Mohon tunggu...
Ety Supriyatin
Ety Supriyatin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca

Menulis apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. â– JUST BE MYSELFâ– 

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kebijakan Kok Mengganggu Kesehatan dan Berisiko Kecelakaan?

2 Maret 2023   17:09 Diperbarui: 2 Maret 2023   17:11 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SMA Diponegoro 4 Ajibarang, yang sekarang berganti nama: SMA Ma'arif 1 Ajibarang, kenangan masa SMA (Sumber SMA Ma'arif 1 Ajb)

Saya sudah dianggap seperti anak sendiri oleh ibu kos. Makan juga selalu enak-enak dan tidak dibedakan dengan anggota keluarga yang lain.

Karena perlakuan yang baik dari ibu kos saya pun timbal balik. Saya bantu-bantu menyapu dan mengepel lantai. Atau bantu memasak sepulang sekolah.

Rumah yang cukup besar memakan waktu cukup lama juga jika saya menyapu dan mengepel. Dan saya lakukan itu hampir setiap pagi. Rupanya hal itulah yang membuat saya telat berangkat sekolah. Apalagi harus mandi di tempat pemandian umum yang ngantri lama.

Pada saat itu memang air cukup susah di lingkungan tempat kos saya. Sumber mata air dari sumur hanya keluar sedikit. Itupun dipergunakan hanya untuk memasak. Sedangkan stok air banyak hanya pada saat musim hujan, dengan menampung air hujan. Sehingga untuk mandi, mencuci pakaian dan peralatan rumah tangga penduduk mengandalkan air sungai yang tergolong kotor.

Karena mengantri mandi di sungai itulah salah satu penyebab saya telat masuk sekolah, walaupun sudah naik becak. Saya beralasan karena rumah jauh saat kepala sekolah menanyakan kenapa selalu telat. Padahal saya sudah indekos.

Pernah suatu hari saya berangkat sekolah lebih awal. Sengaja saya tidak menyapu lantai dulu. Tidak sarapan. Bahkan mandi pun tidak. Jam 6 sudah sampai sekolah. Pintu gerbang pun masih tertutup. Ujung-ujungnya saya malah masuk angin.

Sebenarnya pengalaman buruk masa lalu saya tidak ingin diulangi oleh anak saya. Ternyata anak saya yang sekarang masih sekolah lanjutan atas sering telat masuk sekolah. Beberapa kali sebagai wali siswa saya  mendapat surat panggilan dan mendatangi guru BK lantaran anak saya kena poin akibat terlambat masuk sekolah.

Beda zaman, beda cerita. Anak saya yang laki-laki itu sering main game di ponselnya hingga larut malam. Saya sudah sering mengingatkan supaya tidur jangan terlalu malam. Kelihatannya dia menurut. Namun ketika saya sudah tidur dia main game lagi.

Saya suka ngomel-ngomel setiap membangunkannya. Terkadang dia bangun untuk salat subuh, tapi kemudian tidur lagi. Saya harus membangunkan untuk tahap ke dua. Masih harus cerewet juga. Tujuan saya supaya cepat-cepat bangun. Saya berpikiran kalau waktu sudah mepet gerakan harus cepat.  Mandi, persiapan makan dan lain-lain jadi tergesa-gesa. Yang saya khawatirkan naik motor di jalan jadi ngebut. Ternyata sampai sekolah pun tetap telat karena berangkat dari rumah seringnya pukul 06.45 atau pukul 06.50. Sedangkan jarak tempuh dari rumah ke sekolah memakan waktu 10-15 menit. Pukul 07.00 pintu gerbang sudah ditutup.

Bagaimana jika di sekolah anak saya diterapkan aturan masuk pukul 05.00 seperti di NTT? Aduh, pusing tujuh keliling! Tentu hal yang sama dirasakan oleh para orang tua lainnya juga. Padahal aturan yang diterapkan sekarang saja (masuk jam 7 pagi) banyak siswa yang sering melakukan pelanggaran dan mendapat poin karena terlambat. Orang tua merekapun sering dipanggil pihak sekolah. Entah sebab apa para siswa sering terlambat, bisa jadi kasusnya seperti anak saya juga.

Maka jika aturan masuk sekolah pukul 05.00 diterapkan, tidak menutup kemungkinan akan banyak siswa yang  di-DO karena melampaui batas pelanggaran, akibat terlambat masuk sekolah. Jelas aturan tersebut tidak efektif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun