Kemajuan zaman yang semakin pesat terlebih lagi sekarang dunia telah memasukiera society 5.0, dimana setiap detik yang terlewati adalah waktu untuk individu agar dapatmenyesuaikan diri dengan kemajuan yang terus terjadi. Penyesuaian diri yang terjadisecara terus menerus dan berkelanjutan ini menjadi resiko dari kemajuan teknologi yangtelah menyentuh masyarakat secara luas. Penyesuaian ini mau tidak mau dilakukan olehsetiap individu untuk mendapatkan kemudahan yang telah dihadirkan oleh teknologi,sehingga dapat dikatakan jika kemudahan tersebut hanya dapat diperoleh saat manusiamampu menyesuaikan diri dengan kondisi kemajuan yang ada. Seiring berkembangnyakemajuan teknologi, maka tuntutan terhadap kemampuan serta penyesuaian diri padaindividu semakin besar. Maka hal ini menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikandalam proses pelaksanaan Pendidikan.
Kemajuan teknologi di era society 5.0 ini seakan-akan memberikan beban tugasbaru bagi pendidikan, salah satunya adalah menyediakan pengalaman belajar yang dapatmembentuk, mengembangkan, dan menciptakan generasi yang sesuai dengan kebutuhanbaik masyarakat maupun industri di era ini. Hal ini tentu menjadi beban tersendiri bagipelaksana pendidikan, dimana pada penyampaian materi pembelajaran wajib sajaseringkali terhambat oleh ketidakmampuan peserta didik dalam memahami materi, dansaat ini mereka diharuskan untuk menciptakan suasana belajar yang juga dapatmembiasakan peserta didik dengan teknologi.
      Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya dalam tingkat kehidupan sosial yang terus berkembang pada masyarakat mengurangi sekat-sekat antara dunia fisik, digital, dan biologi. Sedangkan Society 5.0 dapat dikatakan sebagai super smart society, di mana pada era ini kebanyakan masyarakat menggunakan teknologi yang canggih nan beragam. Society5.0 atau bisa diartikan masyarakat 5.0 pertama kali diluncurkan di Jepang pada tanggal 21 Januari 2019 dengan tujuan menciptakan tatanan masyarakat yang berpusat pada manusia (human--centered) dan berbasis teknologi (technology based). Society 5.0 merupakan kecerdasan buatan yang memperhatikan sisi kemanusiaan yang berhubungan dengan semua bidang kehidupan diharapkan menjadi suatu kearifan baru dalam tatanan bermasyarakat. Konsep society 5.0 tidak hanya sebatas untuk faktor manufaktur tetapi juga memecahkan masalah sosial dengan bantuan integrasi ruang fisik dan virtual (Skobelev & Borovik, 2017).
      Society 5.0 dapat diartikan sebagai sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Dalam era society 5.0 masyarakat dihadapkan dengan teknologi yang memungkinkan pengaksesan dalam ruang maya yang terasa seperti ruang fisik. Dalam teknologi society 5.0, segala teknologi dimanfaatkan dengan baik sehingga memudahkan pekerjaan manusia, contohnya penciptaan robot. Berbeda dengan revolusi industry 4.0 yang lebih menekankan pada bisnis saja, teknologi pada era society 5.0 tercipta sebuah nilai baru yang akan menghilangkan kesenjangan sosial, usia, jenis kelamin, bahasa dan menyediakan produk serta layanan yang dirancang khusus untuk beragam kebutuhan individu dan kebutuhan banyak oran
 Society 5.0 akan berdampak pada semua aspek kehidupan mulai dari kesehatan, tata kota, transportasi, pertanian, industri dan pendidikan (Undang Undang Republik Indonesia. Tentang sistem pendidikan nasional). Peralihan Revolusi Industri 4.0 ke Society 5.0 berarti Generasi Z sudah tidak lagi tertarik dengan pendidikan karakter, dimana pendidikan karakter merupakan upaya yang disengaja untuk membantu seseorang memahami memiliki seluruh karakteristik psikologis dan moral. dan budi pekerti yang mampu menjadikannya pribadi yang berkarakter (Megawangi:
2007). Pendidikan kepribadian bagi generasi Z saat ini sangat diperlukan, karena kita memasuki era 5.0, dimana segala sesuatunya menggunakan teknologi. Hal ini terkait dengan krisis kepribadian Generasi Z yang kecanduan teknologi di Indonesia. Keberadaan teknologi membawa dampak positif dan  negatif bagi Generasi Z, tergantung bagaimana mereka menyikapinya. Generasi Z harus menyikapi kemajuan teknologi secara positif.
Salah satu pokok penting  tujuan pendidikan nasional  adalah mencetak manusia cerdas dan berkepribadian. Tentunya semua suku bangsa berharap dapat melahirkan generasi Z yang tidak hanya cerdas secara teoritis namun juga beretika, bermoral dan berkarakter. Kementerian Pendidikan Nasional  juga tengah berupaya menerapkan konsep pendidikan berbasis jati diri bangsa pada seluruh elemen pendidikan. Konsep pendidikan dirancang untuk melatih aspek kecerdasan budaya, psikologis, etika, emosional, dan  spiritual (Rizqy, 2019). Manfaat dan urgensi konsep pendidikan karakter ini adalah Generasi Z mampu mengembangkan kecerdasan akademik dan spiritual, bertanggung jawab secara etis, serta berpikir kritis dan inovatif.
KARAKTERISTIK GENERASI Z DI USIA MASYARAKAT 5.0Â
Generasi Z terdiri dari anak-anak yang berada pada usia produktif dan melakukan kegiatan-kegiatan yang menciptakan sesuatu yang positif, berdampak baik bagi lingkungan sekitar dan dirinya sendiri. Saat ini Generasi Z tidak bisa lepas dari kehidupan yang penuh dengan teknologi seperti kegiatan belajar mengajar, kegiatan ekonomi, dan lain-lain. Perkembangan teknologi di era Society 5.0 memberikan dampak positif dan negatif terhadap perkembangan kepribadian generasi muda  Indonesia. Dampak positif  teknologi  memenuhi aktivitas Generasi Z, memudahkan dalam menjalin pertemanan lintas pulau dan negara, dapat mengekspresikan budaya yang berasal dari Indonesia, serta saling berbagi konten positif dalam bekerja. Mereka yang berada pada usia kerja produktif ditempatkan pada posisi teratas sebagai  komponen penting. Namun sebagian generasi muda kurang memanfaatkan teknologi dengan baik, penyebabnya karena budaya asing yang masuk tidak selaras dengan budaya dan adat istiadat yang ada di Indonesia.
Banyak anak muda yang menganggap wajar jika budaya asing  tidak sejalan. Penyebaran kebiasaan  tidak pantas semakin meningkat pesat akibat pesatnya perkembangan teknologi informasi di era Society 5.0. Saat ini Indonesia banyak mengalami krisis kepribadian pada generasi Z, seperti rendahnya semangat sosial di kalangan generasi muda dan semakin banyaknya perilaku menyimpang. Hari demi hari. Oleh karena itu, perlu adanya pembinaan khususnya untuk memahami dampak negatif dari perangkat yang mendominasi masyarakat  Indonesia. Hal-hal kecil yang berdampak besar pada karakter moral Generasi Z, penetapan batasan waktu, dan lain-lain, karena pada dasarnya setiap orang mempunyai gaya perilaku masing-masing dalam memberikan pendidikan di era 5.0 ini.
CARA MENINGKATKAN PENDIDIKAN KARAKTER GENERASI Z DI ERA SOCIETY 5.0Â
Pendidikan karakter sangatlah penting dan wajib dimiliki oleh setiap individu khususnya di era Society 5.0. Sesungguhnya pendidikan karakter adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan watak seseorang atau memperbaiki dasar cara pandangnya, berpikir, bertindak atau menyikapi sesuatu. Tujuan pendidikan karakter antara lain menanamkan jiwa kepemimpinan, kreativitas, kejujuran, keluhuran budi pekerti, dan sifat-sifat positif lainnya. Meskipun pendidikan berbasis karakter sudah populer, namun orang tua  cenderung kurang menyadari kepribadian anaknya. Seringkali orang tua  hanya mementingkan pendidikan secara umum tanpa mengetahui seperti apa kepribadian anaknya. Kurangnya pendidikan karakter pada anak menyebabkan rendahnya kualitas sumber daya manusia, sehingga masa depan dunia tidak berubah dan terhenti pada satu titik waktu. Lebih lanjut, di era Society 5.0, penciptaan teknologi yang kompleks menyebabkan Generasi Z cenderung kurang memiliki individualitas karena hanya terobsesi dengan teknologi yang ada dan gagal mencapai tujuan sosialisasi. Kurangnya sosialisasi dengan lingkungan sekitar menyebabkan seseorang tidak pernah mengetahui cara berkomunikasi dan berkembang dengan baik, sehingga gagal membentuk kepribadian di dalamnya. Untuk itu pendidikan karakter harus dilaksanakan pada semua jenjang pendidikan.
Melaksanakan pendidikan karakter pada semua jenjang  dengan  mata pelajaran pendidikan karakter merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan kepribadian setiap individu. Dalam dunia pendidikan, penyediaan materi-materi terkait pendidikan karakter masih tergolong terbatas dan jarang mendapat perhatian masyarakat. Padahal dengan adanya mata pelajaran pendidikan karakter, generasi muda khususnya generasi z mampu mempelajari hingga membentuk karakternya masing-masing. Terealisasikannya mata pelajaran pendidikan karakter pada seluruh jenjang pendidikan juga meningkatkan minat generasi z terhadap karakter.
TANTANGAN PENDIDIK DALAM MEWUJUDKAN RUANG KELAS BERKARAKTER DI ERA SOCIETY 5.0Â
Pada hakikatnya, ruang kelas berkarakter adalah sebuah lingkungan belajar dalamlingkup kecil, yang mana didalamnya terdapat sekumpulan peserta didik yang akanmelaksanakan pembelajaran yang dalam prosesnya dibimbing oleh pendidik, kemudianbersinergi untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman, sehingga dapat menjaditempat pengembangan potensi serta penguatan pribadi agar sesuai dengan harapanmasyarakat. Ruang kelas berkarakter merupakan salah satu cara untuk menstimulasimuatan muatan karakter yang ada dalam diri peserta didik, sehingga muatan karaktertersebut dapat kian melekat dan berkembang, dengan tujuan agar internalisasi daripengetahuan karakter yang dimiliki dapat terlaksana dengan baik dan sesuai dengan apayang diharapkan.
Faktor lingkungan menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikankhususnya pendidikan karakter, maka sekolah merupakan lingkungan yang paling idealuntuk menciptakan sebuah ruang bagi peserta didik untuk dapat menyaring, memahami,menguatkan, serta mencoba menginternalisasi nilai nilai karakter yang ada dalam dirinya.Hal ini tentu tidak lepas dari peran pendidik sebagai orang yang memiliki peran sangatbesar dalam pengelolaan kelas, dimana pendidik dapat mengarahkan peserta didik untukmelakukan hal tertentu sehingga tercipta suatu suasana kelas yang diharapkan.Saat pendidik secara terus menerus menciptakan suasana kelas tertentu, makalambat laun suasana tersebut akan berpengaruh pada pola prilaku serta karakter pesertadidik. Karena hakikatnya manusia akan terus beradaptasi dan mengasuransikan diri berdasarkan apa yang terjadi disekitarnya. Konsep inilah yang menjadi dasar penerapan kelas berkarakter, dimana ketika pendidik mempunyai kemampuan pengelolaan kelas yang baik dan siswa dapat bersikap kooperatif maka akan tercipta ruang kelas dengan suasana yang ideal bagi pendidik dalam proses penyampaian informasi tentang ilmu pengetahuan, serta tentang ilmu pengetahuan. bagi siswa dalam proses mengembangkan potensinya dan beradaptasi dengan nilai-nilai ideal yang diharapkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H