Dari bermacam-macam katagori yang disajikan Kompasiana membuat saya betah dengan membaca tulisan kompasianer yang lain. Saya akui juga hanya di Kompasiana saya nulis terbanyak dibanding di platform-platform lain yang saya manfaatkan jika ada event lomba menulis saja.
Apa pun karyanya, saya sangat menghargai walaupun terkadang hanya membaca sepintas jika ada tulisan yang sangat panjang.Â
*Kembali ke akun yang saya curigai abal-abal.*Â
Entah bermaksud apa, saya pun sama sekali nggak tau. Awalnya saya berpikiran positif saat memberikan komentar dan penilaian. Saya pikir dia akan berkunjung balik. Eh, kok muncul akun senada seirama yang saya ikuti hingga puluhan akun. Dan nggak ada satupun yang berkunjung balik ke tulisan saya atau jadi followers.
Beruntung ada admin yang mungkin belum tidur dan bekerja di kantor Kompasiana hingga tengah malam. Atau mungkin sistemnya yang mengoperasikan secara otomatis, entahlah. Yang pasti di antara akun siluman yang muncul sampai tengah malam banyak yang *oops* juga.Â
Beberapa tulisan yang sedang saya baca setelah klik halaman berikutnya ternyata sudah oops. Ada juga yang baru saya baca judulnya, eh discroll langsung oops.Â
Beberapa tulisan ada yang selesai saya baca tapi hanya hitungan detik langsung oops.
Mungkinkah akun-akun tersebut milik satu orang?
Mungkinkah aksi sabotase karena kecewa akun aslinya diblokir?
Ataukah tidak tau cara mengirim tulisan dengan beda-beda judul sehingga setiap judul membuat akun baru untuk menayangkan tulisan? Ah, nggak mungkin!Â
*_Terus apa dong motif mereka..._*