Pulang dari Yogya saya kembali kurang sehat karena capek setelah menempuh perjalanan jauh. Kembali ke rumah menemui pekerjaan rumah tangga lagi. Saya paksakan diri untuk mengerjakan karena mbak Tini belum balik.
Bersyukur saya cukup minum obat apotik bisa kembali sehat.
Ketika saya duduk santai di ruang tamu dengan anak saya yang terakhir, saya kasih tau sama anak saya pesan suara yang dikirim mbak Tini saat minta kiriman uang.
Saya nggak menyangka anak saya tiba-tiba menangis. Ketika saya tanya nangis kenapa, jawabnya kasihan mamanya (biasa dia panggil mbak Tini dengan sebutan mama). Dia ingat mamanya nggak punya uang dan menyuruh saya transfer. Saya jawab bahwa saya sudah transfer sebelum berangkat ke Yogyakarta.
Lalu anak saya yang ke dua juga menyampaikan, "Kalau ibu nggak punya uang buat mbak Tini nanti saya pinjam koperasi sekolah ya nggak apa-apa." Saya jawab, "Nggak usah, ibu ada duit buat mbak Tini." Saya sangat terharu dengan perhatian anak-anak saya sama mbak Tini. Mereka betul-betul ikut memikirkan mbak Tini.
Meskipun hanya seorang  PRT, saya mendidik anak-anak saya bersikap baik sama mbak Tini. Nggak menganggapnya sebagai seorang PRT, tapi bagian dari keluarga.
Alhasil, mbak Tini pun betah tinggal bersama keluarga saya hingga 20 tahunan. Saya pun mengingatkan pada anak-anak jika kelak menjadi orang sukses tetap memperhatikan kehidupan mbak Tini. Entah kapan waktunya, jika mbak Tini sudah tidak bekerja lagi sebagai PRT di rumah saya, mereka saya suruh menjatah bulanan berapapun sesuai kemampuan.
Tanpa saya ketahui sebelumnya, ternyata anak-anak saya juga memberikan uang THR pada mbak Tini ketika mau mudik. Mereka sama sekali nggak cerita sama saya. Saya justru tau dari mbak Tini sendiri setelah pulang kampung bahwa anak-anak kasih THR. Saya senang dan bangga walaupun tidak seberapa uang yang diberikan, namun saya menilai dari itikad baik mereka yang  sangat perhatian. Semoga niat baik saya bisa dibuktikan anak-anak kelak walaupun mereka sudah berumahtangga.
Pengabdian seorang PRT dengan pekerjaan yang mulia hendaknya jangan pernah diabaikan oleh siapa pun yang mempekerjakan seorang PRT. Kita mesti memperlakukan dengan baik sehingga jika sudah tidak bekerja lagi mengabdi pada keluarga kita akan tetap terjalin kekeluargaan dan tidak berakhir dengan meninggalkan masalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H