
Gina RoudotulJannah Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Uin Sunan Gunung Djati Bandung

hobi saya memasak dan membuat video tutorial di tiktok

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyingkap Warisan At-Tabari: Modern atas Tarikh Al-Rusul wa Al-Muluk

25 Juni 2024   20:00 Diperbarui: 25 Juni 2024   20:04 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Al-Tabari, atau lengkapnya Abu Ja'far Muhammad ibn Jarir al-Tabari, adalah salah satu sejarawan dan mufasir terkemuka dalam sejarah Islam. Karya monumentalnya, **Tarikh al-Rusul wa al-Muluk**, merupakan salah satu sumber primer paling penting mengenai sejarah awal Islam dan peristiwa-peristiwa yang melingkupinya. Buku ini tidak hanya mengisahkan peristiwa sejarah, tetapi juga menampilkan interpretasi dan analisis yang mendalam terhadap kejadian-kejadian tersebut.
Warisan Al-Tabari
Al-Tabari lahir pada tahun 839 M di Amol, Tabaristan (sekarang Iran). Dalam masa hidupnya, ia menghasilkan berbagai karya yang mencakup tafsir Al-Qur'an, hukum Islam, dan sejarah. Karyanya yang paling terkenal, “Tarikh al-Rusul wa al-Muluk”, sering disebut sebagai "Sejarah Para Rasul dan Raja". Karya ini mencakup periode waktu yang sangat luas, mulai dari penciptaan dunia hingga tahun 915 M, tidak lama sebelum kematiannya.
Keunikan “Tarikh al-Rusul wa al-Muluk” terletak pada metodenya yang mendetail dalam mengumpulkan sumber-sumber sejarah. Al-Tabari tidak hanya mencatat peristiwa, tetapi juga mencantumkan berbagai versi dan pandangan dari berbagai sumber. Pendekatan kritis ini menjadikan karyanya sangat berharga bagi sejarawan dan peneliti modern yang ingin memahami kompleksitas sejarah awal Islam.
Tafsir Modern atas Tarikh al-Rusul wa al-Muluk
Seiring berjalannya waktu, para sarjana modern telah memberikan berbagai tafsir dan analisis baru terhadap “Tarikh al-Rusul wa al-Muluk”. Tafsir modern ini tidak hanya berfokus pada konten sejarah, tetapi juga pada metodologi dan konteks sosial-politik di balik penulisan karya tersebut.
1. Pendekatan Historiografis: Sarjana modern sering mengkaji metode historiografi Al-Tabari, yaitu bagaimana ia mengumpulkan dan menyajikan sumber-sumbernya. Ini termasuk analisis kritis terhadap keandalan sumber-sumber yang digunakan Al-Tabari serta bagaimana ia membedakan antara fakta dan fiksi.
2. Konflik Sosial dan Politik: Tafsir modern juga menyoroti bagaimana Al-Tabari menangani berbagai konflik sosial dan politik pada zamannya. Ini termasuk peran kekhalifahan Abbasiyah, konflik antara Sunni dan Syiah, serta dinamika kekuasaan regional. Para sarjana mencoba memahami bagaimana latar belakang politik ini mempengaruhi penulisan sejarah Al-Tabari.
3. Perspektif Teologis: Sebagai seorang mufasir, pandangan teologis Al-Tabari juga memainkan peran penting dalam karya sejarahnya. Tafsir modern mencoba menguraikan bagaimana keyakinan agama Al-Tabari mempengaruhi interpretasi peristiwa sejarah dan bagaimana ia menyelaraskan narasi sejarah dengan ajaran-ajaran Islam.
4. Relevansi dengan Dunia Kontemporer: Salah satu aspek menarik dari tafsir modern adalah bagaimana “Tarikh al-Rusul wa al-Muluk” dapat diaplikasikan untuk memahami isu-isu kontemporer. Misalnya, bagaimana sejarah konflik sektarian dalam Islam yang dicatat oleh Al-Tabari dapat memberikan wawasan terhadap konflik modern di dunia Islam.
“Tarikh al-Rusul wa al-Muluk”karya Al-Tabari adalah harta karun sejarah yang terus memberikan wawasan berharga bagi para peneliti dan pembaca modern. Melalui tafsir modern, kita dapat lebih memahami metodologi, konteks, dan relevansi karya monumental ini. Warisan Al-Tabari tidak hanya hidup dalam catatan sejarah, tetapi juga dalam interpretasi dan analisis yang terus berkembang di kalangan sarjana masa kini. Dengan demikian, mengkaji “Tarikh al-Rusul wa al-Muluk” melalui lensa modern bukan hanya tentang memahami masa lalu, tetapi juga tentang memahami bagaimana sejarah tersebut membentuk dunia kita saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun