Mohon tunggu...
Ety Supriyatin
Ety Supriyatin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca

Menulis apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. â– JUST BE MYSELFâ– 

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Gara-gara Politik

20 Januari 2023   21:03 Diperbarui: 20 Januari 2023   21:10 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gara-gara politik,
mereka menganggapku musuh, momok, dan gemblung
Karena aku memilih kades yang kemudian jadi
Ketika pilihanku gagal jadi
Aku dianggap pemberontak, pendebat, dan oposan

Gara-gara politik,
mereka menganggapku lawan, antagonis, dan penentang
Karena pilihan bupati mereka jadi
Dan ketika pilihanku jadi
Aku tetap dianggap tambeng, inversi, dan penghalang

Gara-gara politik,
mereka menganggapku rival, tandingan, dan saingan
Karena pilihan gubernur mereka jadi
Dan aku dianggap ancaman, bahaya, dan penghadang
Ketika pilihanku jadi

Baca juga: Resume Hidup

Gara-gara politik,
mereka menganggapku  seteru, antitesis, dan pengkritik
Karena pilihan presiden mereka jadi
Dan pilihanku gagal jadi
Lalu gagal jadi lagi

Lalu salah apa dengan politik?
Sedangkan aku berpolitik dengan bergembira ria
Meskipun kontestan sebenarnya kadang berdukacita
Kehilangan yang dimiliki dan tak teraih sebuah keinginan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun