Selasa Pagi, pukul 05.00 tanggal 7 Februari 2023, saya terima pesan lewat WhatsApp dari Bulik saya yang mengajak hadir pada acara peringatan satu abad NU yang diadakan di lapangan Desa Tumiyang, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten, Banyumas, Jawa Tengah.
Setelah selesai kirim telur asin ke warung-warung langganan, saya meluncur ke rumah bulik. Bersama ibu saya, bude Mar dan Bulik Isti semobil berempat, berangkat menuju ke lokasi sekitar pukul 09.00.
Sampai di lapangan sudah penuh warga Nahdliyyin (sebutan untuk warga NU) yang ikut memeriahkan peringatan satu abad NU.
Pra acara dimulai dengan tahlilan, sebagaimana tradisi NU setiap penyelenggaraan apapun sebelum memasuki acara.
Peringatan satu abad NU yang hanya terjadi satu kali seumur hidup sangat menyedot perhatian bukan hanya warga Nahdliyyin melainkan di luar organisasi NU bahkan yang beragama selain Islam.
Berita-berita tentang harlah satu abad NU menjadi topik utama di beberapa media online maupun offline. Begitu juga Kompasiana yang menyuguhkan topik pilihan satu abad NU.
Tak hanya penulis beragama Islam, teman-teman penulis di luar Islam pun ikut berpartisipasi mengirimkan artikel seputar NU dan peringatan harlah satu abad NU.
Menyegarkan kembali ingatan sejarah NU dari mulai berdirinya NU, yang melatarbelakangi hingga perjuangan NU dalam mengisi kemerdekaan dan tantangan menghadapi zaman.
Sebagaimana kita ketahui, pemuda Banser menjadi garda terdepan dalam menjaga NKRI. Slogan NKRI harga mati bukan hanya digaungkan pada acara-acara seremonial, tetapi menjadi aksi nyata dalam mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Siapapun yang terindikasi merusak keutuhan NKRI maka banser segera sigap bertindak menangkalnya.
Terlebih jika ada kelompok-kelompok yang mencoba mengusik baik terhadap para tokoh NU maupun organisasi NU sendiri, jalur hukum pun akan ditempuhnya.
Badan otonom lain dalam NU seperti Fatayat dan Muslimat juga berperan aktif dalam masyarakat, bukan hanya melaksanakan kegiatan rutin pengajian-pengajian yang diibaratkan sudah menjadi makanan sehari-hari, tetapi juga ikut andil dalam meningkatkan perekonomian masyarakat dan pemberdayaan perempuan.
Di bidang politik banyak perempuan NU yang menjadi anggota DPR baik di tingkat pusat maupun daerah. Kiprah warga NU meneruskan perjuangan pendirinya menjadi tujuan mulia yang tidak bisa dicegah oleh siapapun.
Dalam peringatan satu abad NU di lapangan Desa Tumiyang, ketua panitia penyelenggara H. Gumuk Sutopo menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh warga Nahdliyyin terutama kepada kades Tumiyang dan warganya yang telah memberikan tempat untuk pelaksanaan Apel Akbar tersebut. Sambutan ketua MWC NU Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas H. Abdul Malik dan ketua panitia penyelenggara H. Gumuk Sutopo secara lengkap bisa didengarkan dan dilihat melalui video di bawah ini yang diunggah di YouTube usai acara.
Dok. Anshar MWC NU Pekuncen
Sebagai mantan ketua ranting Fatayat NU saya sangat terharu dan bangga mengikuti acara peringatan harlah satu abad NU yang menampilkan grup koor dan lagu-lagu islami yang menarik sert anak-anak berprestasi dengan menjuarai berbagai macam perlombaan dari sekolah di bawah naungan LP Ma'arif.
Ditampilkan juga drumband yang sangat menarik dan atraksi pencak silat.
Pencak Silat Nahdlatul Ulama "Pagar Nusa", terdiri dari siswa SMK Ma'arif NU 1 Pekuncen, SMP Ma'arif NU 1 Pekuncen, TPQ Ashabul Huda Petahunan dan Pondok Pesantren Darul Huda Karang pundung Kecamatan Pekuncen, yang total berjumlah kurang lebih seratus anak, dengan pembina Kyai Abdul Hakam dari Cikembulan dan pelatih Miftahudin.
Tak ketinggalan juga anak-anak TK yang berpakaian berbagai profesi, sangat semangat meskipun di bawah terik matahari.
Hampir seluruh keluarga besar saya juga ikut hadir dalam acara tersebut. Mereka sangat antusias mengikuti upacara dan serangkaian acara dari awal hingga akhir meskipun dengan menahan rasa lapar dan haus.
Momen satu abad NU saya sempatkan foto bersama dengan anggota Fatayat dan Muslimat.
Selain itu ada beberapa saudara saya yang menghadiri acara puncak peringatan harlah satu abad NU yang dipusatkan di GOR Delta Sidoarjo.
Adik sepupu saya Zamron Hidayat jauh-jauh dari Bengkulu juga hadir dan mendapat kenang-kenangan kaos dari presiden Jokowi.
Semoga berkumpulnya dengan para ulama dan kyai besar dari berbagai wilayah di Indonesia membawa keberkahan.
Saya sangat salut melihat pemandangan tersebut. Padahal sejak jam 7 pagi mereka sudah siap siaga mengatur lalu lintas dan mempersiapkan segalanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H