Mohon tunggu...
Ety Supriyatin
Ety Supriyatin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca

Menulis apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. ■JUST BE MYSELF■

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjelang Ramadhan Tidak Kaget dengan Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok

20 Maret 2023   09:13 Diperbarui: 20 Maret 2023   09:14 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bulan Ramadhan datang setiap tahun. Sudah biasa terjadi kenaikan barang-barang apa saja terutama sembako. Masyarakat sudah terbiasa menghadapinya sehingga tidak begitu kaget. Tidak terlalu heran.

Tahun-tahun yang lalu harga cabai pun pernah tinggi, kisaran 80.000 hingga 100.000 rupiah. Begitu juga bawang merah antara 50.000 - 60.000 rupiah. Bahkan minyak goreng curah mencapai 24.000/kg.

Untuk saat ini menjelang bulan puasa 2023 harga barang-barang di atas masih jauh di bawah tahun kemarin.

Harga gula pasir masih stabil 14.000. Begitu juga daging masih 125.000-130.000. Minyak goreng curah masih 15.500 - 16.000/kg. Otomatis minyak goreng kemasan masih stabil. Hanya telur ayam yang beberapa bulan terakhir harga tetap tinggi 28.000  walaupun harga ayam negeri turun.

Gula merah yang banyak digunakan pada bulan puasa dalam minggu ini hanya naik 1000 rupiah/kg yang semula 14.000 menjadi 15.000 rupiah.
Kemungkinan satu minggu yang akan datang naik antara 2000-3000 rupiah di tingkat eceran.

Sejauh ini di pusat perbelanjaan atau pasar belum terjadi antrian panjang. Tidak seperti tahun-tahun yang lalu, satu minggu sebelum memasuki bulan puasa sangat ramai dan berdesak-desakan para pembeli di toko pakaian dan toko sembako.

Kemungkinan besar untuk tahun ini akan terjadi lonjakan pembeli seminggu sebelum lebaran ketika para pemudik sudah pada pulang kampung.

Menurut informasi dari mulut ke mulut untuk saat ini mereka yang ada di kampung tidak terlalu ambil pusing untuk persiapan bulan puasa. Sehingga tidak harus ke pasar memborong keperluan.

Hal itu juga dikarenakan untuk saat ini mereka mengalami kesulitan ekonomi meskipun menerima bantuan-bantuan dari pemerintah.

Untuk mengatur keuangan pada bulan puasa, lebih menghemat saja dengan mengurangi belanja barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan.
Persiapan lebaran yang biasa belanja toples-toples untuk tempat kue dan barang-barang lain tidak harus baru lagi. Bisa memanfaatkan barang yang sudah ada di rumah.

Sedangkan untuk kebutuhan makan selama bulan puasa rasanya sulit untuk mengurangi pengeluaran. Meskipun saat siang hari tidak makan dan minum, namun untuk berbuka puasa dan makan sahur tetap memerlukan makanan yang nilainya lebih besar dari hari-hari biasa selain bulan puasa.  

Katakanlah setiap hari biasa makan cukup nasi dengan sayur dan lauk seadanya, tetapi pada bulan puasa seolah harus ada lauk yang enak-enak dan bergizi. Alasannya sih supaya siang hari tetap sehat dan kuat, tidak terlalu lemas dan loyo.

Semoga kita menyambut bulan suci Ramadhan dengan suka cita dan diberi kelancaran dalam beribadah serta kesehatan lahir dan batin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun